Tampilkan postingan dengan label Taik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Taik. Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 Maret 2015

Kompas TV dan CFD pun Akhirnya Menjadi Korban 'Taik' dari Ahok

ahok dungu masawepdotcomSumpah serapah, caci maki dan luapan kekesalan dengan bahasa taik yang meluncur dari mulut Ahok akhirnya memakan korban. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi tegas berupa penghentian sementara segmen wawancara pada program ‘Kompas Petang’. KPI dalam siaran persnya, menyatakan, program wawancara Ahok yang dipandu oleh Aiman Wicaksono terkait kisruh dengan DPRD DKI Jakarta itu dikategorikan sebagai pelanggaran atas norma kesopanan, perlindungan anak-anak dan remaja, pelarangan ungkapan kasar dan makian, serta melanggar prinsip-prinsip jurnalistik.

Menurut KPI, bahasa taik yang meluncur deras dari mulut Ahok dilarang untuk ditampilkan karena melanggar norma kesantunan di saluran publik, merendahkan martabat manusia, dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat serta rentan untuk ditiru oleh khalayak, terutama anak-anak dan remaja.

Surat sanksi KPI itu juga menyebutkan, meskipun Aiman Wicaksono telah mengingatkan Ahok bahwa siaran tersebut “live” dan agar kata-katanya diperhalus, namun upaya itu tidak berhasil sehingga kata-kata yang tidak pantas dari mulut Ahok tetap tersiar ke publik. Bahkan Aiman pun disemprot oleh Ahok. Kompas TV dianggap lalai dan tidak tanggap atas bahasa taik Ahok. Seharusnya Kompas TV langsung menghentikan siaran “live” tersebut ketika Ahok mulai menggunakan ‘bahasa tolilet’.

Selain memberi sanksi penghentian sementara program “Kompas Petang”, KPI juga mewajibkan Kompas TV untuk menyampaikan permintaan maaf kepada publik yang disiarkan pada waktu siar yang sama dalam program “Kompas Petang” selama tiga hari berturut-turut sejak tanggal diterimanya surat dari KPI.

Ahok beralasan munculnya bahasa taik karena Aiman selaku pewawancara terus ngeyel mengejar keterlibatan istrinya dalam mengelola pemerintahan DKI Jakarta. Ahok berulangkali membela diri bahwa kehadiran istri dan adiknya dalam rapat revitalisasi kota tua karena dijebak oleh anak buahnya. Ahok menolak dirinya menerapkan kepemimpinan nepotisme.

Aiman sendiri membantah tudingan Ahok. Melalui twit pribadinya, Aiman menjelaskan bahwa kebenaran publik harus diungkap meskipun beresiko. Masih menurut Aiman, dirinya sudah terbiasa tidak merasa puas jika jawaban narasumbernya ngambang, tidak pasti dan berputar-putar. Bagi Aiman, jawaban Ahok tentang keterlibatan istrinya harus diperdalam lagi sehingga kecurigaan publik tentang adanya nepotisme bisa terjawab. Bagi Aiman, nepotisme adalah saudara kembarnya korupsi. Karenanya, Aiman terus mengejarnya meskipun beresiko. Tentu saja resiko yang dimaksud Aiman yang berani mengungkap nepotisme Ahok, dirinya akan dicaci maki AHok dan dibully oleh Ahoker.

Selain membawa korban Kompas TV dan Aiman, bahasa taik Ahok juga berpotensi mengantarkannya lengser dari kursi DKI-1. Tim angket DPRD berencana memasukkan bahasa taik Ahok sebagai bagian dari penyelidikan hak angket yang saat ini sedang berjalan. DPRD akan memanggil 2 orang pakar Tata Negara yaitu Irman Putra Sidin dan Margarito Khamis untuk menanyakan apakah bahasa taik Ahok termasuk pelanggaran etika atau bukan.

Tak hanya Kompas TV dan Aiman, gara-gara maraknya protes bahasa taik Ahok, car free day (CFD) pun terancam menjadi korban. Menurut Ahok, CFD sudah berubah menjadi ajang kampanye politik dengan maraknya aksi menuntut Ahok lengser. Melihat penolakan terhadap dirinya makin besar, Ahok pun akhirnya berencana akan menghentikan program CFD. Ahok khawatir jika CFD terus digunakan sebagai ajang kampanye politik penolakan terhadap dirinya, maka citranya akan semakin hancur lebur di mata warga Jakarta. Ahok sadar pendukungnya hanya ada di dunia maya, sehingga setiap CFD selalu didominasi oleh aksi massa yang menginginkan dirinya lengser. Agar citranya tidak semakin terpuruk, Ahok meminta agar CFD segera dihentikan.

 

Disalin ulang dari tulisan Bejo al-bantani