Senin, 15 Desember 2014

Ingin Terima Perppu Pilkada? Amandemen Dulu UUD 1945

Main stream kehendak atau aspirasi pemilihan langsung kepala daerah adalah prinsip kedaulatan rakyat dalam system demokrasi. Sehingga frasa dipilih secara demokratis dimaknai sebagai pemilihan langsung oleh rakyat. Pemikiran atau gagasan ini mengabaikan, mengesampingkan bahkan bertentangan dengan secara frontal dengan Bab I pasal 1 ayat 2 UUD 1945.

Kamis, 11 Desember 2014

Tugas Jokowi Selanjutnya, Mempresidenkan JK?

JABATAN tinggi bagi Jokowi sepertinya tidaklah terlalu penting untuk “diseriusi” secara normatif. Begitu pun dengan masa pengabdiannya sebagai pemimpin terpilih yang diberi amanah dari rakyat, adalah sepertinya tidaklah terlalu perlu untuk dituntaskan.
Dulu sebagai Walikota Solo, Jokowi memang sempat menghabiskan 1 periode. Namum setelah terpilih kembali pada periode berikutnya, Jokowi justru sepertinya lebih tertarik menjalankan sebuah “misi politik”, yakni menjadikan wakilnya naik ke tingkat lebih tinggi sebagai pemimpin utama.
Caranya, adalah dengan “menerima tantangan atau ajakan” dari pihak tertentu untuk melangkah mencalonkan diri sebagai pemimpin di momen lain. Dan langkah ini tentu saja amat membutuhkan “deal-deal” kuat dengan membangun konstelasi dari pihak-pihak yang punya kepentingan di dalamnya. Kondisi ini pun lebih bisa disebut dengan istilah “Politik Sublimasi Jabatan”.
Dan nampaknya, “misi politik” itu pun berhasil Jokowi jalankan dengan baik. Yakni dimulai dari Wakil Walikota Solo F.X. Hadi Rudyatmo berhasil naik menjadi Walikota Solo setelah Jokowi sukses memenangkan pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Lalu berikutnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pun akhirnya berhasil naik menduduki jabatan Gubernur DKI Jakarta, yakni setelah Jokowi sukses memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 kemarin.
Dan kini sebagai presiden, tugas atau “misi politik” Jokowi selanjutnya boleh jadi adalah berusaha membuat wakilnya Jusuf Kalla menjadi presiden.
Untuk menjadikan JK sebagai presiden, Jokowi tentu tak harus mencalonkan diri menjadi Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebagai presiden, Jokowi cukup mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tak sesuai konstitusi, kebijakan bertentangan dengan kehendak rakyat, serta cukup mengingkari janji-janjinya di masa kampanye. Dan cukuplah dengan begitu, Jokowi pun bisa dengan mudah di-impeachment atau dimakzulkan.
Kebijakan yang dinilai bertentangan dengan konstitusi dan kehendak rakyat itu salah satunya adalah dengan menaikkan harga BBM. Dan kebijakan ini pun sudah ditempuh oleh Jokowi. Dan benar saja, kebijakan menaikkan harga BBM itu pun mendapat protes dari banyak  rakyat serta dari para aktivis pergerakan, mahasiswa, buruh, dan sebagainya. Pasalnya, menurut Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, Dr. Rizal Ramli, pertama, kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan langkah tidak berdasar karena dilakukan di saat harga minyak dunia turun.
Kemudian, lanjut Rizal Ramli, presiden tidak meminta pertimbangan rakyat, dalam hal ini DPR dalam mengambil keputusan ini (menaikkan harga BBM tersebut). Padahal, menurut Rizal, perihal Undang-undang APBN mengharuskannya untuk mendapat restu dari DPR, kecuali jika harga minyak dunia naik sampai 15% dari asumsi APBN.
Bukan cuma itu, kata Rizal, keputusan yang diambil (Jokowi) itu pun dinilai bertentangan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi. Dan dari alasan semua itulah, Jokowi sebetulnya sudah “membuka diri” untuk dapat di-impeachment alias dimakzulkan.
Tentang misi politik Jokowi ini nampaknya merupakan model baru dalam dunia politik, terutama dalam upaya “perburuan” kekuasaan bagi figur-figur yang dianggap sulit mencapai kedudukan tertinggi dalam sebuah pemilihan kepala pemerintahan.
Model ini sekaligus bisa dikatakan sebagai kebalikan dari model yang kerap terjadi dalam dunia politik dan kekuasaan, yakni model pecah kongsi, di mana pasangan kepala daerah/negara biasanya tolak-menolak dalam pengambilan kebijakan hingga berpeluang saling sikuk dan saling menjatuhkan.
F.X. Hadi Rudyatmo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Jusuf Kalla (JK) adalah figur-figur yang boleh dinilai sangat sulit untuk bisa menduduki puncak jabatan atau kekuasaan sebagai “kosong satu” dalam sebuah pemerintahan apabila melalui proses pilkada atau pemilu secara langsung.
