Rabu, 08 April 2015

Kallanomic: Ketika Rakyat Dilepas di Pasar yang Super Ganas

Pernah mendengar Wijoyonomic?  Di era awal Orde Baru, sebuah aliran, kalau bisa disebut demikian, bernama Wijoyonomic cukup dominan. Ekonomi Indonesia yang lebih menitikberatkan pada keunggulan komparatif.



Kemudian muncul Habibienomic di akhir kejayaan Orde Baru.  Sebuah aliran ekonomi yang bertitikberat pada keunggulan kompetitif.  Kita diajak berdiri di atas teknologi tinggi.

Lalu, sekarang ini yang menurut saya lebih memprihatinkan adalah Kallanomic.  Tim ekonomi negeri ini yang dikomandoi orang-orangnya Jusuf Kalla telah memiliki ciri ekonomi tersendiri.  Ekonomi yang menyedihkan.

Negara selama ini dituding selalu abai.  Negara tak hadir saat rakyat membutuhkannya.  Dan sepupuh tahun era SBY sepertinya dipenuhi ciri negara yang abai ini.

Harapan rakyat pada Jokowi-Kalla adalah hadirnya negara.  Rakyat tidak dibiarkan sendiri.  Karena negara dibikin untuk melindungi warga negaranya.

Tapi Kalla justru telah meluluhlantakkan harapan rakyat.  Kallanomic telah membuat negara lepas tangan.  Semua harga dibuat bebas ditentukan oleh pasar.  Lihat saja BBM.  Negara tak mau berbuat apa-apa.  Dengan alasan yang aneh-aneh, BBM menjadi urusan pasar.  Rakyat tercekik.  Negara kembali abai.  Bahkan lebih abai dari era SBY.

Banyak lagi yang Kalla lepaskan beban pada rakyat.  Rakyat dibiarkan berjuang di tengah keganasan pasar.  Dan Kallanomic membenarkan penindasan ini terus berlangsung.

Saya kecewa berat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar