Kamis, 24 April 2014

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 3)

image

Manuver CSIS lewat Jakob ini tentu membuat resah kubu James Riyadi. Pasca pertemuan tersebut media dalam kendali James Riyadi mulai mengungkit-ungkit peranan CSIS sebagai lembaga yang pada era Soeharto ikut mengebiri PDI. Megawati diingatkan tentang fakta itu. Tujuan akhirnya tentu saja agar Mega dan Jokowi menjauh dari CSIS sehingga James Riyadi bisa dominan lagi.
Tapi jangan sampai dilupakan bahwa kubu CSIS/Jusuf Wanandi mempunyai koran The Jakarta Post, sebuah koran berbahasa Inggris yang cukup berwibawa, yang bisa melakukan serangan balik.

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 2)

image



Setelah CSIS berhasil dibentuk oleh Ali Moertopo, tugas pelaksa harian diserahkan pada 3 kader Kasebul: Jusuf dan Sofian Wanandi serta Harry Tjan Silalahi. Menurut Mujiburrahman, Jusuf dan Sofian Wanandi merupakan kader utama Kasebul yang dididik Pater Beek. Sewaktu mahasiswa dan pergolakan politik tahun 1965, keduanya menjadi bagian penting dari PMKRI [Pergerakan Mahasiswa Katolik Indonesia]. Sedangkan Harry Tjan Silalahi kader Kasebul yang ditempatkan di Partai Katolik sebagai sekretaris jenderal. Tiga orang inilah yang hingga sekarang menahkodai CSIS. Lewat lembaga inilah kebijakan anti Islam dijalankan.

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 1)

image



Tentu banyak yang terperangah ketika Jacob Soetoyo bisa mempertemukan beberapa duta besar negara-negara ‘hiu’ dengan Jokowi dan Megawati. Siapa sebenarnya Jacob Soetoyo?
Jacob memang lebih dikenal sebagai pengusaha. Tapi, dalam konteks menjadi fasilitator pertemuan Jokowi-Mega dengan para duta besar tersebut, tentu kapasitasnya sebagai bagian dari CSIS [Centre for Strategic and International Studies]. Sudah banyak yang tahu bahwa CSIS merupakan lembaga pemikir Orde Baru yang memberikan masukan strategi ekonomi dan politik pada Soeharto. Tapi, yang belum banyak diketahaui adalah hubungan CSIS dengan organisasi fundamentalis Katolik bernama Kasebul [kaderisasi sebulan] yang didirikan oleh Pater Beek, SJ.

Siapa AM Hendropriono Yang di Belakang Jokowi?

image



Sejak awal banyak cerita yang beredar tentang siapa-siapa orang yang ada di sekitar Jokowi. Ironisnya, kebanyakan mereka justru punya catatan kelam, khususnya kepada umat Islam.
Baru-baru ini ramai diberitakan photo seorang jendral bernama AM Hendropriono bersama Jokowi. Tulisan ini akan mengulas sosok Hendropriono yang kontroversial itu.


Nasib Jokowi Bakal Sama Seperti MH370

jokowi stress


Pemilihan Umum (Pemilu) seolah menjadi gula-gula bagi semut industri survei dan pengamat politik yang kian menjamur. Rakyat sebagai inti demokrasi kebingungan sebab peranan lembaga-lembaga tersebut, meskipun tidak semua, telah melampaui otoritasnya dengan menjelma menjadi “biro jodoh” Capres dan Cawapres, sedangkan pengamatnya menjadi “juru nikah” dengan menyodorkan “nama” cawapres tertentu.


Lembaga survei dan pengamat yang dikritik, pada pemilu 2014 ini, utamanya mereka yang ngeblok pada calon wakil presiden (Cawapres) pengusaha, mempunyai dana besar sebab disokong dan dikerumumi konglomerat kakap. Letupan kalimat seperti melacurkan integritas, menyumbat obyektifitas ilmiyah, merekayasa nilai-nilai empiris metode survei dan menggadaikan gelar Master, Phd dalam dan luar negeri  demi politik dan uang, membrondong juru ramal elektabilitas politik dan kekuasaan tersebut. Ekspresi dongkol bermunculan darai para petinggi partai utamanya yang berbasis massa Islam, setelah dipendam sekian bulan sebab mereka dianggap mati suri menemui ajalnya pada Pemilu 2014 ditelan elektabilitas Jokowi.


Kritik yang betul-betul menyayat nurani pelaku bisnis survei datang dari Drajat Wibowo (PAN), Romahurmuziy (PPP), beberapa petinggi PKS dan partai lainnya termasuk para intellektual, sebab realitas politik berbicara lain. Angka-angka ajaib pra-Pileg kontras dengan fakta politik, menambah intensitas gunjingan atas embaga-lembaga tersebut di ruang publik. Mereka yang dituding survei bayaran menjadi musuh bersama sebab dianggap mengumbar angka-angka magic yang muncul entah dari mana rimbanya.

MASIH PERCAYA DENGAN DAGELAN LEMBAGA SURVEY?

Gambar


Beberapa hari setelah Pemilu legislatif dilaksanakan, tepatnya tanggal 11 April 2014 kompas.com menayangkan berita dan tulisan yang menarik. Berita atau artikel tersebut terkait pelaksanaan survey oleh beberapa lembaga survey terkait pilihan masyarakat untuk mencoblos partai tertentu. Survey sendiri dilaksanakan beberapa hari sebelum pemilu tanggal 9 April 2014 itu dilaksanakan.


Pada artikel itu ada empat lembaga survey yang dikutip kompas.com dari rekannya sesama portal online yaitu tribunnews.com. Adapun lembaga survey tersebut Lembaga Survei Jakarta (LSJ), Indonesia Research Centre (IRC), Lembaga Klimatologi Politik (LKP) dan Indonesia Network Elections Survei (INES).


Adapun hasil dari survei itu diperoleh hasil sebagai berikut :

Rabu, 23 April 2014

Dahsyat! Kader PKS Tukang Tambal Ban Terpilih Sebagai Anggota Dewan

image



Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 daerah Subang memperebutkan 50 kursi untuk DPRD. Data dari KPU Subang, 50 anggota DPRD periode 2014-2019 hasil Pileg pada 9 April lalu tersebar di berbagai partai: PDIP 10 kursi; PKS 7 kursi; Golkar 7 kursi; Gerindra 5 kursi; Demokrat 5 kursi; PKB 5 kursi; Nasdem 3; PAN 3 kursi; Hanura 3 kursi; PPP 2 kursi.
Dari 7 caleg PKS Subang yang lolos menjadi anggota dewan salah satunya adalah Pak Raska, tukang tambal ban yang profilnya ramai diberitakan media massa saat masa kampanye, bahkan ikut ditampilkan di acara Mata Najwa. Ia lolos ke DPRD Subang dari dapil 7 (Cikaum, Purwadadi, Tambakdahan, Binong).

Kamis, 17 April 2014

Cinta Ituu Sangat Sederhana

cinta itu sederhana


Kakek dan nenek itu membuka rahasia perkawinan mereka. Limapuluh tahun mereka lewati hidup berumah tangga dalam suka dan duka. Sang kakek kini berusia 75 tahun, dan nenek 70 tahun, saat merayakan ulang tahun perkawinan mereka.


Hal apa yang membuat hidup keluarga mereka selalu bahagia?


“Cinta itu hal yang sangat sederhana. Aku selalu mengingat kebaikan yang ia lakukan, sampai hal-hal kecil dan remeh sekalipun”, ujar kakek.


“Limapuluh tahun hidup bersama dalam rumah tangga, tidak mungkin kami menghindari konflik. Namun setiap terjadi konflik, aku selalu meredam kemarahan dengan mengingat berbagai kebaikan yang telah ia lakukan selama ini,” lanjutnya.


“Di mataku, ia adalah seorang istri yang memiliki sangat banyak kebaikan. Wajar kalau ada kekurangan dan kesalahan yang pernah ia lakukan, karena akupun juga punya kelemahan dan kesalahan. Maka jangan menyimpan ingatan tentang kekurangan dan kesalahannya,” demikian penuturan kakek.

Kamis, 20 Februari 2014

Pakai Masker 2 Sisi? Hoax!!!

Usai meletusnya gunung Kelud, beredar informasi tentang cara penggunaan masker. Melalui media sosial seeperti blackberry, facebook dan twitter, beredar gambar dua buah masker. Yang pertama, masker dengan warna biru di luar dan masker dengan warna putih di luar. Di bagian bawah gambar terdapat tulisan dalam bahasa Inggris, yang mengesankan bahwa informasi itu dari sumber terpercaya.

13928191761238844054

Gambar yang beredar di media sosial

Sumber gambar: kaskus

Sabtu, 08 Februari 2014

INTERVIEW KERJA

bad-interview


Boss: Kamu sudah punya rumah atau belum?
Pelamar: Belum
Boss: Kamu gak bisa diterima di sini
Pelamar: Lho kok begitu..?
Boss: Nanti kamu pasti ngajuin utang ke perusahaan..
Pelamar: Ah.. gak kok, sebenarnya orang tua saya sudah kaya raya..
Boss: Ooo.. malah lebih gak diterima..
Pelamar: Lho kok..?
Boss: Nanti kamu kerja cuma buat hiburan, cuma buat habisin suntuk aja!