Selasa, 01 Juni 2010

DK-PBB Didesak Beri Sanksi ke Israel

[caption id="" align="alignright" width="360" caption="Sidang Dewan Keamanan PBB"]Sidang Dewan Keamanan PBB[/caption]

Anggota Dewan Keamanan PBB mendesak Israel untuk mencabut blokade di Jalur Gaza. Desakan itu mengemuka dalam sidang darurat DK PBB yang digelar Senin (31/5) waktu setempat untuk membahas serangan Israel terhadap kapal relawan kemanusiaan untuk Gaza, Mavi Marmara.

Blokade itu dinilai telah terbukti kontraproduktif dan tidak dapat diterima. DK PBB pun didesak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel yang telah bertindak brutal. Asisten Sekretaris-Jenderal, Oscar Fernandez-Taranco, mengatakan pertumpahan darah harusnya bisa dihindari jika seruan agar Israel mengakhiri blokade Gaza didengarkan.

Dalam sesi sidang darurat itu, Palestina dan bangsa Arab mendesak agar Israel mendapatkan hukuman dan penyelidikan independen atas insiden yang menewaskan setidaknya 16 rekawan internasional itu. Keinginan investigasi itu sejalan dengan mayoritas anggota badan PBB yang paling kuat itu.

Negara-negara anggota DK PBB menyuarakan aspirasi negara-negara lainnya yang tidak duduk dalam kursi Dewan Keamanan dan mengatakan sudah waktunya untuk Israel mengakhiri tiga tahun blokade. Blokade atas Gaza harus sepenuhnya dihapus.

Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, menyebut serangan Israel sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh negara dan menuntut permintaan maaf Israel segera, penyelidikan yang mendesak, serta tindakan hukum internasional terhadap otoritas dan pelaku yang bertanggung jawab, dan mengakhiri blokade Gaza.

Setelah pertemuan terbuka selama 90 menit, dewan masuk ke konsultasi tertutup. Beberapa diplomat yang mengikuti rapat tertutup tersebut mengatakan anggota sidang menegosiasikan teks pernyataan yang diusulkan oleh dewan.

DK-PBB Respon Kekejaman Israel

Para Dewan Keamanan PBB akan bertemu pada Senin sore (selasa dini hari WIB) untuk sidang darurat guna membahas penyerbuan Israel terhadap sebuah armada bantuan ke Jalur Gaza. Menurut seorang diplomat mengatakan pada Reuters, pertemuan itu akan mulai dari 1:00, New York waktu tetapi mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

PBB Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan penyelidikan penuh atas insiden itu.
"Sangat penting bahwa ada penyelidikan penuh untuk menentukan dengan tepat bagaimana sampai terjadi pertumpahan darah. Israel harus segera memberikan penjelasan lengkap," katanya dalam konferensi pers di ibukota Uganda, Kampala.

Gedung Putih pada hari Senin mengatakan "sangat menyesal" dengan hilangnya nyawa dan korban cidera dalam bentrokan setelah pasukan Israel menyerbu sebuah konvoi aktivis internasional yang membawa bantuan ke Jalur Gaza. Sebanyak 19 orang dikabarkan meninggal dalam insiden itu.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera membatalkan perjalanan ke Washington, di mana dia telah diundang untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama, setelah kejadian. Swedia memanggil Duta Besar Israel untuk menjelaskan keadaan kejadian. Dua warga negara Swedia berada di atas kapal yang diserang, sebelum kemudian disita.

Uni Eropa menuntut penyelidikan atas insiden ini. Jerman, salah satu sekutu paling setia Israel, menyatakan terkejut atas insiden itu dan mempertanyakan apakah tindakan oleh pasukan komando Israel proporsional. Dua anggota Bundestag majelis rendah parlemen termasuk di antara lima warga Jerman di atas kapal itu.

"Pemerintah Jerman terkejut oleh peristiwa di perairan internasional dengan Gaza," kata juru bicara pemerintah Ulrich Wilhelm konferensi pers reguler, menambahkan pemerintah sedang mencari klarifikasi lebih lanjut mengenai insiden itu.

"Selama ini pemerintah Jerman mendukung tanpa syarat hak Israel untuk membela diri," ujar Wilhelm. Namun dia menambahkan bahwa tindakan Israel harus menyesuaikan dengan apa yang dia sebut sebagai "prinsip dasar" proporsionalitas. Berlin akan menunggu rincian lebih lanjut sebelum menilai insiden itu, ia menambahkan.

Italia juga mengutuk pembunuhan warga sipil dalam penyerbuan Israel dari armada bantuan sebagai "sangat serius" dan meminta investigasi Uni Eropa untuk mengetahui fakta-fakta sebenarnya. "Saya menyesalkan pembunuhan warga sipil itu. Ini tentu saja merupakan tindakan serius," kata Menteri Luar Negeri Franco Frattini.

Dia juga mengatakan dia telah meminta Duta Besar Israel untuk klarifikasi dan berharap bahwa hal itu tidak akan berimbas pada upaya Israel dan Turki untuk bekerja sama dalam mencari perdamaian Timur Tengah.

Inggris mengatakan pada hari Senin bahwa pada kontak mendesak dengan pemerintah Israel untuk menetapkan fakta-fakta tentang intersepsi dari armada Gaza sementara itu "menyesalkan" hilangnya nyawa dalam insiden ini.

Armada Penembus Blokade Israel Dipersiapkan

Ketua pusat hak kembali Palestina di London, Majid Zer, mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan armada baru untuk menghapuskan blokade Gaza. Armada ini akan berangkat ke Gaza, kira-kira enam pekan dari sekarang, mengingat dukungan dunia internasional sangat besar terhadap Gaza dan dalam menentang kejahatan Zionis.

Pernyataan Zer ini diungkapkanya di tengah aksi rakyat secara besar-besaran bersama ribuan warga Palestina dan minoritas kaum muslimin di Inggris di depan kantor pemerintah Inggris di London, Senin (31/5). Para peserta aksi di depan kantor perdana menteri Inggris ini ingin menunjukan pada dunia bahwa apa yang dilakukan Zionis, tidak sebanding dengan apa yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengirimkan kembali armada kapal terbaru menuju Gaza, dalam enam pekan ke depan. Gerakan rakyat damai untuk solidaritas Palestina akan terus berlanjut. "Kami terus membina hubungan dengan sejumlah pemerintahan di Eropa yang berkaitan dengan warganya yang ikut dalam armada tersebut," ujar dia seperti dilaporkan infopalestina. Ia mengatakan, dirinya adalah bagian dari himpunan dunia internasional yang menentang blokade.

Saat ini, para relawan yang berada di kapal Mavi Marmara dipaksa keluar oleh Israel. Menurut catatan twitter Sahabat Alaqsha, para relawan ini akan dideportasi.

PKS: Seret Israel ke Mahkamah Internasional

Penembakan militer Israel atas kapal pembawa kemanusiaan, Mavi Marmara, yang menuju Jalur Gaza, Palestina, menuai kemarahan masyarakat internasional. Kecaman juga datang dari tanah air, termasuk dari Partai Keadilan Sejahtera, partai Islam terbesar di tanah air.

PKS bahkan mendorong Indonesia menjadi salah satu negara yang memotori dibawanya Israel ke Mahkamah Pidana Internasional. "DPP PKS mengutuk keras tindakan pemerintah Israel yang menyerang secara militer misi kemanusiaan internasional ke Gaza. Ini merupakan bentuk deklarasi perang terbuka dari Israel kepada masyarakat dunia," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Mahfudz Siddiq, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 31 Mei 2010.

Dari enam kapal yang diserang Israel, salah satunya, Kapal Mavi Marmara, mengangkut relawan kemanusiaan dari 50 negara, termasuk Indonesia. Terdapat 12 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut dalam pelayaran misi kemanusiaan 'Flotilla to Gaza' -- Kebebasan untuk Gaza. Penyerangan Israel, termasuk jurnalis tvOne, M. Yasin.

"Negara-negara muslim, termasuk Indonesia, harus membawa kasus ini ke PBB dan Mahkamah Internasional, karena Israel terbukti bukan hanya menyerang Palestina, tapi juga masyarakat Internasional," ujar Mahfudz. Ia mengingatkan, kapal bermisi kemanusiaan itu bukan hanya berisi unsur relawan dari satu negara, melainkan dari banyak negara. Dengan kata lain, Israel telah menegasikan hak dari seluruh negara tersebut.

"Ingat, konvensi internasional tidak melarang bantuan kemanusiaan semacam itu," kata Mahfudz lagi. Oleh karena itu, lanjutnya, Indonesia harus menjadi motor guna membuka mata dunia internasional bahwa kejahatan yang dilakukan Israel bukan sekedar kejahatan atas satu negara, tapi juga kejahatan kemanusiaan atas seluruh umat manusia.

Peran Indonesia untuk membawa Israel ke Mahkamah Internasional, dirasa Mahfudz sangat penting. Terlebih, Presien Palestina Mahmoud Abbas baru saja mengunjungi Presiden SBY di Istana Negara, Sabtu lalu. "Ini kesempatan yang harus diambil Presiden SBY untuk membuktikan ucapannya, bahwa Indonesia tetap mendukung Palestina," kata Mahfudz.

Peristiwa Hari Ini adalah Awal Kehancuran Israel

Mendengar adanya kebrutalan zionis Israel terhadap kapal bantuan untuk Gaza, Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad langsung bereaksi keras. Menurut ini, penyerangan ini merupakan tanda-tanda awal kehancuran Israel.

"Sebagian pihak memandang ini adalah bukti kekuatan entitas Zionis, namun sesungguhnya itu adalah indikator besar bahwa lenyapnya Israel sudah dekat dan awal kesudahannya,” ujar dia seperti dikutip Infopalestina.com. Ahmadinejad pun mengundang seluruh pemimpin dunia Muslim untuk turun tangan mereaksi tindakan Israel tersebut.

Seruan ini pun diungkapkan kembali saat dia menerima kunjungan delegasi DPR RI yang dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie, di Teheran siang ini waktu setempat. Seperti dilaporkan kantor berita Iran, IRNA, dalam pertemuan itu Ahmadinejad menerangkan bahwa saat ini seluruh Muslim di dunia wajib mendukung Palestina. "Ini tugas terpenting umat Islam di seluruh dunia," tutur dia.

Saat ini, kata Ahmadinejad, tekanan terhadap Palestina bukan lagi menjadi isu umat Islam atau Arab semata. Persoalan ini, dinilainya, sudah menjadi isu dunia secara luas. Mendukung perdamaian di Palestina, tutur Ahmadinejad, sama saja dengan mendukung perdamaian dunia.

Sedangkan Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), Hidayat Nur Wahid, yang ikut rombongan delegasi Indonesia mengatakan peristiwa penyerangan konvoi bantuan kemanusiaan di Gaza, telah mempersatukan dua faksi yang selama ini bertikai, yaitu Fatah dan Hamas. Hidayat berharap momentum ini dimaksimalkan, sehingga masalah Palestina bisa diselesaikan.

“Tadi saya sampaikan kepada Ahmadinejad, agar kesamaan sikap Hamas dan Fatah itu, dikembangkan dan dikuatkan oleh negara-negara yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Hidayat usai bertemu dengan Ahmadinejad. Dalam pertemuan itu, delegasi DPR-RI dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie; Hidayat Nur Wahid; dua orang wakil ketua BKSAP, M Najib dan Sidharto Danusubroto; dan dua anggota BKSAP, Azam Azman Natawijaya dan Adi Sukemi.

Hidayat mengatakan, sering ada pandangan bahwa kemerdekaan Palestina hanya akan tercapai jika Fatah dan Hamas bersatu. Karena itu, kata Hidayat, negara-negara seperti Iran, Turki, Suriah, Indonesia, negara-negara Arab, dan lainnya, bisa menjadikan momentum itu sebagai jalan untuk menegakkan HAM dan hukum internasional.

Iran setuju memaksimalkan momentum tersebut. Ahmadinejad maupun Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, kata Hidayat, juga telah setuju memberi perhatian lebih serius terhadap masalah Palestina. Kesediaan yang sama, kata Hidayat, telah disampaikan Presiden Turki, Abdullah Gul, dan Ketua Parlemen Palestina, Mehmet Ali Sahin.

Aneh, Perintah Tembak Komando Israel Tidak Jelas

Tentara Israel Menembak

Juru bicara militer Israel Jendral Avi Benayahu, Senin mengatakan ia tidak tahu siapa yang memerintahkan satu komando angkatan laut untuk menembak setelah mereka naik ke kapal-kapal tujuan Gaza dan menewaskan paling tidak 19 orang. "Saya tidak tahu siapa yang memberikan perintah untuk menembak, terlalu cepat untuk memmutuskan," katanya kepada radio militer.

"Tindakan-tindakan angkatan laut itu sesuai dengan perintah-perintah dan peraturan untuk melepaskan tembakan sangat jelas. Tentara telah diperingatkan jangan terprovokasi. Angkatan laut mengembangkan pola-pola untuk mempersiapkan operasi ini, tetapi kadang-kadang nyawa lebih rumit ketimbang pola-pola itu. Kami mempersiapkan satu misi polisi untuk menghadapi aksi kekerasan, tetapi kami dihadapkan satu aksi kekerasan teroris," kata Benayahu.

Pasukan angkatan laut menyerang enam kapal tujuan Jalur Gaza yang diblokade dengan membawa ribuan ton bantuan dan ratusan aktivis pro Palestina. Israel mengatakan pasukannya diserang sejumlah aktivis dan kedua pihak menggunakan peluru tajam. Paling tidak 19 penumpang tewas.

Memalukan Bila Dunia Mendiamkan Tragedi Penyerbuan Mavi Marmara

[caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Serangan Israel terhadap Bantuan Kemanusiaan"][/caption]

Gerakan Hamas mengecam Israel dan menuding bertanggung jawab penuh atas kejahatannya terhadap kapal-kapal Armada Kebebasan dan para relawan sipil yang membawa bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang terblokade. “Memalukan jika dunia diam dan bungkam terhadap kejahatan Israel dan terhadap blockade kejam. Sikap diam sama saja dengan ikut melakukan kejahatan dan blockade,” kata pernyataan yang dikeluarkan Hamas, sebagaimana dikutip Infopalestina.

Hamas menilai kejahatan Israel ini sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan terhadap bangsa Palestina. Dalam salinan keterangan yang diterima oleh Infopalestina Gerakan Hamas menyerukan kepada seluruh pihak di dunia agar merespons kejahatan Israel itu. Sebab kejahatan Israel sudah menelan korban nyawa dan luka-luka di kalangan relawan dan aktivis solidaritas terhadap bangsa Palestina.

Lebih lanjut, Hamas juga meminta kepada dunia, terutama negara-negara Arab untuk mengecam kejahatan Israel itu dan memberikan sanksi kepada kejahatan Israel ini dan menekannya agar membebaskan Jalur Gaza dari blockade. Bangsa Palestina, bangsa Arab dan semua pejuang kebebasan dunia, menurut Hamas, wajib meluapkan amarahnya kepada Israel dan menyampaikan solidaritasnya kepada kapal-kapal pembawa relawan serta bantuan untuk Palestina.

Gerakan Hamas menyampaikan apresiasi kepada 'pahlawan-pahlawan kapal kebebasan' atas keberanian, prakarsa yang menunjukkan kehendak untuk membebaskan dunia dari kejahatan Israel. Selain itu, Hamas juga menyampaikan apresiasi pula kepada bangsa Palestina yang tegar dan yakin blokade bisa dihilangkan.

Eropa dan Dunia Kutuk Tindakan Keji Israel

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, mendesak digelarnya investigasi penuh terkait serangan Israel ke kapal bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza. Ia mengaku sangat terkejut mendengar serangan tersebut di tengah-tengah kunjungannya ke Ibukota Uganda, Kampala.

''Sangat penting untuk diadakan investigasi penuh untuk menentukan bagaimana darah bisa tertumpah. Israel harus segera memberikan penjelasan lengkap mengenai ini,'' desak Ban. Dia sedang berada di kota tersebut untuk menghadiri seminar peninjauan ulang Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Kecaman juga disampaikan pemerintah Italia yang juga mendesak Uni Eropa untuk mengunngkap fakta-fakta seputar penyerangan itu. ''Saya mengutuk sekeras-kerasnya pembunuhan warga sipil tersebut,'' tegas Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, Senin (31/5). Frattini menambahkan ia telah meminta duta besar Israel untuk memberikan penjelasan mengenai hal ini.

