Jumat, 17 April 2015

Wartawan Online Itu Harus Serba Bisa

Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat, semenjak ditemukannya internet pada tahun 1969, Internet dapat berkembang pesat dan seolah menyingkirkan media massa lain disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kemudahan seseorang untuk mengakses internet, hampir setiap orang dapat mengakses internet dimanapun dan kapanpun, yang dibutuhkan hanyalah jaringan internet dan perangkat yang bisa mengakses internet (PC, laptop, Handphone, dsb). perkembangan teknologi semakin baik. Dalam bidang jurnalisme pun para pebisnis di bidang media massa pun mengikuti perkembangan teknologi ini.


Jurnalisme daring atau biasa di sebut online journalism merupakan bentuk dari kemajuan teknologi sekarang, dimana dulu jurnalisme lebih lekat dengan media cetak atau penyiaran sekarang jurnalisme pun berkembang menjadi jurnalisme online. Dalam buku journalism online by Mike Ward menyebutkan bahwa jurnalisme online diumpamakan adalah sebuah gereja yang luas - konten merangkul penciptaan di berbagai jenis (misalnya berita dan informasi) dan pengaturan (misalnya komersial serta berbasis berita).  Menurut Bob Eggington ini adalah sebuah tantangan di dunia jurnalistik, tantangan yang didasarkan pada mendefinisikan apa jurnalisme online dan bagaimana hal itu dapat dipraktekkan sebaik baiknya dalam media baru ini.

Menurut apa yang di tulis oleh Mindy McAdams bahwa jurnalisme online sangatlah luas. Dimana website bukanlah hanya sebuah koran, video bukanlah hanya sebuah televisi dan audio bukanlah hanya sebuah radio. Dalam dunia online semua hal dapat digabung menjadi satu. Seperti contoh sebuah radio dapat menampilkan berita berisi foto, video dan juga tulisan tidak hanya rekaman suara saja. Begitu pula dengan website televisi dan koran. Dan juga media online ini dapat membuat kita berinteraksi sesama pembaca atau pendengar, atau bahkan memudahkan kita untuk berbagi pengalaman dengan penulis berita ataupun pembaca berita. Hal tersebut membuat nilai suatu berita semakin baik.

Tidak hanya itu dengan adanya teknologi online ini, kita dapat mengetahui berita berita dari negara lain dengan menggunakan bahasa yang kita mengerti atau bahasa yang paling umum di gunakan adalah bahasa Inggris. Dan yang lebih mudahnya kita dapat mencari berita dari portal berita yang sudah merangkum berita berita yang memiliki topik sama. Sehingga kita dapat mencari salah satu topic berita dari berbagai web berita dalam 1 website saja.

Jurnalisme online pun menjadi cara baru untuk bercerita, para wartawan di ajak untuk berfikir di luar kotak untuk menceritakan sesuatu. Hardnews biasanya bersifat singkat, padat dan memiliki jangka waktu. Namun dengan adanya jurnalisme online ini dapat memuat berita berita yang serius dan penting : tidak singkat, jelas, dan dapat terus di update dengan mudah perkembangan salah satu topic tersebut.

Sekarang ini media massa online banyak diminati oleh masyarakat, berita yang di tulis di sebuah media massa online pun tetap ditulis oleh seorang wartawan. Namun apakah tugas yang di pegang oleh wartawan media cetak dan wartawan media online sama?

Masyarakat awam pasti memiliki presepsi tersendiri terhadap profesi seseorang sebagai wartawan. Menurut mereka wartawan adalah seseorang yang melakukan liputan dan melaporkan hasilnya. Memang hal tersebut tidak salah.

Tugas pokok seorang wartawan memang mengumpulan data, menulis,dan menyampaikannya kepada publik. Ketika masuk ke masalah cara mengemas berita, masing masing media akan berbeda-beda. Seperti media cetak, laporannya dipublikasikan menggunakan kertas, radio melalui suara, dan televisi melalui visualisasi video. Di Amerika jauh sebelum indonesia mengenal dunia internet sudah mengembangkan new media. Diantaranya media massa online.

Sekarang di Indonesia media massa online sudah semakin berkembang, sudah banyak portal portal berita online seperti Kompas.com, dan Detik.com. Malah hampir setiap media massa cetak ataupun televisi sekarang memiliki media massa online pula untuk mengembangkan bisnisnya.

Namun berbeda media massa tradisional dengan media massa online ini. Ada kekhususan yang dimiliki oleh media massa online ini. Contohnya ruang publikasi. Halaman media online tidak terbatas seperti media cetak, apalagi televisi atau radio. Karena media online memiliki space yang luas untuk pemberitaannya maka sekarang banyak rubik rubik yang di buat oleh media online untuk menyalurkan berita berita yang lebih spesifik. Tulisan dan ulasan yang dilakukan oleh wartawan dapat sangat dalam dan sangat panjang sesuai apa yang di kehendaki wartawan tersebut.