Artinya, F.X. Hadi Rudyatmo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa dipastikan akan tidak terpilih apabila harus maju sebagai calon pemimpin utama (bukan wakil). Alasannya, mudah ditebak, karena keduanya adalah berasal dari kalangan minoritas.
Lain halnya dengan JK. JK memang benar berasal dari kalangan mayoritas, tetapi selain karena ia memang sudah terbukti pernah gagal  menjadi presiden ketika maju bertarung sebagai capres pada Pemilu 2009 lalu, JK juga diduga melindungi Syiah dan Ahmadiyah.
Dulu JK memang pernah dikenal sebagai seorang aktivis PII (Pelajar Islam Indonesia), kemudian HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), dan juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) serta Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI).
JK bahkan dikenal berasal dari dua keluarga ormas besar, Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU). Isterinya pun malah berasal dari Muhammadiyah, asal Batu Sangkar Sumatera Barat.
Namun seperti yang dilansir
Hidayatullah.com, yang menjadi persoalan bukan Muhammadiyah dan NU-nya, tetapi Jusuf Kalla tidak tegas dengan Syi’ah dan Ahmadiyah. Bahkan di saat menjadi Wapres era SBY tahun 2004-2009, dia malah ikut meminta agar buku-buku karya Syeikh Hasan al Banna, Sayyid Quthb serta pemimpin, ulama dan aktivis al Ikhwan Al Muslimun diwaspadai.
Ia juga mengajak generasi muda berhati-hati membaca buku-buku harakah dan fikrah dari ulama gerakan Islam ini  agar lebih berhati-hati dan waspada untuk, “tidak terpengaruh yang nanti akan melahirkan generasi teror yang akan membuat negara ini huru-hara,” katanya. Layakkah seorang yang dulu pernah berkecimpung dalam gerakan Islam seperti PII dan HMI bersikap seperti itu?
Kembali mengenai misi politik Jokowi yang patut diduga saat ini sedang mengemban “tugas” untuk mempresidenkan JK, adalah hal yang tidak mustahil untuk dapat segera terwujud. Masih ingat siapa tokoh yang paling pertama mengajak Jokowi maju mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta?
Juga dengan kekisruhan dua parpol pasca pilpres 2014, yakni di awali PPP dan baru-baru ini Golkar, adalah bisa diteropong sebagai “peristiwa kisruh” yang nampaknya tidaklah terjadi secara kebetulan. Ini adalah sebuah “siklus politik” yang juga pernah berhasil dikondisikan oleh JK ketika terpilih sebagai wapres pendamping SBY, tahun 2004 silam. Ketika itu, JK juga terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar, sehingga di saat itu Golkar pun dengan sendirinya masuk sebagai parpol pendukung pemerintahan SBY-JK.
Dilansir Kompas.com, bahwa seperti diketahui, Munas IX Partai Golkar yang digelar di Bali pada 30 November-4 Desember 2014 menetapkan Aburizal sebagai ketua umum. Aburizal dipilih oleh seluruh pemilik suara sah. Sementara, kubu Agung Laksono juga menggelar Munas tandingan pada 6-7 Desember 2014. Hasilnya, menetapkan Agung sebagai ketua umum dan menyatakan Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP).
Dan ketika rakyat benar-benar jengkel serta kecewa terhadap Jokowi atas berbagai kebijakan yang dinilai tidak populis, juga jika Partai Golkar versi Agung Laksono yang kemudian diberi legitimasi oleh pemerintah, maka tentu semua itu akan sangat menguntungkan posisi JK, dan sekaligus bisa memuluskan langkahnya untuk naik menjadi presiden RI ke8 menggantikan Jokowi. Sudah siapkah JK menjadi presiden? Nampaknya memang sudah siap. Sebab, saat ini menteri di bidang Ekuin dalam Kabinet Kerja adalah dipenuhi oleh para loyalis JK.
Lalu siapa yang akan mengisi kekosongan di posisi wapres? Bisa jadi untuk memulai “belajar” jadi kepala negara, Puan Maharani akan diberi kesempatan agar dapat mengikuti jejak para pendahulunya, Soekarno dan Megawati Soekarnoputri.
Uraian “kisah” di atas memang hanyalah sebuah opini yang cuma mengandalkan intuisi. Tetapi ini bukanlah sebuah cerita fiksi.
Apalagi sebagai pengusaha kelas kakap, JK sudah pasti lebih sangat menguasai bisnis migas, bukan Jokowi. Sehingga Jokowi yang langsung beratraksi tanpa “pemanasan” itu pun sepertinya hanya menunggu waktu akan tergelincir jatuh di atas bidang minyak yang begitu licin.
Andai nantinya Jokowi tidak tergelincir melainkan tetap mampu bertahan, maka itu berarti JK memang tidak akan pernah bisa bernasib menjadi seorang presiden, dan juga tidaklah seberuntung seperti F.X. Hadi Rudyatmo, atau dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).


Sumber & Ilustrasi: Abdul Muis Syam


image

Rabu, 10 Desember 2014

Surat Cinta Guru Untuk Bapak Anis Baswedan


Bapak Anies Baswedan pendidikan nasioanal yg terhormat, saya fathoni seorang guru GTT di MAN Pacitan, dengan ini bermaksud menyampaikan harapan, opini dan ungkapan kegalauan sebagai guru. Surat ini adalah pelbagai macam kejadian yang menjadi kenyataan dalam hidup saya sebagai seorang guru pemula yang dihadapkan pada situasi yang menuntut kreatifitas sebagai guru.

Beberapa kejadian itu saya tulis dalam bentuk seperti ini agar kiranya dapat sampai kepada bapak Anies Baswedan yang terhormat, diantarannya adalah :

  1. Bapak menghentikan Kurikulum 2013 adalah sebuah kenyataan yang dulunya sudah saya pikir sebelumnya, adanya kelemahan dan kekurangan disana sini, dari keterlambatan distribusi buku, implementasi yang tergesa gesa dan sedikit dipaksakan, permasalahan anggaran, rumitnya penilaian deskripsi, belum siapnya mental guru dan siswa untuk berpikir kreatif dan dinamis serta banyak hal yang mungkin belum terkover dalam pemikiran saya.


Namun penghentian ini juga tidak terlepas dari masalah, bapak Anies Baswedan yang saya hormati, Kurikulum 2013 berbeda banyak hal dengan KTSP. Proses kembali ke KTSP ternyata tidak mudah bagi saya yang ditingkat SMA dan MA, Kurikulum 2013 sudah mulai membagi siswa dalam kelas kelas peminatan( jurusan ) dari kelas X, namun di KTSP belum ada Jurusan. Bagaimana siswa yang sudah satu semester menempuh pembelajaran pada masing masing jurusan kemudian kalau di kembalikan ke KTSP anak harus di kembalikan ke kelas umum non jurusan. Padahal dalam satu semester anak tidak diajarkan materi non jurusan seperti biologi, fisika dan kimia untuk jurusan IPS dan sebaliknya untuk anak dipeminatan IPA tidak mendapatkan pembelajaran rumpun IPS.

Sekolah kami kebetulan di bawah naungan kemenag yang baru genap satu semester menjalankan Kurikulum 2013, hari hari ini kami menunggu aturan  main dari atasan kami  apa yang harus dilakukan, persiapan Laporan Hasil Belajar anak semester ini di susun berdasar Kurikulum 2013 atau KTSP. Karena meski rapor KTSP sudah ada, namun karena struktur kurikulumnya berbeda maka perlu payung hukum agar rapor siswa siswi kami tetap mempunyai kekuatan hukum dan legitimasi untuk tingkat selanjutnya.

Bapak Anies Baswedan pendidikan yang terhormat, keputusan menghentikan Kurikulum 2013 dari dasar rekom dari tim anda adalah tindakan yang menurut saya adalah tindakan yang tergesa gesa, kalau saya bandingkan anda lebih tergesa gesa dari penerapan Kurikulum 2013 yang persiapannya sudah lebih dari satu tahun. Berapa bulan bapak menyiapkan keputusan untuk menghentikan Kurikulum 2013 ini? Kalau bapak menilai keputusan penghentian ini adalah kondisi krusial dan genting untuk dilakukan, kiranya anda tidak beda dari menteri periode sebelumnya yang tergesa gesa untuk menerapkan Kurikulum 2013 karena alasan yang krusial juga. Namun yang saya heran, tim yang merekomendasikan untuk menghentikan Kurikulum 2013 banyak juga yang menjadi perumus Kurikulum 2013, mereka para pakar dan ahli  memang sangat pandai dalam meramu sikap dan pribadinya sesuai dengan kondisi lingkungan, mereka sangat pintar dalam mengadaptasi lingkungannya sehingga bapak akan sulit untuk mencari watak yang sebenarnya.

Sebagai penutup point satu ini, kiranya saya diperbolehkan menyampaikan urun rembug dalam masalah bangsa ini :

  1. Penghentian Kurikulum 2013 mohon segera diikuti aturan yang jelas yang akan menjadi solusi cerdas dari beberapa masalah di atas.

  2. Banyak yang bagus dari Kurikulum 2013 yang sudah kami rasakan, mohon kiranya di tambahkan dalam KTSP 2015(penyesuaian dari Kurikulum 2013 )

  3. Mewadahi semua insan pendidikan diseluruh Indonesia itu tidak mudah, Indonesia ini sangat luas dan sangat beragam, tingkat serapan kurikulum dari menteri sampai di sekolah sangat sulit, kurikulum berganti berkali kali hanya berganti administrasi saja, model pembelajaran di sekolah tetap saja konvensional dan kolot. KTSP yang katanya identik dan spesifik ternyata lebih banyak saling copypaste dari seluruh nusantara. Sehingga sebenarnya sedikit  dan bahkan tidak ada yang murni dari ciri kas masing masing satuan pendidikan.

  4. Keberhasilan dalam mendidik anak tidak hanya ditentukan dari bagusnya sebuah kurikulum, kalau bapak Anies Baswedan bersedia mencoba mencari rekam jejak alumni pesantren modern Gontor,  dengan kurikulum dan sistem pendidikan yang mereka lakukan, ternyata menghasilkan insan-insan yang luar biasa. Gontor itu di Ponorogo, tidak diluar negeri, kalau itu baik tidak usah malu untuk menyerap sistem pendidikan yang ada di Gontor atau beberapa pondok modern yang maju secara akademis. Memang dalam beberapa hal ada yang tidak relevan, namun itukan bisa di carikan solusinya. Dari pada mencari referensi luar negeri yang notabene berbeda secara kultural maupun idiologi.

  5. Siswa belajar disekolah hanya sebagian dari waktu yang dimiliki. Selebihnya semua dikembalikan ke orang tua dan lingkungan bagaimana melanjutkan proses pendidikan. Bapak yang merintis Indonesia mengajar, permasalahan pendidikan sebegitu kompleksnya. Kesenjangan antara daerah kota dan pinggiran sangat nyata. Rendahnya peran serta orang tua dalam proses pendidikan, prasarana yang sangat kurang, SDM guru yang belum proporsional, situasi sosial juga tidak kondusif untuk kompetisi akademis. Siswa di daerah pinggiran tidak pernah takut kalau “ tidak lulus”, karena tidak lulus itu adalah suatu yang luar biasa. Mereka tidak takut juga dengan sangsi apabila melanggar tata tertib, mereka tidak takut masa depannya suram kalau dia tidak sekolah. Itulah bahasa yang kasar untuk mereka, bahasa halusnya mereka tidak bersinergi dengan sekolah dan pemerintah dalam pendidikan. Kembali lagi, semua itu karena beragamnya dan jauhnya kesenjangan  kemampuan siswa antar daerah di Indonesia, ada di sebagaian daerah yang siswa smp itu belum lancar membaca, belum lancar berhitung dan masih sempit pengetahuaannya.


Sulit sekali memotivasi mereka untuk belajar, karena banyak diantara mereka tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Terkadang juga orang tua bahkan jadi penghalang mereka ke sekolah, anak di minta untuk membantu pekerjaan orang tua dan mencari nafkah keluarga meski mereka belum waktunya. Kenyataan seperti inilah yang akan kita jumpai di daerah pinggiran. Belum lagi sarana tranportasi yang sangat sulit di daerah, mereka harus jalan kaki berjam-jam untuk sampai di sekolah, secara fisik mereka sudah lelah untuk sampai di sekolah, bagaimana mereka akan bisa fokus dalam pembelajaran. Para pejalan pejalan tangguh ini tidak hanya ada di “ Negeri Atas Awan “ Papua, tapi di daerah saya di pulau jawa tepatnya di Pacitan masih banyak di jumpai.

  1. Pada point ini saya sampaikan permasalah menurut saya juga menjadi penyebab mundurnya kualitas pendidikan di Indonesia, yaitu ketika siswa harus selalu naik kelas. Dalam kurikulum yang dulu anak tidak naik kelas ada dan bisa, tapi di KTSP anak harus naik kelas apapun yang terjadi, walaupun memang aturan tidak begitu namun menjumpai anak yang tidak naik kelas sangatlah jarang. Sistem nilai KKM menjadi penyebab utamanya, di mana guru harus memberikan nilai tuntas ke anak, kalau tidak maka guru harus berulang-ulang bekerja ( remidial ). Dan banyak guru yang malas melakukan remidial tersebut. Selain itu sistem peringkat menjadikan semua pihak merasa harus saling berupaya, maksud saya peringkat adalah seperti ini: diantara sekolah dalam satu kabupaten ada semacam kompetisi kurang sehat agar siswanya dapat nilai yang baik, begitu juga antar kabupaten dalam satu propinsi sampai akhirnya sampai pada level antar propinsi saling berlomba untuk bisa nomor 1 ataupun tidak pada nomor terakhir, karena ini hubungannya adalah kinerja masing-masing kepala dinas propinsi sampai kepala sekolah. Bahkan ketika sampai tingkatan paling parah adalah ketika satu negara berupaya untuk memperlihatkan prestasi negaranya dengan cara yang tidak benar. Para pemimpin memang tidak memerintah untuk berbuat curang akan tetapi seperti membiarkan kecurangan kecurangan itu berlangsung.

  2. Hal yang berikutnya adalah kembali pada tingkat kemampuan antar daerah yang sangat kentara kesenjangannya, Soal UNAS yang sering di lihat mudah oleh para ahli pendidikan ataupun siswa siswa di kota ternyata sangat sulit bagi anak daerah pinggiran. Sememangnya soal ujian sudah diteliti dan di kembangkan memenuhi standar nasional, jadi setiap anak selayaknya memang harus melampaui kriteria yang di minta, tapi kalau saja di paksakan jujur sejujur-jujurnya sangatlah sulit untuk meluluskan anak dipinggiran, beberapa hari yang lalu saya membaca dimedia pernyataan dari BSNP bahwa kita harus meninggalkan image LULUS 100%, betapa ungkapan itu enak dan memang seharusnya. Kenyataannya sangat menyakitkan di daerah pinggiran, akan ada banyak sekali siswa yang Drop Out tidak sekolah karena mereka mau sekolah sudah alhamdulillah apabila mereka tidak lulus maka mereka tidak mungkin untuk mengulang lagi. Belum lagi bagi sekolah, ketika tidak meluluskan siswanya maka tunggulah kenyataan pahit pada PSB berikutnya, tidak akan ada yang daftar disekolah tersebut.

  3. Bapak Anies Baswedan yang terhormat, Inilah point terakhir penutup . Negara demokratis bukan negara yang sebebas bebasnya berpendapat dan berkreasi. Kalau bapak Anies Baswedan aktif mencari aspirasi dari MedSos tentunya bapak pernah membaca ungkapan ini “ artis dibayar mahal untuk merusak moral bangsa akan tetapi guru di bayar sedikit untuk membangun ahlak bangsa”. Kenyataan inilah yang bagi kami sangat membebani, media begitu gencarnya menerjang sendi sendi moral bangsa dan menghancur luluhkan bak sampah yang berserakan, dari pagi sampai malam kita sangat mencari tontonan yang tidak mendidik bagi semuanya. Sehingga saran yang punya TV bahwa mereka membuat acara tidak memaksa siapapun untuk nonton, kalau tidak suka silahkan ganti chanelnya. Betapa hebatnya mereka, karena sebagian besar anak Indonesia sudah sangat terjerat oleh daya tariknya. Pada akhirnya Kalau bapak menteri tidak meregulasi acara TV dengan acara yang lebih mendidik, janganlah semua menyalahkan guru atau kurikulumnya jika mental bangsa ini semakin bejat dan korup. Guru hanya bersama siswanya sekian waktu, selebihnya semua kembali ke lingkungan dan keluarga.


Sebagai ungkapan penutup, bapak Anies Baswedan yang terhormat, semua yang saya sampaikan ini memang tidak terjadi pada semua siswa dan insan pendidikan di Indonesia, inilah gambaran dunia pendidikan yang membayangi kehidupanku sebagai guru, saya masih sangat optimis untuk mendidik generasi bangsa. Saya siap berjuang untuk meninggikan derajat bangsa dengan segala upaya, dengan berbagai tantangan dari manapun. Saya sangat berharap surat yang saya tulis ini sampai dan terbaca oleh bapak Anies Baswedan, sekiranya bisa saya memohon kepada pembaca atau admin kompasiana  ada yang bisa menjadi penyampai untuk bisanya bapak Anies Baswedan membaca, saya ucapkan banyak terima kasih. Sekiranya dalam tulisan saya banyak kekurangan dan sulit dipahami kiranya di maafkan, Majulah Pendidikan Indonesia !

Disalin ulang dari tulisan Fathoni, seorang Guru & Kompasianer

7 Kata Salah Kaprah di Indonesia

Maaf ya gan, ane kurang bisa ngelawak ato bisa dibilang garing, jadi buat Intronya langsung aja fokus kearah tujuan thread ini.
dalam semangat mengampanyekan penggunaan bahasa yang benar sebagai kebanggaan orang Indonesia gan.


Awal ide ane buat thread ini gara2 ane ketemu temen ane yang gaya ngomongnya tinggi banget, tapi sayang ngomongnya nggak sinkron. Dan setelah ane search akhirnya ketemu gan penggunaan kata2 yang terkadang kita sebagai orang Indonesia sendiri salah ngucapinnya/kebalik maknanya.

Rezim Ini Sedang Melakukan 'Test The Water' Pada Umat Islam

Kasus Menteri Anies Baswedan tentang kebijakan Tata Tertib berdoa di sekolah, kemudian publik bereaksi keras, lalu akhirnya Menteri klarifikasi dan ngeles itu hanya wacana, semakin menguatkan dugaan berbagai pihak kalau Umat Islam sedang mengalami 'Test The Water'. Sejauh mana reaksi umat Islam terhadap kebijakan. Kalau diam, maka kebijakan dilanjutkan. Kalau berekasi keras, maka tinggal klarifikasi dan bilang 'itu hanya wacana'.


"Test case seperti melempar batu ke dalam air seberapa riak ummat ini. Satu-Satu. Ada tesa-antitesa, aksi-reaksi, sebab-akibat," ujar bu Wirianingsih Mutammimul Ula melalui akun twitternya @wirianingsih, Selasa (10/12/2014).


Tras Rustamaji (@rustamaji), seorang konsultan IT, juga menyatakan serupa:


1. Sudah makin kentara polanya. Mereka sedang melakukan "test the water" thd umat Islam.


2. Mereka membuat 'kebijakan', kalau para ulama kalem, kebijakan lanjut. Kalau ulama teriak tinggal ngeles 'wartawan salah nangkep! gak gitu'.


3. Dulu pas umat di #testTheWater dgn pelarangan takbir, ulama kalem. Akhirnya jadi deh itu kebijakan jalan.


4. Ingat #testTheWater perubahan dari pakaian muslim ke pakaian encim di sekolah (DKI)? umat protest, mereka ngeles 'itu cuma gosip! gak ada rencana'.


5. Dan, kalau ust. @Yusuf_Mansur nggak teriak, mereka nggak akan ngeles kayak gini.


6. Kita siap-siap aja sepanjang 5 tahun di#testTheWater. qurban & adzan dilarang, khotbah diatur, iman masjid mesti sertifikasi, dll.


"Iya persis spt rncana pnghapusan kemenag. Angkat isu lalu lihat reaksi tokoh2 "kunci". Kl dtolak ngeles kl diam ya bablas," tambah @surodilagan.


Maka menjadi tugas publik dan terutama para ulama untuk terus 'hadir' tidak berdiam.


"Ulama harus ada di setiap masa, mengikuti jejak para Nabi dan Rasul yg dihadirkan Tuhan Maha Pencipta agar manusia selamat sampai tujuan," demikian ungkap ibu Wirianingsih.


KEBIJAKAN ---> UMAT DIAM ---> REALISASI
KEBIJAKAN ---> UMAT PROTES ---> TINGGAL NGELES

Kalem Dulu Kata Ustad Yusuf Mansur

 

Klarifikasi (UYM & Pak Anis Baswedan)


9 Desember 2014


#doa 1. bismillaah..."


#doa 2. saya tumben amat tadi sangat responsif. trhadap berita yg diturunkan detik.com


#doa 3. ttg kutipan pernyataan pak anies baswedan.


#doa 4. sejurus setelah ngetwit, ga lama, zuhur menjelang. saya ademkan diri saya dg shalat. sy menemukan bbrp kejanggalan. &kesalahan sy.


#doa 5. kejanggalan itu adalah -- saya mikir --, apa iya pak anies bcr begitu...? jangan2 nih detik.com salah ngutip...?


#doa 6. saya pernah punya pengalaman saat 1 portal berita ternama, ke pesantren. bertamu baik2. bertanya ttg patunganusaha.


#doa 7. ngobrol panjang lebar, bahkan saya trm dg sangat baik, penuh keramahanan, & trbuka. tp akhirnya, berita yg keluar, beda.


#doa 8. deg. di hati saya, deg. rasanya salah nih. bnr. jgn2 salah kutip, atau apa.... sementara? dah trlanjur ketwit.


#doa 9. selepas zuhur, saya berusaha sms&ngebel pak anies. tp blm trsambung. hingga jelang maghrib blm trsambung.


#doa 10. saya tau, saya ngelanggar komitmen saya u baik sangka. scr ga enak juga dirasanin. apalagi u sesuatu yg ga benar.


#doa 11. sy tau, bhw sy menyuruh kalem. tp siang td sy g kalem. sbb nyentuh soal ibadah&'aqidah. hrsnya ttp kalem sedikit. nunggu tabayyun.


#doa 12. smntr blm trsambung, sy g tau apa yg trjadi. di luar sana, cepat sekali bredar di sosmed, bnyk hal yg berkait&dikait2in dg twit sy.


#doa 13. sbagiannya ada yg apa adanya. dan sebagiannya, ada yg ditambah2in. saat bc ada yg nambah2in, sy makin berdoa, smg berita itu, slh.


#doa 14. sbb apa? sbb sy makin nyadar, hmmm... iya nih. jgn2 ada yg salah. ada yg nambahin, ngurangin, atau reportase ga lengkap.


#doa 15. sesuatu yg pdhl jamak jg trjadi di sy, ke sy. bnyk yg mengutip sepotong2, & nurunin/ngangkat semaunya yg nurunin/ngangkat.


#doa 16. di sisi lain, sy senang, bhw fungsi pengawasan dari masyarakat, yakni saya sebagai bagian dari masyarakat, sangat jalan. efektif.


#doa 18. shingga hal2 yg tdk diinginkan, bs lsg dicegah, jika memang bnr buruk. sebaliknya, kebaikan pun bs cpt trsiar. cumaaaa.


#doa 19. cuma, besok2 sy hrs trbiasa klarifikasi lsg. scr alhamd., skrng akses komunikasi skrng dah bs kemana2. alhamdulillaah, puji syukur.


#doa 20. jelang maghrib, pak anies nelpon saya


#doa 21. tp ga keangkat. lepas maghrib, saya buka hp. ada sms. dari pak anies. rupanya beliau brusaha kontak saya. &minta saya buka hp.


#doa 22. saya inisiatif bel balik. saya sms, saya aja yg ngebel. dibalas beliau. beliau sdg di rumah uminya. di Jogja.


#doa 23. 20 menit jelang isya, Pak Anies ngebel saya lagi. Saling brusaha kontak, ga pas2, he he he. Akhirnya kebales. &Bcr.


#doa 24. Intinya, menurut Pak Anies, berita itu ga benar. Saya di awal kali dngr suara beliau, dah minta maaf duluan. Tp bnyk hikmahnya.


#doa 25. bnr2 buanyak hikmahnya kjadian ini. kpn2 tar diterusin. nampaknya Pak Anies pun sdh mulai nulis klarifikasinya. Alhamdulillaah dah.


#doa 26. sampe sini, syukuri dulu, hal ini, ga benar. sesuai dugaan, sesaat stlh saya twit, bhw agak2 ga mungkin nih berita tsb.


#doa 27. dan alhamdulillaah, trnyata ga bnr. lalu nampaklah kesalahan saya pribadi. insyaaAllah, saya perbaiki u ke depan harinya.


#doa 28. tp saya trs melakukan peran ikut mengawasi. hanya skrng dah bertambah sedikit pengalaman, akan tabayyun dulu. ga asal ceplos.


#doa 29. sekolah2 msh aman, bila mau menjalankan kegiatan doa dll u membuka&menutup kegiatan bljr mngjr. silahkan. malahan ttp didorong.


#doa 30. hanya, bila ada siswa non muslim, atau sebaliknya, jika ada siswa muslim di sana, ksh hak2nya u/ blh tdk ikut. itu saja.


#doa. 31. sepenuh2nya, ini cara Allah, u banyak hal. ya. trlalu bnyk hal malah .kpd smuanya, saya pribadi minta maaf. sdh bikin heboh.


#doa 32. saya sekalian geber ke Pak Anies, bhw saya bs ikut di depan, u/ ikut memberikan sumbangan pemikiran&langkah nyata, u pendidikan.


#doa 33. udahan dulu ya.... mksh banyak atas perhatiannya. semoga semuanya bs bljr banyak. trmasuknya, apalagi saya. bljr trs.


#doa 34. aaahhh... bnr2 banyak cara yg Allah hidangkan, u/ saya&qt smua, u/ trs bljr. salam hangat buat Indonesia.


#doa 35. sy akan ttp ikut negor yg bs sy tegor, & bs sy tegor. baik itu pemerintah, atau siapa aja. sebaliknya, tegor sy jg jika sy slh.


#doa 36. stlh ini, ttp aja pemberitaan akan trs bergulir. yah, ini keniscayaan jg. ya trs aja bljr. mati2 ada peristiwa, pasti ada hikmah.


#doa 37. saya pribadi insyaaaAllah akan ttp turun&ikut bersuara. sejauh yg saya bisa. sejauh yg saya mampu. doanya ya. salam kalem.


#doa 38. oh ya, semuanya ttp hrs bersyukur ya. soal tatib buka tutup ini, ga ada. jika ada, ya bersuara lagi. tp tabayyun dulu, he he he.


#doa 39. dan saya senang. ummat Islam msh kompak u urusan beginian. salut. eh eh eh, udah salem jeee...ok. ok. salam ya. salam.


#doa 40. inget #memori saat nyelepet cicek... 1 cicek, gocap, he he he. plus nyabut uban kepala sekolah, ha ha ha. 1 uban, cepek.


#doa 41. katanya udaaahhhaaannn...? malahan ngomongin cicek...
he he he. sblm udahan beneran, doa dah ya. masing2 aja. buat anak2 qt jg.


Sumber : twitter @Yusuf_Mansur

Selasa, 09 Desember 2014

Mau Tau Tarif Ballroom Mewah Rapat Menpan Yudi?

 

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Yuddy Chrisnandi gencar sosialisasi hidup sederhana kepada pada PNS. Melarang aparatur negara untuk menggelar rapat di tempat mewah, dan menganjurkan mereka untuk santap makanan tradisional.


Tapi kemarin, Senin (8/12), Menteri Yuddy malah menggelar acara bersama 500 kepala daerah di Rafflesia Grand Ballroom, ruangan termewah Balai Kartini, lengkap dengan paket makanan yang tergolong wah.
Lantas berapa tarif ruangantermasuk konsumsi selama acara berlangsung? Berikut penelusuran merdeka.com.


Siang ini, Selasa (9/12), merdeka.com berbincang dengan Marketing Executive Mega Aprilia. Menurutnya, booking penggunaan Rafflesia Grand Ballroom untuk bulan Desember terhitung ramai. Hingga kini, hanya tersisa untuk tanggal16, 23 dan 24.
"Untuk Rafflesia, booking awal Rp 10 juta. Paket meeting harus minimal 300 orang," kata Mega.


Di brosur yang dikirim, dijelaskan bahwa harga sewa ruang Rafflesia Rp 32 juta per 8 jam. Ruangan ini bisa menampung 1.000 peserta jika pengaturan ruangan teater, dan 450 peserta untuk meja bundar dengan total 64 set.


Sedangkan untuk harga menu snack dipatok per peserta Rp 50 ribu, dengan rincian mendapat tiga macam snack, teh, kopi, air dingin, kacang, permen dan chip. Untuk snack terdapat beberapa jenis cemilan.


Jika mengacu pada jumlah peserta dan tidak ada perubahan harga paket snack, maka total harga Rp 25 juta.
Untuk menu makan utama, harga per-box dibanderol Rp 155 ribu. Jika satu box untuk satu peserta, maka total harga buffet Rp 77.500.000.


Sedangkan untuk makanan penutup seharga Rp 110 ribu per orang. Jika dipesan komplet Rp 55.000.000.
Jika acara KemenPAN kemarin menggunakan hitungan seperti itu, maka total harga yang harus dibayar untuk acara dengan jumlah peserta 500 orang adalah Rp 189.500.000.


Jumlah ini baru untuk 500 orang, padahal para kepala daerah itu semua membawa ajudan dan sekretaris pribadi. Jumlahnya yang hadir bisa mencapai 1.500 orang lebih. Biaya yang dikeluarkan pun membengkak sekitar Rp 500 juta.

Yusuf Mansur Pingin Jokowi Segera Diganti

 

Ust Yusuf Mansyur : "met zuhur sob... met zuhur sis... doa dah buat negeri yg kayaknya udah ga kepengen lagi jd negeri yg dominan muslim & Islamnya. tau dah nih.


makin alergi aja dg Islam dan simbol2 agama Islam. ampun. ampun yaaa Allah. ampunin kami. bukannya bela agamaMu. malah jd begini.


besok2 ga boleh azan lagi nih di masjid. sbb nunjukin dominan jg. toh gereja, & pusat2 agama lain, ga pake pengeras suara keluar.


selama ini, toleransi dah jalan dg sangat damai. yaaa Allah, jahat dan bodoh banget sih mereka2 ini. apalagi kalo ia adalah muslim jg.


aaaaammmmpuuuuunnnn... asli aammmmpppuuuunnnnn yaaa Allah. sedih, marah, ngenes....pengen cepet2 pilpres baru lagi aja.


pengen pilih yg nyata2 bnr2 bela agama, tnp perlu jg berantem. pengen pilih yg nyata2 bnr2 bela agama, tnp perlu kekerasan.


met zuhur ya..


saya dulu diem. dan ngebela siapapun yg memerintah. tapi kalo sampe nyentuh udah urusan kayak doa di awal pg di sekolah2, males banget diem.


apalagi sampe nyentuh masjid2... bnr2 males diem!!!met zuhur. met zuhur. met zuhur.


mdh2an adem nih hati dan pikiran".


Silahkan di like dan bagikan tulisan ini agar umat islam waspada terhadap pelemahan agama secara sistematis.


Ya Allah, berilah kami kekuatanMu agar mampu melindungi ajaranMu dari mereka yang membenci agamaMu. aamiin.

BOOM...!!! Bohong Bu Susi Terbongkar?

perahu pencuri ikan

Jumat lalu tepatnya 5 Desember 2014 3 perahu (katanya) milik nelayan Vietnam diledakkan di perairan sekitar Pulau Anambas, Kepulauan Riau. Peledakan perahu kecil tersebut menjadi bombastis karena diliput berbagai media. Dan gaungnya pun seolah-olah meledakkan kapal besar bertonase ratusan ton.

Tak tanggung-tanggung, aksi fenomenal itu melibatkan tiga kapal TNI AL, yaitu KRI Sultan Hasanuddin, KRI Barakuda-633 dan KRI Todak-631. Tak cukup kapal tempur, sejumlah helikopter pun terlihat berputar-putar di atasnya, memantau.

Sang korban tersebut diidentifikasi sebagai KG 90433 TS. ATS 005, KG 94366 TS. ATS 006, dan KG 94266 TS. ATS 012.

berita perahu detik(http://news.detik.com/read/2014/12/05/120038/2768666/10/boom-3-kapal-nelayan-vietnam-pencuri-ikan-diledakkan)

Benarkah perahu-perahu tersebut milik Vietnam? Ini datanya:

Ternyata Tuhan masih cinta pada negeri ini. Kebohongan mereka pun dibuka selebar-lebarnya. Salah satu perahu bernomor KG 90433 TS. ATS 005 terbukti bukan milik Vietnam, namun milik Indonesia sejak tahun 2008. Perahu tersebut diketahui sebagai perahu tangkapan TNI AL di perairan Kalimantan Barat karena mencuri ikan dan kemudian dilelang pada Selasa 8 Juli 2008.

Pelelangan tersebut berlangsung di Markas Pangkalan TNI AL Pontianak Jl. Kom Yos Sudarso diperantarai oleh Kantor Lelang Pontianak. Perahu KG 90433 TS. ATS 005 tersebut pun akhirnya terjual dengan harga 96 juta rupiah dari limit harga 92,1 juta rupiah. Sialnya, berita tersebut tertulis dengan gamblang di website Kementerian Kelautan dan Perikanan yg digawangi oleh Ibu Susi.

berita perahu kkphttp://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/5345/Enam-Kapal-Ikan-Tangkapan-Dilelang/?category_id=105

Kalau sudah begini, mau percaya apa lagi kita dengan rezim ini?

Kamis, 20 November 2014

[Subsidi BBM] Trisakti Barang Dagangan, Arwah Bung Karno Menangis

Pada Maret 2005 saat harga minyak internasional naik dari USD25 per barel menjadi USD60 per barel, Pemerintah mengambil kebijakan menaikan harga Premium dari Rp1.810 menjadi Rp2.400  perliter (naik 32 persen) dan Solar dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter (naik 27 persen). Lalu pada 1 Oktober 2005, harga Premium kembali naik dari Rp 2.400 menjadi Rp 4.500 per liter (naik 87 persen) dan harga solar naik dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300 per liter (naik 105 persen). Mungkin kita masih ingat, sebelum kenaikan itu terjadi, Presiden SBY menyatakan, "I don’t care with my popularity".