Pemerintah Prancis dan Jerman juga mengecam dan mengaku sangat kaget atas peristiwa yang terjadi di perairan internasional, sekitar 65 kilometer lepas pantai Gaza itu. Para dubes Uni Eropa akan segera menggelar pertemuan untuk membahas kejadian itu.

Tindakan Penyerangan Kapal Relawan adalah Perompakan

[caption id="attachment_374" align="alignright" width="300" caption="Kapal Pembawa Bantuan untuk Gaza"]Kapal Pembawa Bantuan untuk Gaza[/caption]

Serangan pasukan komando Israel terhadap konvoi kapal internasional, bisa dicap sebagai aksi perompak. Menurut para aktivis yang ada di dalam kapal yang membawa barang-barang bantuan untuk Gaza, konvoi itu masih berada di perairan internasional ketika diserang.

Kapal kemanusiaan itu mengangkut sekitar 700 orang aktivis dari banyak negara, termasuk sembilan orang dari Indonesia. Anne de Jong, adalah seorang aktivis Belanda yang ikut dalam misi ini. Masih belum jelas apakah Anne cidera sewaktu pasukan Israel menyerang.

Juru bicara organisasinya, Vivian Korsten, tidak mendengar kabar dari warga Belanda itu sejak serangan terjadi. Satu-satunya kabar baik adalah, Anne tidak berada di atas kapal Turki, di mana dikabarkan sejumlah orang tewas dalam serangan. Aktivis Belanda ini berada di salah satu dari enam kapal lainnya, yang saat ini sudah merapat ke pelabuhan Israel, Haifa.

"Kapal-kapal itu berada kira-kira 65 kilometer dari pelabuhan Gaza. Ini berarti mereka masih berada di perairan internasional. Dan apabila saya mengartikan hukum ini dengan baik, kedatangan pasukan komando Israel yang tanpa diundang ke kapal, bisa disamakan dengan tindakan merompak."

Sebelum serangan bersenjata itu dimulai Korsten masih berkomunikasi dengan aktivis Belanda, Anne de Jong. Ia berangkat Ahad lalu dari Siprus bersama kapal yang membawa barang bantuan ini ke Gaza. "Kita sama sekali tidak membawa satu pun barang yang bisa mengancam keamanan Israel. Setiap penumpang dan juga barang yang dibawa diperiksa oleh polisi pelabuhan setempat. Semua yang kami bawa adalah barang bantuan yang bisa membantu pembangunan kembali Gaza."

Anne de Jong sedang menjalankan program S3 di Institut Studi Oriental dan Afrika, SOAS, di London. Ia terutama aktif membantu aksi-aksi damai bersama Palestina dan Israel.  De Jong ikut serta dalam Gaza Freedom Flotilla karena ia berpendapat tugas-tugas akademis tidak hanya terbatas pada penulisan artikel atau buku. De Jong menekankan bahwa ia tidak akan pernah menggunakan kekerasan.

"Kita tidak akan menyerah begitu saja pada Israel, karena ini adalah misi dengan tujuan akhir Gaza. Kami tidak akan masuk ke perairan Israel. Apabila saya dibawa ke Israel secara paksa, maka saya akan menolaknya, tapi tanpa kekerasan."

Aktivis Indonesia
Redaksi Indonesia dari Radio Nederland Wereldomroep, mendengar kabar sembilan aktivis Indonesia juga berada di kapal itu. Mereka anggota organisasi bantuan internasional Mer-C dan Kispa. Sama seperti aktivis lainnya, belum terdengar kabar dari mereka.

Tentara Israel menyerang enam kapal aktivis pro-Palestina hari Senin pagi. Dalam aksi tersebut 16 orang tewas. Demikian media Israel. Tentara juga memastikan lebih dari 10 aktivis tewas.

Menurut tentara Israel, mereka ingin menghentikan konvoi bantuan ilegal itu. Komando turun ke dek kapal dari helikopter. Setelah itu terjadi penembakan. Di televisi dapat terlihat gambar-gambar aktivis yang terluka dan tentara komando Israel yang mengenakan senjata.

Para aktivis mengatakan tentara langsung melancarkan tembakan. Namun Israel mengatakan, para aktivislah yang mulai menembak. Oleh karena itulah para komando langsung bereaksi. Tentara Israel juga memperingati aktivis untuk tidak pergi ke Gaza. Kapal-kapal itu seharusnya berhenti di kota pelabuhan Ashdod. Di sana bawaan mereka seharusnya diperiksa.

Stasiun televisi Arab, al-Jazeera, sebelumnya mengabarkan, konvoi yang membawa barang-barang bantuan untuk wilayah jalur Gaza yang ditutup Israel dan Mesir itu, mengalihkan jalurnya demi menghindari konfrontasi dengan angkatan laut Israel.

Hamas dan Turki Murka
Pemerintah Turki amat marah atas serangan Israel ini. Kapal-kapal Turki ada di antara konvoi tersebut. Pemerintah di Ankara memperingati adanya 'dampak yang tak dapat diperbaiki'.

Departemen Luar Negeri Turki di Ankara akan memanggil duta besar Israel. Demikian diplomat Turki. Di Istanbul demonstran melakukan aksi unjuk rasa di depan kedutaan Israel. Mereka mencoba menyerang pos diplomatik Israel itu, namun berhasil dihadang.

Gerakan radikal Palestina, Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, juga murka. Kelompok itu menyerukan seluruh orang Arab dan muslim 'memberontak' di depan kedutaan besar Israel di seluruh dunia.

Menurut seorang juru bicara pemerintah Israel, konvoi kapal-kapal itu menyokong gerakan radikal Hamas. Angkatan laut Israel ingin mencegah konvoi bantuan 'ilegal' itu mencapai pelabuhan Gaza. Tentara sudah memperingati aktivis.

Sensor militer di Israel melarang pemberitaan jumlah korban tewas dan luka-luka akibat serangan pada konvoi kapal itu. Namun seorang menteri Israel sudah memastikan ada korban tewas dan luka-luka.

Kapal Relawan RI ke Palestina Diserang Israel, 10 Tewas

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Pelepasan Kapal Relawan ke Gaza"][/caption]

Kapal Mavi Marmara yang ditembaki militer Israel mengangkut ratusan relawan dari 50 negara, di antaranya asal Indonesia. Ada 12 WNI yang ikut dalam pelayaran misi kemanusiaan, Flotilla to Gaza (Kebebasan untuk Gaza).

Relawan asal Indonesia ini bernaung di bawah MER-C, Komite Indonesia Solidaritas untuk Palestina (Kispa) dan Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah. Relawan dari MER-C ada lima orang termasuk jurnalis tvOne, Kispa sebanyak empat orang, dan Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah sebanyak tiga orang.

Berikut ini nama-nama WNI di kapal Mavi Marmara:

MER-C:
1. Nur Fitri (koordinator)
2. dr Arief Rachman
3. Abdillah Onim
4. Nur Ikhwan
5. M Yasin (tvOne)

Kispa:
1. H Ferry Nur (ketua Kispa)
2. Muhendri Muchtar (wakil ketua Kispa)
3. Hardjito Warno
4. Okvianto Baharudin

Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah:

1. Surya Fahrizal (jurnalis Hidayatullah)
2. Santi Soekanto
3. Dzikrullah Ramudya

Bendahara Kispa, Nurdin QQ kepada VIVAnews, Senin 31 Mei 2010, mengatakan, sejak keberangkatan kapal ke perairan Gaza, pihaknya tidak lagi kontak dengan para relawan.

"Tapi kami online terus dengan viva pelastina hingga kabar terakhir kapal ditembaki. Selama ini komunikasi kami memang dibatasi," kata Nurdin.

Sedangkan Amirul Iman, Direktur Operasional Sahabat Al Aqsha saat dihubungi terpisah mengaku terakhir kali berhubungan dengan Dzikrullah subuh tadi.

Informasi terakhir, menurut dia, ada 10 orang yang meninggal akibat serangan Israel dan 50 orang lainnya luka-luka. Namun, belum diketahui identitas relawan yang tewas akibat serangan Israel tersebut.