Sangat menarik jika bekerja di media massa online. Definisi sebagai seorang wartawan atau Journalist tetap sama. Namun dalam cara berkerjanya yang berbeda dengan wartawan media tradisional. Media cetak memiliki rentang waktu deadline yang cukup lama. Misalnya jika kita melakukan liputan di pagi hari, kita bisa mengirimkan beritanya pada saat sore hari.

Sementara jika kita bekerja sebagai wartawan media online, kita dituntut untuk membuat laporan secepat yang kita bisa atau secepat kemauan redaksi. Sifat media jenis ini ialah mengejar kecepatan berita. Sehingga harapannya pembaca dapat mengetahui suatu kejadian secara uptodate saat itu juga. Dalam hitungan menit masyarakat sudah dapat mengetahui kejadian yang berlangsung di suatu tempat yang jauh.

Karena sifatnya demikian, wartawan online selalu dituntut untuk ekstra cepat dalam membuat sudut pandang dari sebuah peristiwa yang baru saja diliputnya . jauh lebih cepat dari wartawan media cetak. Di sinilah sulitnya menjadi wartawan media online. Jika kita tidak melakukannya dengan teliti sering kali terjadi kesalah pahaman dengan apa yang terjadi. Karena menuntut kecepatan seringkali berita yang dilaporkan belum diselidiki secara mendalam, sehingga sering terjadi kesalahpahaman.

Media online yang menganggap bahwa kecepatan memuat laporanlah sebagai kekuatan satu-satunya, memiliki strategi untuk mempersingkat waktu. Wartawan di lapangan memang tidak diharuskan untuk membuat berita. Tugas wartawan di lapangan adalah mengumpulkan data-data metah dan dilaporkan kepada redaksi. Contoh data mentah iyalah kutipan-kutipan narasumber, keadaan di lapangan. Setiap redaksi sudah memilikitim penulis sendiri yang bertugas menyusun data-data mentah yang diberikan oleh wartawan di lapangan. Dengan demikian waktu dalam pempublikasian dapat dipangkas.

Wartawan Media Online Harus Serbabisa. Jurnalis Online tidak hanya dituntut bisa menulis berita dengan baik, cepat, dan ringkas, tapi juga mesti mampu menguasai banyak hal terkait multimedia sehingga menjadi “adaptable journalist ” (wartawan yang mampu beradaptasi dengan aneka media).

Skill utama wartawan media online setelah bisa menulis adalah menguasai internet dan karakteristik media online. Serbabisa merupakan salah satu prinsip jurnalistik online yang terangkum dalam BASIC (Brevity, Adaptability, Scannable, Interactivity, Community) sebagaimana dikemukakan Paul Bradshaw (Senior Lecturer, Online Journalism, Magazines and  New Media, School of Media, Birmingham City University, UK (mediacourses.com) seperti yang dipublikasikan di Online Journalism Blog.

Ketika membahas prinsip “adaptability”, Bradshaw mengemukakan, adaptability (penyesuaian) adalah keterampilan kunci ( key skills ) wartawan di era new media. Era jurnalis hanya menulis naskah (teks) atau hanya merekam video dan audio, telah berlalu. Saat ini, suratkabar, majalah, TV, dan radio pun juga versi online (website). Karenanya, kontennya pun disesuaikan dengan karakter konten media online, yakni:

  • (Hyper)Text

  • Audio

  • Video

  • Still images

  • Audio slideshows

  • Animation

  • Flash interactivity

  • Database-driven elements

  • Blogs (dalam hal ini: daftar artikel/berita/informasi tekstual).

  • Microblogging/Text/email alerts (Twitter)

  • Community elements  –  forums, wikis, social networking, polls, surveys

  • Live chats

  • Mapping

  • Mashups (aplikasi web).

“Jurnalis online mesti cerdas memilih format yang paling pas untuk melaporkan  berita: teks, video, audio, map, atau gabungan,” kata Bradshaw.


Wartawan Media Online: All Journalist


Dikemukakan pula, jurnalis online dituntut mampu menjadi “All Journalist” (wartawan segala jenis media):

  • Menulis dengan baik, ringkas, dan cepat untuk lebih dari satu jenis media.

  • Menemukan informasi akurat dan sumber online dan offline terpercaya, secara cepat, dan harus memiliki koleksi RSS Feeds (juga Google Alert, pen.) agar“keeping them in touch with their area”.

  • Memahami beberapa prinsip dasar video, audio, dan foto/gambar. Soal gambar, misalnya, selain prinsip jurnalistik foto, juga soal ukuran (size) yang tidak menggangu loading website.

  • Menguasai “editing software” – photo, video, and audio software.

  • Memahami komunitas online seperti Facebook, Flickr, Youtube  – lebih baik lagi“should already be a productive member of one”.

Dengan demikian, wartawan media online harus serbabisa, yakni menguasai teknologi informasi dan komunikasi terkini, terutama terkait dengan internet (online), selain piawai menulis berita dan reportase.



Disalin ulang dari tulisan Septyonaka Triwahyudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar