Rabu, 24 April 2013

Ibas Caleg Lagi, Politisi Gak Tahu Malu

Rekan-rekan tentu masih ingat saat sekjen DPP partai demokrat Edhie Baskoro ‘Ibas’ Yudhoyono tertangkap basah kamera wartawan bolos sidang paripurna DPR RI padahal ia mengisi daftar hadir (itupun dibawakan oleh ajudan pribadinya, bukan di meja absensi). Yang konyolnya, kejadian bolos sidang tersebut secara jelas dan tegas melanggar pakta integritas telah mempermalukan partai demokrat di mata rakyat, karena 2 hari sebelumnya seluruh kader partai demokrat seIndonesia baru saja menandatangani fakta integritas di istana Cikeas.
SBY marah besar kepada Ibas, dan Ibas adalah anak yang tahu diri, ia segera mengundurkan diri dari anggota DPR RI dengan alasan akan fokus mengurus partai dan keluarga (kebetulan anaknya ada masalah kesehatan).

SELALU ADA ALASAN PASTI JUGA ADA PEMAKSA

GambarBeberapa waktu yang lalu, partai tempat saya bernaung mengadakan sebuah workshop rekruitmen calon anggota baru, namanya Regu Tangguh Dakwah (RTD). Di ujung workshop, kami ditantang untuk mendatangi sebanyak-banyaknya warga secara acak dan mengajak mereka menjadi anggota partai.

Di tempat yang berbeda, di level kepengurusan yang sama juga diadakan kegiatan sejenis, juga dengan sistem yang sama. Pada akhir workshop seluruh peserta dikumpulkan, jumlah calon anggota baru pun dikumpulkan. Masing-masing peserta ditanyakan jumlah calon anggota partai yang berhasil di-closing.

Kamis, 18 April 2013

Andai Mendikbud Kader PKS

image

Andaikan Mendikbud kader PKS, sudah pasti media massa, baik cetak maupun elektronik, baik online maupun offline, terutama di Kompasiana ini akan penuh berita, artikel, komentar yang akan mem-bully habis-habisan partai dakwah ini.
Keterlambatan pelaksanaan UN adalah kesalahan fatal, namun cukup dengan minta maaf persoalan dianggap selesai.
Beruntunglah Mendikbud M. Nuh ini, meskipun bukan media darling tetapi dia berasal dari partai Demokrat bukan PKS. Kalau bukan PKS, kurang asyik di-bully-nya.

Selasa, 16 April 2013

Alhamdulillah, MK Pertegas Kemenangan Rakyat Sumut

image



Hari ini (15/4/2013) Mahkamah Konstitusi akhirnya mengeluarkan putusan tentang gugatan Pilkada Sumatera Utara oleh Effendi Simbolon dan pasangan lainnnya yaitu Gus Irawan Pasaribu.
Dalam situsnya mahkamahkonstitusi.go.id
menyebutkan, hasil putusan MK tentang Perselisihan hasil Pilkada Sumatera Utara 15 April 2013 jam 14.00 WIB.
Amar Putusan: menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya (hal. 153).
Nomor Perkara : 27/PHPU.D-XI/2013
Pokok Perkara : Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Amar Putusan : Ditolak

Keputusan MK ini menguatkan hasil KPUD Sumatera Utara yang memenangkan pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi dalm pilkada Sumatera Utara.

Minggu, 14 April 2013

Gerilya Media

“The strategy and tactics of guerrilla warfare tend to involve the use of a small, mobile force against a large, unwieldy one“





image



Vietnam vs AS -> 1-0
Vietnam sukses memberikan perlawanan kepada AS. Tidak sedikit sejarawan yang mengatakan perang vietnam adalah kemenangan bagi laskar Vietcong dan kekalahan bagi militer AS - bahkan terbesar dalam sejarah peperangan mereka. Catatan penting bagi kemenangan itu adalah pasukan Vietcong sukses menerapkan strategi perang gerilya yang mereka pelajari dari buku Fundamentals of Guerilla Warfare (Pokok-pokok Perang Gerilya), karangan Jendral AH. Nasution.
Vietnam memang tidak punya pilihan lain. Selain jumlah personil yang terbatas, minim dan sederhananya peralatan tempur membuat mereka tidak mungkin ‘head to head‘ dalam menghadapi kekuatan raksasa militer AS dan sekutu-sekutunya yang baru saja memenangkan Perang Dunia 2. Dengan memanfaatkan penguasaan atas kondisi demografi dan geografi Vietcong melakukan gerilya, membuat tentara AS seperti menghadapi pasukan hantu.
Keluar masuk hutan; menyergap di
malam hari; menyamar menjadi rakyat biasa; melukai bukan membunuh (strategi 1-3, lukai 1 orang, 2 orang akan menjadi sibuk untuk mengusung). Serangan melalui kelompok-kelompok kecil terus menerus dilakukan dan terorganisir dengan rapi. Militer AS dilanda jenuh, frustasi, demoralisasi dan tidak berhasrat melanjutkan pertempuran.

Gerilya Media

“The strategy and tactics of guerrilla warfare tend to involve the use of a small, mobile force against a large, unwieldy one“





image



Vietnam vs AS -> 1-0
Vietnam sukses memberikan perlawanan kepada AS. Tidak sedikit sejarawan yang mengatakan perang vietnam adalah kemenangan bagi laskar Vietcong dan kekalahan bagi militer AS - bahkan terbesar dalam sejarah peperangan mereka. Catatan penting bagi kemenangan itu adalah pasukan Vietcong sukses menerapkan strategi perang gerilya yang mereka pelajari dari buku Fundamentals of Guerilla Warfare (Pokok-pokok Perang Gerilya), karangan Jendral AH. Nasution.
Vietnam memang tidak punya pilihan lain. Selain jumlah personil yang terbatas, minim dan sederhananya peralatan tempur membuat mereka tidak mungkin ‘head to head‘ dalam menghadapi kekuatan raksasa militer AS dan sekutu-sekutunya yang baru saja memenangkan Perang Dunia 2. Dengan memanfaatkan penguasaan atas kondisi demografi dan geografi Vietcong melakukan gerilya, membuat tentara AS seperti menghadapi pasukan hantu.
Keluar masuk hutan; menyergap di
malam hari; menyamar menjadi rakyat biasa; melukai bukan membunuh (strategi 1-3, lukai 1 orang, 2 orang akan menjadi sibuk untuk mengusung). Serangan melalui kelompok-kelompok kecil terus menerus dilakukan dan terorganisir dengan rapi. Militer AS dilanda jenuh, frustasi, demoralisasi dan tidak berhasrat melanjutkan pertempuran.

Gerilya Media

“The strategy and tactics of guerrilla warfare tend to involve the use of a small, mobile force against a large, unwieldy one“





image



Vietnam vs AS -> 1-0
Vietnam sukses memberikan perlawanan kepada AS. Tidak sedikit sejarawan yang mengatakan perang vietnam adalah kemenangan bagi laskar Vietcong dan kekalahan bagi militer AS - bahkan terbesar dalam sejarah peperangan mereka. Catatan penting bagi kemenangan itu adalah pasukan Vietcong sukses menerapkan strategi perang gerilya yang mereka pelajari dari buku Fundamentals of Guerilla Warfare (Pokok-pokok Perang Gerilya), karangan Jendral AH. Nasution.
Vietnam memang tidak punya pilihan lain. Selain jumlah personil yang terbatas, minim dan sederhananya peralatan tempur membuat mereka tidak mungkin ‘head to head‘ dalam menghadapi kekuatan raksasa militer AS dan sekutu-sekutunya yang baru saja memenangkan Perang Dunia 2. Dengan memanfaatkan penguasaan atas kondisi demografi dan geografi Vietcong melakukan gerilya, membuat tentara AS seperti menghadapi pasukan hantu.
Keluar masuk hutan; menyergap di
malam hari; menyamar menjadi rakyat biasa; melukai bukan membunuh (strategi 1-3, lukai 1 orang, 2 orang akan menjadi sibuk untuk mengusung). Serangan melalui kelompok-kelompok kecil terus menerus dilakukan dan terorganisir dengan rapi. Militer AS dilanda jenuh, frustasi, demoralisasi dan tidak berhasrat melanjutkan pertempuran.

Rabu, 10 April 2013

Pemeriksa Pajak yang Jujur

[caption id="" align="aligncenter" width="523"]image Arif Sarjono pernah dicalonkan oleh PKS sebagai anggota DPD perwakilan Sumut. Namun ketakutannya dengan dunia parlemen yang abu-abu membuatnya mundur secara tidak langsung. PKS pun menitipkan suara ke calon lain.[/caption]

Sebagian orang menganggap uang adalah segalanya. Bahkan harga diripun tergadaikan oleh uang. Namun ternyata masih ada beberapa gelintir orang yang tetap menjalankan tetap jujur walaupun seluruh teman-temannya berusaha mengajaknya mencari uang haram dengan jalan KORUPSI.

Berikut ini merupakan kisah yang sangat menarik untuk disimak. Yang menceritakan kehidupan Arif Sardjono, seorang pegawai pemeriksaan pajak departemen keuangan yang sangat jujur. Hidup tidak korupsi itu sebenarnya lebih menenangkan. Meski orang melihat kita sepertinya sengsara, tapi sebetulnya lebih menyenangkan. Keadaan itu paling tidak yang saya rasakan langsung. Sebagai pegawai departemen keuangan, saya tidak gelisah dan tidak kalangkabut akibat prinsip hidup korupsi. Ketika misalnya, tim inspektorat jendral datang, BPKP datang, BPK datang, teman-teman kantor gelisah dan belingsatan, kami tenang saja. Jadi sebenarnya hidup tanpa korupsi itu menenangkan sekali.
Saya Arif Sardjono, lahir di Jawa Timur tahun 1970, sampai dengan SMA di Mojokerto, kemudian kulaih di STAN dan selesai pada 1992. Pada 17 Oktober 1992 saya meikah dan kemudian saya ditugaskan di Medan. Saya ketika itu barangkali termasuk generasi pertama yang mencoba menghilangkan dan melawan arus korupsi yang sudah sangat lazim.

Pemeriksa Pajak yang Jujur

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Arif Sarjono pernah dicalonkan oleh PKS sebagai anggota DPD perwakilan Sumut. Namun ketakutannya dengan dunia parlemen yang abu-abu membuatnya mundur secara tidak langsung. PKS pun menitipkan suara ke calon lain."]image[/caption]



Sebagian orang menganggap uang adalah segalanya. Bahkan harga diripun tergadaikan oleh uang. Namun ternyata masih ada beberapa gelintir orang yang tetap menjalankan tetap jujur walaupun seluruh teman-temannya berusaha mengajaknya mencari uang haram dengan jalan KORUPSI.

Berikut ini merupakan kisah yang sangat menarik untuk disimak. Yang menceritakan kehidupan Arif Sardjono, seorang pegawai pemeriksaan pajak departemen keuangan yang sangat jujur. Hidup tidak korupsi itu sebenarnya lebih menenangkan. Meski orang melihat kita sepertinya sengsara, tapi sebetulnya lebih menyenangkan. Keadaan itu paling tidak yang saya rasakan langsung. Sebagai pegawai departemen keuangan, saya tidak gelisah dan tidak kalangkabut akibat prinsip hidup korupsi. Ketika misalnya, tim inspektorat jendral datang, BPKP datang, BPK datang, teman-teman kantor gelisah dan belingsatan, kami tenang saja. Jadi sebenarnya hidup tanpa korupsi itu menenangkan sekali.
Saya Arif Sardjono, lahir di Jawa Timur tahun 1970, sampai dengan SMA di Mojokerto, kemudian kulaih di STAN dan selesai pada 1992. Pada 17 Oktober 1992 saya meikah dan kemudian saya ditugaskan di Medan. Saya ketika itu barangkali termasuk generasi pertama yang mencoba menghilangkan dan melawan arus korupsi yang sudah sangat lazim.

