Tampilkan postingan dengan label antv. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label antv. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Desember 2014

Karangan Orientalis Kristen, King Suleiman atau Abad Kejayaan Harus Dihentikan

Polemik penolakan terhadap tayangan stasiun ANTV berjudul "King Suleiman" yang kini berganti judul menjadi "Abad Kejayaan" terus berlanjut, salah seorang dosen asal Pasuruan bernama Ustadz Fadh Ahmad Arifan memaparkan secara jelas bahwa tayangan yang diputar oleh ANTV bersumber dari kisah karangan Orientalis Kristen untuk mendiskreditkan sejarah kejayaan Khilafah Islamiyah.


Diakhir tulisanya, Ustadz Fadh yang juga merupakan dosen dari STAI al-Yasini juga mengajak kepada kaum muslimin untuk merujuk pada buku-buku karangan Sejarawan Muslim yang lebih dapat dipercaya dan obyektif, dibanding tulisan-tulisan para Orientalis Kristen yang ditayankan oleh ANTV.


Berikut tulisan lengkapnya, dikutip dari hidayatullah.com dengan judul : Sulaiman al-Qanuni Versi Sejarawan Muslim dan Orientalis


Di penghujung tahun 2014 kita disibukkan dengan polemik terkait penayangan serial film King Suleiman. Film yang di Turki dilarang tayang oleh Reccep Tayyip Erdogan, justru di Indonesia, tetap ditayangkan.


Karangan Orientalis Kristen, Sinetron King Suleiman atau Abad Kejayaan ANTV Harus Dihentikan

Sekilas bila melihat cuplikan thriller-nya, kesan yang muncul ialah gambaran Seorang Sulaiman al-Qanuni yang dikelilingi harem tidak berjilbab, berpakaian vulgar yang menonjolkan keseksian belaka. Wajar apabila seorang Ustad Yusuf Mansyur tidak diam.


Melalui akun twitternya Yusuf menulis, “Shalat sunnah hajat 2 rokaat, & doain supaya penayangan film king Suleiman segera dicabut”. (Baca: Ust. Yusuf Mansur Minta Antv Batalkan Penayangan King Sulaeman)

 
Sejumlah petisi juga dibuat pengguna sosial media dan internet (netizen) mendesak penayangan film ini dihentikan. Tak tanggung-tanggung, di laman petisi online, Change.org, sedikitnya 4 petisi dibuat. Tuntutan petisi diantaranya meminta stasiun ANTV menghentikan tayangan serial televisi King Suleiman hingga meminta pemerintah untuk menghukum stasiun televisi yang menayangkannya.


Tulisan saya kali ini juga merupakan bentuk “protes” sekaligus pelurusan sejarah. Agar yang membaca menjadi paham siapa sejatinya sosok Sulaiman al-Qanuni. Jangan sampai keluarga dekat saya, termasuk orang tua, sahabat dan teman-teman yang sekiranya masih awam di bidang sejarah; menelan mentah-mentah kisah dalam film tidak bermutu tersebut. Singkatnya, saya tidak ingin mereka punya kesimpulan bahwa seorang pemimpin besar Imperium Turki Usmani suka gonta-ganti perempuan seperti putra Sang Fajar.


>>> Perspektif Sejarawan Muslim



Kisah King Suleiman Perspektif Sejarawan Muslim


Dalam banyak buku sejarah, khususnya terkait Ottoman studies yang ditulis para sejahrawan Muslim akan di temukan tentang Sulaiman al-Qanuni. Ia ditahbiskan bersama Salim I bin Beyzid (w. 1519M) sebagai khalifah terkuat.


Salim I dikenang sebagai khalifah yang menundukkan Shafawiyah (Syiah) yang bersekutu dengan penjajah Portugis menghadapi kaum muslimin (Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, 2008, hal 363).


Sulaiman al-Qanuni dilahirkan di kota Trabzun. Saat itu ayahnya sedang menjadi Gubernur di wilayah tersebut. Beliau naik ke singgasana kekuasaan pada saat baru berusia 26 tahun. Sulaiman ini tipikalnya bukan orang yang terburu-buru dalam semua tindakan dan mengambil keputusan. Bila telah mengambil keputusan, maka beliau tidak akan pernah menarik keputusan yang sudah diambil (Ali Muhammad ash-Shalabi, hal 261).


Sulaiman al-Qanuni bukan hanya terkenal di daratan Turki usmani, akan tetapi pada awal abad ke 16 ia adalah Kepala Negara yang paling terkenal di dunia. Dosen UIN Yogyakarta, M. Abdul Karim menulis, “ia seorang penguasa yang Saleh. Mewajibkan rakyatnya Sholat 5 waktu dan berpuasa di Bulan Romadhon, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sangsi badan”. Sulaiman ini juga berhasil menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Turki (M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, hal 314).


Satu lagi, ketika di Eropa terjadi pertentangan antara Katolik dan Protestan, non Muslim yang lari untuk minta suaka politik kepada Khalifah Sulaiman. Mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberi tempat di Turki Usmani. Jadi, disaat Katolik Roma dan Protestan mendzalimi pemeluknya, maka Sulaimanlah yang paling adil terhadap rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam.


Keberanian seorang Sulaiman al-Qanuni tak perlu diragukan lagi. Beliau terlibat dalam perang-perang besar yang ia pimpin sendiri. Tidak mau menyerahkan kepada panglima Perangnya. Hal itulah yang membuat segan seluruh raja-raja Eropa ketika itu, sampai-sampai raja Perancis Frans I pernah minta bala bantuan kepada Sulaiman (Hamka, Sejarah Umat Islam, hal 559). Sepanjang kepemimpinannya, Sulaiman al-Qanuni menguasai Beograd, semenanjung Krym hingga ibukota Wina, Austria. Beliau juga berhasil menaklukkan Hungaria dan sebagaian besar wilayah-wilayah Arab.


Di zaman Sulaimanlah disusunlah Undang-Undang Turki Usmani. Oleh karena itu beliau di gelari “al-Qanuni”. Begitu juga armada angkatan Laut Turki, Sulaimanlah yang membangunnya, dibawah pimpinan Laksmana Khairuddin Pasha, yang lebih dikenal dengan Barbarosa (si Janggut Merah). Khairuddin dulunya seorang bajak laut Yunani yang dibawa ayahnya datang mengabdi kepada Khalifah. Keahliannya dibidang kelautan membuatnya dipercaya Khalifah sehingga suatu hari mampu menaklukkan Afrika Utara (Hamka, hal 559-560).


Banyak peninggalan-peninggalan Sulaiman al-Qanuni yang dapat kita kenang. Tahun 1550 M, Sulaiman al-Qanuni mendirikan Masjid baru di Edirne yang dihiasi 4 menara yang tinggi. Masjid itu diberi nama “Masjid Sulaiman”. Selain masjid Sulaiman, didirikan pula 81 buah Masjid Jami’, 52 buah Masjid kecil, 55 buah Madrasah, 7 buah asrama besar untuk mempelajari al-Quran, 5 buah takiyah (tempat memberi makan fakir miskin), 2 bangunan Rumah sakit, 7 buah Jembatan, 33 buah Istana, 5 buah Museum dan 33 Pemandian umum (hammam). Semua ini diarsiteki oleh Mimar Sinan. Menurut Hamka, Sinan bukan hanya ahli desain bangunan, melainkan juga ahli “khat” yaitu tulisan yang indah-indah yang kerap menjadi hiasan masjid-masjid (Hamka, hal 560-601).

>>> Perspektif Orientalis Kristen



Kisah King Suleiman Perspektif Orientalis Kristen



Bila pernah bermain game “The Age of Empire III”, disitu terdapat sosok Sulaiman yang digelari orang Barat dengan “the Magnificent”. Di game tersebut, Sulaiman punya pasukan elit khusus yang bernama “Janissary” atau “Yenicheri”. Menurut Stephen Turnbull, beliau naik ke singgasana kekuasaan ketika berumur 25 Tahun. Sayangnya, Turnbull tidak mencantumkan referensi soal umur ini (Stephen Turnbull, 2003, hal 45).


Selama 46 tahun berkuasa, Sulaiman al-Qanuni memperluas imperiumnya di timur Anatolia, Iraq, laut merah, hingga Hungaria. Beberapa wilayah ini lebih memberi keuntungan dari segi pertahanan ketimbang ekonomi. Tetapi keseluruhan wilayah yang ditaklukkannya memperkuat status Sulaiman sebagai penguasa salah satu kerjaaan terbesar di kala itu (Colin Imber, 2012, hal 82-83).


Colin Imber juga menulis bahwa di dalam struktur dinasti Ottoman, Sultan dibolehkan menikah sampai empat wanita sekaligus, bahkan Colin menyebut ada aturan yang mengijinkan laki-laki untuk memiliki hubungan seksual dengan budak-budak wanita sebanyak yang ia mampu miliki. Lebih lanjut Colin menyebut kebanyakan sultan Ottoman berasal dari ibu budak dan tampuk kepemimpinan hanya diturunkan dari garis laki-laki saja. Colin juga menyinggung keberadaan Harem di dalam istana yang dijaga para Kasim. Harem dapat memegang memegang satu kekuatan politik, tetapi ia tidak terlihat dari dunia luar (Colin Imber, 2012, hal 119-120). Dalam pembahasan tentang Harem, sama sekali tidak membicarakan sosok Sulaiman yang suka ganti-ganti Harem seperti dalam film King Suleiman.


Sosok Sulaiman al-Qanuni ditampilkan dalam buku Colin Imber sebagai pemimpin yang tidak konsisten dengan aturan yang dibuat. Misal antara abad 14 dan abad 16 muncul tradisi untuk membatasi satu anak-laki-laki yang lahir dari istri raja. Ketika istri raja telah melahirkan seorang keturunan laki-laki, ia tidak akan pernah lagi tidur bersama raja. Realitanya tahun 1521 M, ketika Sulaiman al-Qanuni mempunyai satu-satunya anak laki-laki bernama Mustafa, yang ibunya merupakan seorang budak yang bernama Mahidrevan.


Di Tahun yang sama, Sulaiman dikatakan punya anak laki-laki bernama Mehmed, dari ibu bernama Roxelana. Harusnya menurut aturan di Ottoman, Sulaiman tidak boleh melakukan hubungan seksual lagi bila ada istrinya telah melahirkan anak laki-laki. Colin menambahkan, sejak zaman Hurrem (seorang selir budak yang dicintai Sulaiman), terjadi perubahan pola struktur kekeluargaan. sangat biasa seorang selir melahirkan lebih dari satu anak (Colin Imber, 2012, hal 122-125).

>>>Kesimpulan



Kesimpulan



Sosok Sulaiman al-Qanuni di buku-buku Sejarah yang ditulis oleh sejahrawan Muslim sama sekali tidak membahas aspek Harem di dalam istana. Mayoritas menguak secara dalam keluhuran akhlak Sulaiman al-Qanuni, kebijakan beliau terhadap pencari suaka hingga peninggalan-peninggalan berharga dalam bentuk monument atau bangunan-bangunan megah. Sedangkan pihak orientalis, mereka fokus pada peperangan yang dimenangkan oleh Sulaiman “the Magnificent”.


Orientalis seperti Colin Imber mencitrakan kepada pembacanya bahwa dinasti Ottoman cenderung memilih melahirkan keturunan dari para Selir budak. Bahkan soerang Sulaiman pun dilukiskan sebagai sultan yang tidak konsisten terhadap tradisi/aturan yang telah dibuatnya. Hemat saya, hendaknya sebagai Muslim merujuk pada buku-buku karangan Sejahrawan Muslim. Karena mereka lebih dapat dipercaya dan obyektif. Wallahu’allam bishowab.*


Banyak peninggalan-peninggalan Sulaiman al-Qanuni yang dapat kita kenang. Di antaranya, Masjid di Edirne yang dihiasi 4 menara yang dibangun Tahun 1550 M.


Oleh Fadh Ahmad Arifan

Dosen STAI al-Yasini, Kab Pasuruan, Jawa Timur
 [hidayatullah/islamedia]

King Suleiman, Distorsi Tautan Sejarah Islam dan Kerajaan Polandia-Hungaria

king sulaeman

FILM The King Suleiman kini tengah booming di Indonesia. Namun bila kurang jeli, pengetahuan kita akan jatuh dalam distorsi sejarah Islam.

Sebelum film ini tayang di Indonesia, saya dan suami sudah nonton duluan dan menyelesaikan semua episode. Setelah menonton saya dan suami berdiskusi perihal sejarah. Mengapa?

Kami memang bukan ahli sejarah tapi boleh saya katakan bahwa saya dan Abu Aisha membaca berbagai literatur sejarah yang berkaitan dengan Tatar dan Islam. Dan salah satunya berkaitan dengan Kerajaaan Polandia-Huangaria. Ternyata kisah sejarah Raja Suleiman berkaitan erat dengan salah satu Harem yang terkenal dengan nama panggilan “Hurrem” yang ternyata berasal dari kerajaan Polandia di masa lalu. Kini wilayah tempat kelahiran Sang Hurrem berada di negera Ukraina. Dalam film, dia disebut Alexandar. Sejarah mengenalnya sebagai Roxane.

Wikipedia memuat tentang Roxane dengan mencantumkan identitasnya secara detail. Mengapa kita perlu mengenalnya? Tak lain agar kita paham bahwa film King Suleiman ‘sebenarnya’ tengah menceritakan tentang memoar Roxane.

Hürrem Sultan (pengucapan Turki: [hyɾɾem suɫtaːn] , Ottoman Turki : خرم سلطان; c 1502 – 15 April 1558, sepenuhnya. Devletlu İsmetlu Hürrem Sultan Haseki Aliyyetü’ş-san Hazretleri, nama lahir yang siketahui menurut tradisi Kristen Ortodoks ialah Anastasia Lisowska, atau Aleksandra Lisowska, juga dikenal sebagai La Rossa atau Roxelana) adalah permaisuri yang paling dicintai dan istri sah dari Sultan Suleiman dari Dinasti Turki Usmani/ Ottaman Empire.

Roxelana juga ibu dari Şehzade Mehmed, Mihrimah Sultan, Şehzade Abdullah, Sultan Selim II, Şehzade Bayezid dan Şehzade Cihangir. Dia adalah salah satu wanita yang paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah Ottoman dan tokoh terkemuka selama era yang dikenal sebagai Kesultanan wanita. Dia adalah “Haseki Sultan” (istri kepala Sultan) ketika suaminya, Suleiman I, memerintah sebagai Sultan Ottoman. Dia mencapai kekuasaan dan memengaruhi politik Kekaisaran Ottoman melalui suaminya dan memainkan peran aktif dalam urusan Kekaisaran Usmani di masa itu.

Sejarah singkat tentang Roxane atau Alexandra Lisowska yang terkenal sebagai Hurrem atau Haseki Sultan dimana dia terlahir dari, Ayah: Havrylo Lisowsky. Ibu: Leksandra Lisowsky. Ia diperkirakan lahir pada tahun 1502-1504 di Rohatyn , Kerajaan Polandia. Dia meninggal pada tanggal 15 April 1558 (umur 53-56) di  Topkapi Palace, Konstantinopel, Ottoman Empire/Kekhalifaan Turki  dan dikubur di Masjid Raya Sulaimaniah, Konstantinopel. Awalnya pemeluk Christian ortodoks kemudian memeluk Islam (wikipedia).