Selasa, 09 April 2013

Menembak Tahanan Bukan Tindakan Kesatria

[caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Pasukan Brimob bersenjata lengkap menjaga Lapas Cebongan setelah terjadi aksi brutal penyerbuan dan eksekusi 4 tahanan di lapas tersebut oleh Pasukan Kopassus Kandang Menjangan"]image[/caption]



Sebelas anggota Kopassus yang melakukan penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, DIY dan menembak mati empat tahanan mendapatkan dukungan sebagian masyarakat.
Sebagian warga menganggap para pelaku berbuat kesatria karena jujur mengakui perbuatannya. Bahkan muncul edaran melalui pesan Blackberry yang isinya pujian terhadap para pelaku penyerangan Lapas Cebongan.

Minggu, 07 April 2013

Cerita 11 prajurit Kopassus di Tim Mawar dan Cebongan

image





Tim Investigasi kasus penyerangan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman merilis hasil penyelidikan. Hasilnya 11 anggota dinyatakan terlibat. Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono dalam jumpa pers di Dinas Penerangan TNI AD menyebut pelaku penyerangan melibatkan anggota Grup 2 Kopassus yang berjumlah 11 orang.
Sebelas orang itu terdiri dari satu
eksekutor. Sisanya delapan orang
bertindak sebagai pendukung. Mereka menggunakan mobil Toyota Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara dua orang lagi berada di mobil Daihatsu Feroza.
Jumlah anggota Kopassus penyerang Lapas Cebongan mengingatkan kita pada jumlah anggota Tim Mawar yang melakukan penculikan terhadap aktivis 1998. Tim Mawar adalah sebuah tim kecil dari kesatuan kopassus Grup IV. Tim ini adalah dalang dalam operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi.
Kasus penculikan ini menyeret 11 anggota tim ke pengadilan mahkamah militer (Mahmil) II pada bulan April 1999. Saat itu Mahmil II Jakarta diketuai Kolonel CHK Susanto memutus perkara nomor PUT.25-16/K-AD/MMT-II/IV/1999.
Hasilnya Mahmil memvonis Mayor Infantri Bambang Kristiono (Komandan Tim Mawar) kurungan 22 bulan penjara dan memecatnya sebagai anggota TNI.
Pengadilan juga memvonis Kapten Infantri Fausani Syahrial Multhazar (Wakil Komandan Tim Mawar), Kapten Infantri Nugroho Sulistiyo Budi, Kapten Infantri Yulius Selvanus dan Kapten Infantri Untung Budi Harto, masing-masing 20 bulan penjara dan memecat mereka sebagai anggota TNI.
Sedangkan 6 prajurit lain dihukum penjara tetapi tidak dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota TNI. Mereka itu adalah Kapten Infantri Dadang Hendra Yuda, Kapten Infantri Djaka Budi Utama, Kapten Infantri Fauka Noor Farid masing-masing dipenjara 1 tahun dan 4 bulan. Sementara Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto dan Sertu Sukadi hanya dikenai hukuman penjara 1 tahun. Menurut pengakuan Komandan Tim Mawar, Mayor Bambang Kristiono di sidang Mahkamah Militer, seluruh kegiatan penculikan aktivis itu dilaporkan kepada komandan grup, yakni Kolonel Chairawan. Tetapi sang komandan tidak pernah diajukan ke pengadilan.
Sementara itu tanggung jawab komando diberlakukan kepada para Perwira.pemegang komando. Dewan Kehormatan Perwira telah memberikan rekomendasi kepada Pimpinan ABRI. Atas dasar rekomendasi itu Pangab menjatuhkan hukuman terhadap mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto berupa pengakhiran masa dinas TNI (Pensiun). Pejabat lain yang dipensiunkan adalah Danjen Kopassus Mayjen TNI Muchdi PR. Serta Group 4 Kolonel Infantri Chairawan berupa pembebasan tugas dari jabatannya karena tidak mampu mengetahui segala kegiatan bawahannya.
Bedanya, 11 anggota Kopassus yang tergabung dalam tim mawar menculik aktivis, sementara 11 anggota Kopassus penyerang lapas Cebongan menyerang 4 narapidana pelaku pembunuhan anggota Kopassus.

Cerita 11 prajurit Kopassus di Tim Mawar dan Cebongan

image



Tim Investigasi kasus penyerangan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman merilis hasil penyelidikan. Hasilnya 11 anggota dinyatakan terlibat. Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono dalam jumpa pers di Dinas Penerangan TNI AD menyebut pelaku penyerangan melibatkan anggota Grup 2 Kopassus yang berjumlah 11 orang.
Sebelas orang itu terdiri dari satu
eksekutor. Sisanya delapan orang
bertindak sebagai pendukung. Mereka menggunakan mobil Toyota Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara dua orang lagi berada di mobil Daihatsu Feroza.
Jumlah anggota Kopassus penyerang Lapas Cebongan mengingatkan kita pada jumlah anggota Tim Mawar yang melakukan penculikan terhadap aktivis 1998. Tim Mawar adalah sebuah tim kecil dari kesatuan kopassus Grup IV. Tim ini adalah dalang dalam operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi.
Kasus penculikan ini menyeret 11 anggota tim ke pengadilan mahkamah militer (Mahmil) II pada bulan April 1999. Saat itu Mahmil II Jakarta diketuai Kolonel CHK Susanto memutus perkara nomor PUT.25-16/K-AD/MMT-II/IV/1999.
Hasilnya Mahmil memvonis Mayor Infantri Bambang Kristiono (Komandan Tim Mawar) kurungan 22 bulan penjara dan memecatnya sebagai anggota TNI.
Pengadilan juga memvonis Kapten Infantri Fausani Syahrial Multhazar (Wakil Komandan Tim Mawar), Kapten Infantri Nugroho Sulistiyo Budi, Kapten Infantri Yulius Selvanus dan Kapten Infantri Untung Budi Harto, masing-masing 20 bulan penjara dan memecat mereka sebagai anggota TNI.
Sedangkan 6 prajurit lain dihukum penjara tetapi tidak dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota TNI. Mereka itu adalah Kapten Infantri Dadang Hendra Yuda, Kapten Infantri Djaka Budi Utama, Kapten Infantri Fauka Noor Farid masing-masing dipenjara 1 tahun dan 4 bulan. Sementara Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto dan Sertu Sukadi hanya dikenai hukuman penjara 1 tahun. Menurut pengakuan Komandan Tim Mawar, Mayor Bambang Kristiono di sidang Mahkamah Militer, seluruh kegiatan penculikan aktivis itu dilaporkan kepada komandan grup, yakni Kolonel Chairawan. Tetapi sang komandan tidak pernah diajukan ke pengadilan.
Sementara itu tanggung jawab komando diberlakukan kepada para Perwira.pemegang komando. Dewan Kehormatan Perwira telah memberikan rekomendasi kepada Pimpinan ABRI. Atas dasar rekomendasi itu Pangab menjatuhkan hukuman terhadap mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto berupa pengakhiran masa dinas TNI (Pensiun). Pejabat lain yang dipensiunkan adalah Danjen Kopassus Mayjen TNI Muchdi PR. Serta Group 4 Kolonel Infantri Chairawan berupa pembebasan tugas dari jabatannya karena tidak mampu mengetahui segala kegiatan bawahannya.
Bedanya, 11 anggota Kopassus yang tergabung dalam tim mawar menculik aktivis, sementara 11 anggota Kopassus penyerang lapas Cebongan menyerang 4 narapidana pelaku pembunuhan anggota Kopassus.

Kesesatan Logika Ala Fadli Zon

image

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mempertanyakan apakah pengusutan kasus-kasus pelanggaran HAM merupakan kehendak rakyat? Ia juga mempertanyakan batasan dari pengusutan kasus HAM itu, apakah terhenti di kasus kerusuhan dan penculikan aktivis jelang reformasi, atau jauh ke belakang, seperti penembakan misterius (petrus), pembantaian tahun 1965, atau bahkan sampai tragedi 1948.
Pendapat saya, pertanyaan Bung Fadli itu mengandung logika yang sesat dan menyesatkan.

Sabtu, 06 April 2013

GAM Sudah Hijrah, Kok Masih Sembah Berhala?

image



Sejak tanggal 25 Agustus 2005, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah ‘hijrah’ dari jaman pemberontakan ke jaman pembangunan. ‘Hijrah’ ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman/MoU Helsinki oleh delegasi GAM dan delegasi pemerintah Republik Indonesia (RI).

Jumat, 05 April 2013

KOMPAS Sengaja Salah Tulis Soal Rangkap Jabatan PKS?

[caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Edisi cetak KOMPAS 2 April 2013."]image[/caption]

Ada sebuah kesalahan dari Koran Cetak KOMPAS tentang pemberitaan Rangkap Jabatan Tokoh-tokoh Partai yang dimasukkan juga PKS. Di koran tersebut tepatnya pada halaman 2 harian Kompas edisi cetak 2 April 2013, ada sebuah tabel bertitel “RANGKAP JABATAN TOKOH PARPOL”. Dicantumkanlah nama presiden dan sejumlah menteri beserta jabatannya di partai politik. Semua terlihat wajar. Tapi ada yang aneh, pada kolom PKS, tercantum tiga nama serta jabatannya: 1. Suswono, Jabatan Partai: KADER PARTAI. 2. Tifatul Sembiring, Jabatan Partai: MANTAN PRESIDEN PARTAI 3. Salim Segaf al Jufrie: Anggota Majelis Syuro. Coba perhatikan, sejak kapan KADER PARTAI dan MANTAN PRESIDEN PARTAI itu JABATAN PARTAI? Apakah ini ketidaktahuan penulis berita atau memang sengaja? Oleh: Seand Munir

KOMPAS Sengaja Salah Tulis Soal Rangkap Jabatan PKS?

[caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Edisi cetak KOMPAS 2 April 2013."]image[/caption]

Ada sebuah kesalahan dari Koran Cetak KOMPAS tentang pemberitaan Rangkap Jabatan Tokoh-tokoh Partai yang dimasukkan juga PKS. Di koran tersebut tepatnya pada halaman 2 harian Kompas edisi cetak 2 April 2013, ada sebuah tabel bertitel “RANGKAP JABATAN TOKOH PARPOL”. Dicantumkanlah nama presiden dan sejumlah menteri beserta jabatannya di partai politik. Semua terlihat wajar. Tapi ada yang aneh, pada kolom PKS, tercantum tiga nama serta jabatannya: 1. Suswono, Jabatan Partai: KADER PARTAI. 2. Tifatul Sembiring, Jabatan Partai: MANTAN PRESIDEN PARTAI 3. Salim Segaf al Jufrie: Anggota Majelis Syuro. Coba perhatikan, sejak kapan KADER PARTAI dan MANTAN PRESIDEN PARTAI itu JABATAN PARTAI? Apakah ini ketidaktahuan penulis berita atau memang sengaja? Oleh: Seand Munir

Kamis, 04 April 2013

PKS Partai Gagal !!!



Salammualaikum abang none, encang- encing, enyak babe. Pa kabar semua?
Sehat ye? aye doain pada sehat semua lahir batin. Buat yang sakit, sabaar, semoga cepet diangkat sakitnya ma Allah SWT. Yang lagi ditimpa utang, biar cepet lunas utangnye. Yang lagi kena musibah, biar dipermudah hajatnye ma Allah SWT.
Kemaren-kemaren pan udah ane beberin tuh semua dosa-dosanya pks, di sini dan disini lagi. Jadi, dah pada tau pan semua, keburukan-keburukan PKS yang gak dimiliki partai-partai lain se-Indonesia?Nah sekarang, mumpung katanya nih partai mau muludan nih, mau ultah ke-15 katenye, ane ringkesin buat ente-ente pade, macem-macem bentuk kegagalan PKS, yang ujung-ujungnya, selama 15 taun nih partai idup di Indonesia, ternyata dia dah jadi Partai Gagal. Ape aje tuh, cekidot…