******

Orang-orang yang tidak pernah mempelajari sejarah akan jatuh pada pemahaman yang salah tentang salah satu Raja Turki Usmani yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam di Eropa yakni King Suleimain. Film ini sebenarnya kalau mau dilihat dari awal lebih ke sejarah Alexandar Lisowska. Scene awal dari film ini memuat kejadian saat Alexandar dan beberapa gadis lainnya berada dalam kapal yang hendak menuju ke Istambul.

Status mereka saat itu adalah budak termasuk Alexandar. Nah, saya pikir siapapun harus mempelajari sejarah agar film-film bermuatan sejarah bisa ditelaah dengan jelas. Jika tidak, saya yakin pandangan awal tentang Raja Suleiman dari Dinasti Turki Usmani akan menjadi buram atau mungkin pecah menjadi cermin buruk tentang Raja Suleiman yang sangat berjasa dalam perkembangan Islam di Eropa.

Dan lagi film ini terlalu banyak mengekspos adegan-adegan seksual. Remaja yang sedikit bahkan tidak ada pengetahuan sama sekali tentang sejarah Raja Suleiman dan Kekhalifaan Turki Usmani akan menikmati film ini hanya sekadar hiburan sejarah yang pincang. Film ini justru akan melahirkan paradigma yang salah tentang sejarah Islam. Akhir dari film ini adalah distorsi sejarah. []

 

Oleh: Raidah Athirah, Muslimah tinggal di Norwegia

Haugesund , Norwegia 23 Desmber 2014

Rabu, 24 Desember 2014

Ust. Yusuf Mansur Minta Antv Batalkan Penayangan King Sulaeman






ym

Protes dari umat Islam terus berlanjut, bahkan Ustadz Yusuf Mansur juga menyuarakan penolakanya.


"shalat sunnah hajat 2 rokaat, & doain spy penayangan film sultan sulaiman di antv sgr dicabut. saya utang budi sama antv. doain tuh ya." tulis Ustadz Yusuf Mansur melaluci akun twitter pribadinya.


Hingga selasa (23/12/2014) malam, belum ada tanda-tanda dari KPI memberikan teguran atau pelarangan siaran King Suleiman ANTV.


Anehnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) masih mendiamkan siaran sinetron King Suleiman ANTV yang sdah sangat jelas melecehkan Umat Islam, dengan penayangan siaran yang mengandung unsur pemutar balikan sejarah Kekhalifahan Utsmani.  [islamedia/ym]





Tagar #boikotANTV Ramaikan Twitland

Boikot Antv

Gelombang penolakan terhadap tayangan ANTV sinetron King Suleiman semakin membesar, nampak terlihat dari semakin ramai menjadi pembicaraan di twitter dengan hastag #boikotANTV, Rabu (24/12/2014).


"pihak ANTV terlalu berani menayangkan sinetron Sultan Suleiman yg dnegara asalnya Turki saja ditolak & dilarang oleh pemerintah #boikotANTV " tweet ‏@anton_prafanto


Kicauan kecaman lainya agak keras dituliskan akun bernama @Zulkifli_1453:

"Emang suka bener lecehin Islam, film yg jls2 menyesatkan eh ditayangkan @whatsonANTV  #boikotANTV".


Sementara akun @Zaghladi12 menyayagkan mengapa KPI tetap mengizinkan serial king sulaiman oelh antv yg sudah jelas2 melecehkan Islam.


Selain akun personal, akun lembaga seperti Radio Republik Indonesia (RRI) juga menyerukan pemboikotan terhadap ANTV, akun ‏@PariamanRRI menuliskan #boikotANTV sebanyak 7 kali sekali tweet.[islamedia/im]