Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Maret 2015

Densus 88, Kalian Memerangi Siapa?

Pak Densus 88, mengapa hanya orang Islam saja yang ditembak? OPM, RMS kau biarkan?!


Pak Polisi, kemarin Bapak mengepung dan mendobrak sebuah rumah di Cibubur, dimana di dalam rumah itu hanya terdapat 1 wanita bercadar dan 3 anak kecil. Jika Bapak seorang Muslim, pastilah Bapak paham mengapa wanita itu enggan membuka pintu untuk Bapak sekalian. Ya, karena sang Suami tidak sedang berada di rumah. Padahal Bapak tahu dimana keberadaan sang Suami, dia bersama Bapak, bukan? Sebelumnya Bapak sudah menangkap suaminya, bukan?

Bapak, jikapun ISIS berbahaya bagi keutuhan Negara ini, se-urgent itukah, sehingga penanganannyapun begitu heroik?

Bapak, sependek pengetahuan akal saya, saya belum pernah mendengar pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS) ditangani oleh Densus 88. Bukankah mereka telah lebih lama mengancam dan menebar teror pada keutuhan Negeri Pertiwi? Mengapa Densus 88 tak menyentuh mereka?

Pun dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), mengapa Densus 88 tak bergeming? Berapa nyawa anggota Polri melayang ditembus peluru mereka? Mengapa Densus 88 tidak diturunkan menumpas mereka? Apakah tindakan mereka tidak termasuk makar, seperti apa telah yang distigmakan pada para 'terduga' ISIS?

Bapak, mari jujur!
Siapa yang membentuk Detasemen Khusus 88 Anti Teror itu?
Siapa yang mendanai Detasemen ini?
Apa tugas mereka sesungguhnya?


Bapak, mengapa hanya orang-orang Islam saja yang ditembak Densus 88?
Mengapa RMS tidak demikian?
Mengapa OPM diperlakukan berbeda?
Apakah Bapak menganggap OPM dan RMS tidak begitu berbahaya, padahal mereka mendapat dukungan dunia internasional. Tidakkah mereka jauh lebih berbahaya?


Bapak, mari jujur!
Teroris yang seperti apa yang Bapak perangi?

Jika begini adanya, mohon maaf kami berburuk sangka.
Bapak sebenarnya memerangi Islam, bukan gerakan makar.
Bapak sebenarnya memerangi suatu Agama, bukan gerakan yang menginginkan sebuah negara merdeka.
Bapak, mohon maaf, kami berburuk sangka.

Kamis, 08 Januari 2015

Matinya Para Penghina Nabi Saw

Sejak malam tadi, media-media internasional dan nasional diramaikan dengan pemberitaan akan adanya aksi teror dan pembunuhan yang dilakukan oleh dua orang tak dikenal terhadap para karyawan Majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis pada Rabu (7/01). Belakangan diketahui bahwa aksi tersebut merupakan serangan balasan terhadap majalah yang selama ini diketahui kerap memuat karikatur penghinaan terhadap Rasulullah Saw. Sosok yang paling dihormati dan dicintai oleh umat Islam di seluruh dunia.

Seperti dikutip Republika dari Dailymail, dilaporkan, 12 orang meninggal, empat dalam kondisi kritis, dan 10 lainnya luka-luka. Mereka termasuk wartawan, staf administrasi, dan petugas polisi yang hadir di lokasi.

charlie hebdo

 

Penjelasan


Di dalam Islam, mencintai Rasulullah Saw merupakan salah satu bukti keimanan seorang Muslim kepada Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Demi Allah Yang nyawaku berada di tangan-Nya. Salah seorang di antara kalian tidak beriman sehingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya dan anaknya sendiri,” (HR. Bukhari no. 14).

Jadi, semakin kuat keimanan seseorang, niscaya semakin kuat pula rasa cintanya terhadap Rasulullah Saw., manusia termulia sepanjang zaman.

Sebagai penjelasan lengkap, berikut adalah tulisan Habib Muhammad Rizieq Syihab
Ketua Umum DPP FPI yang dikutip dari suara-islam.com.

Sejak Rasulullah SAW mengajak umat manusia untuk beriman kepada Allah SWT, maka sejak itu pula caci maki dan hinaan datang bertubi-tubi menghampiri Nabi SAW. Bahkan hinaan tersebut tidak berhenti dengan wafatnya Nabi SAW, melainkan terus berlanjut hingga saat ini.

Hinaan terhadap Nabi SAW bukan karena beliau rendah dan hina, bukan juga karena beliau salah dan berdosa, bukan pula karena beliau menyakiti dan menganiaya,  pun bukan karena beliau merampas dan memaksa, karena Nabi SAW sangat mulia daripada sifat-sifat tercela macam itu. Akan tetapi hinaan terhadap Nabi SAW hanya karena beliau berda’wah di jalan Allah SWT dan mengajak umat manusia untuk beriman kepada-Nya.

Cara Rasulullah SAW dalam menyikapi aneka penghinaan pun beragam. Ada yang beliau diamkan. Ada juga yang beliau doakan. Ada pula yang beliau nasihati atau peringatkan. Dan ada juga yang beliau beri hukuman. Bahkan ada yang dibunuh akibat penghinaannya yang sudah kelewat batas. Semua itu melalui pertimbangan khusus Rasulullah SAW.

>>> Periode Mekkah & Madinah



Periode Mekkah


Saat di Mekkah, tak satu pun penghinaan yang dibalas oleh Rasulullah SAW. Beliau tak membalas bukan karena tak mampu membalas. Jika Nabi SAW mau membalas, maka beliau hanya tinggal angkat tangan berdoa kepada Allah SWT untuk menghukum segera musuhnya.

Akan tetapi beliau tak membalas karena sejumlah alasan, antara lain : Pertama, beliau sabar dan tegar dalam da’wah. Kedua, beliau berada di permulaan jalan da’wah Islam, sehingga harus ditata dengan tenang dan penuh kesejukan. Ketiga, di permulaan Islam jumlah umat Islam masih sangat sedikit, sehingga Nabi SAW harus lebih hati-hati melindungi umatnya agar tak jadi korban perlawanan terhadap penghinaan tersebut. Keempat, Rasulullah SAW sedang mendidik umat tentang bagaimana sikap yang betul terhadap penghinaan pada saat menjadi minoritas tertindas. Kelima, Rasulullah SAW seorang yang sangat cerdas, sehingga tahu betul kapan harus ikut arus dan kapan harus melawan arus, serta beliau paham betul kapan harus diam dan kapan harus mengambil tindakan.

Bahkan saat beliau diusir dari kota Thoif dengan penghinaan dan penganiayaan, ketika Malaikat datang meminta izin untuk menghancurkan kota Thoif karena peristiwa keji tersebut, beliau langsung mencegah seraya berkata : “Jangan ! Bahkan aku berharap agar lahir dari keturunan mereka generasi yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Dalam peristiwa tersebut bukan saja menunjukkan kesabaran dan ketabahan Nabi SAW yang luar biasa, namun juga kearifan dan kebijakan Nabi SAW. Perlakuan penduduk Thoif terhadap Nabi SAW merupakan akibat dari propaganda Kafir Quraisy Mekkah, sehingga mereka hanya merupakan korban provokasi. Karenanya, mereka tak layak dibalas atau dihukum, bahkan patut dikasihani. Itulah sebabnya, Rasulullah SAW mencegah Malaikat agar tidak menghancurkan mereka, bahkan dengan air mata Nabi SAW berdoa untuk agar keturunan mereka kelak menjadi generasi orang yang beriman. Dan begitulah faktanya, hingga kini tak satu pun penduduk kota Thoif yang tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

 

Periode Madinah


Pada periode Madinah, ada sejumlah penghina Nabi SAW dibiarkan tanpa dibalas atau dihukum, namun tidak sedikit para penghina Nabi SAW yang dibunuh atau dihukum mati atas perintah beliau.

Abdullah bin Ubay bin Salul yang terkenal sebagai Biang Munafiqin di Madinah, sering sekali menghina Nabi SAW dan kaum muslimin. Hinaannya dinilai banyak Shahabat sudah kelewat batas, sehingga mereka minta izin Nabi SAW untuk membunuhnya. Namun permintaan tersebut ditolak Nabi SAW seraya berkata : “Agar supaya tidak ada orang yang berkata Muhammad membunuh para Shahabatnya”. Disini, Rasulullah SAW tidak membalas atau menghukum Si Biang Munafiqin melalui “pertimbangan khusus” untuk “siasat da’wah” dan “meredam fitnah”.

Selain itu, ada seorang kafir yang sering meludahi Nabi SAW saat beliau melewati rumahnya, namun tak dibalas oleh Nabi SAW, karena dianggap semata-mata hanya urusan pribadi, bukan urusan agama. Bahkan ketika si kafir tersebut sakit, justru Nabi SAW membesuknya. Masalah pribadi tak layak dihadapi dengan kemarahan, tapi sudah semestinya dihadapi dengan kesabaran.

Ada lagi seorang pengemis buta di pasar yang setiap hari mengumpat Nabi SAW, namun setiap hari pula Nabi SAW berderma untuk si pemgemis tersebut. Rasulullah SAW tidak mengambil peduli dengan umpatan si pengemis, karena dianggap hanya merupakan luapan emosi akibat kebodohannya. Orang bodoh tak pantas dihukum, tapi sepatutnya dida’wahkan.

>>> Atas Perintah & Restu Rasulullah SAW



Atas Perintah Rasulullah Saw.


Mereka yang dibunuh atas perintah atau izin dari Nabi SAW, karena penghinaannya terhadap beliau atau terhadap ajaran Islam, yang sudah tidak bisa ditolerir lagi, antara lain : Pertama, Nabi Palsu Abhalah ibnu Ka’ab ibnu ‘Auf Al-Aswad Al-Ansi di Yaman yang dibunuh oleh seorang pemuda bernama Fairuz atas dasar surat Nabi SAW untuk kaum muslimin Yaman.

Kedua, Nabi Palsu Musailamah Al-Kadzdzab dari Najed, yang diancam Nabi SAW untuk diperangi. Lalu baru pada zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ancaman Rasulullah SAW tersebut bisa dilaksanakan melalui pengiriman pasukan Islam di bawah pimpinan Sayyiduna Khalid ibnu Al-Walid RA. Akhirnya, Musailamah Al-Kadzdzab dan pengikutnya berhasil dibasmi.

Ketiga, Ka’ab ibnu Al-Asyraf yang selalu menghina Nabi SAW di berbagai kesempatan. Ia dibunuh oleh Muhammad bin Maslamah RA atas perintah Nabi SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari rhm hadits ke-4.037 dan Shahih Muslim  rhm hadits ke-1.801, yang bersumber dari Jabir bin Abdillah RA. Hal ini diriwayatkan juga oleh Abu Daud, An-Nasai dan Al-Humaidi, rohimahumullah.

Keempat, Abu Rafi’ Abdullah ibnu Abi Al-Huqaiq yang sering menghina dan menista Nabi SAW di berbagai tempat. Ia dibunuh oleh beberapa orang Anshor atas perintah Nabi SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari rhm hadits ke-4.038 s/d 4.040 yang bersumber dari Al-Barra bin ‘Azib RA. Dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Ishaq, Ibnu Hisyam, Al-Waqidi, Ibnu Sa’ad, Ath-Thabari dan Ad-Dimyathi, rohimahumullah.

Kelima, seorang musyrik yang dibunuh Sayyiduna Zubair ibnu ‘Awwam RA dan seorang kafir yang dibunuh Sayyiduna Khalid ibnu Al-Walid RA. Keduanya dibunuh atas perintah Nabi SAW karena penghinaan keduanya terhadap beliau. Kedua kejadian diriwayatkan oleh Imam Abdurrazaq rhm dalam kitab Mushonnaf. Kisah Zubair RA diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim Al-Ishfahani rhm dalam kitab Al-Hilyah. Sedang kisah Khalid RA diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqi rhm dalam Sunannya dan Ibnu Hazm rhm dalam kitab Al-Muhalla.

 

Meraih Restu Rasulullah Saw.


Mereka yang dibunuh para Shahabat karena penghinaannya terhadap Nabi SAW, lalu Shahabat yang membunuh dibebaskan oleh Nabi SAW dari tuntutan, bahkan direstui oleh beliau, antara lain : Pertama, Abu ‘Afak yang dibunuh oleh Salim ibnu ‘Umair An-Najjar RA karena menghina dan mencemooh Nabi SAW. Lalu beliau tidak menghukumnya, bahkan membebaskannya tanpa syarat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Waqidi, Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, rohimahumullah.

Kedua, Ashma’ binti Marwan yang dibunuh oleh ‘Umair ibnu ‘Adi Al-Khatmi RA karena menghina Nabi SAW dan menista Islam. Lalu Rasulullah SAW memujinya dan menyatakan bahwasanya ‘Umair telah membela Allah SWT dan Rasul-Nya, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Waqidi rhm dalam Tarikhnya dan Ibnu Hajar rhm dalam kitab Al-Ishobah.

Ketiga, seorang hamba sahaya yang dibunuh tuannya yang tunanetra karena selalu menghina Nabi SAW. Lalu beliau mengumumkan di depan para Shahabat bahwa wanita tersebut layak dan pantas dibunuh, sehingga si pembunuh dibebaskan. Kisah ini diceritakan oleh Abdullah ibnu ‘Abbas RA, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rhm dalam Sunannya hadits ke-4.361. Dan diriwayatkan juga oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ad-Daraquthni dan Al-Baihaqi, rohimahumullah.

Keempat, seorang wanita Yahudi yang dicekik hingga mati oleh seorang muslim karena menghina Rasulullah SAW, lalu beliau menyatakan kehalalan darah wanita tersebut untuk ditumpahkan. Kisah ini diceritakan oleh Sayyiduna Ali ibnu Abi Thalib krw, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rhm dalam Sunannya hadits ke-4.362. Dan diriwayatkan juga oleh Ahmad rhm dan Baihaqi rhm.

Kelima, Jin Kafir yang bernama Mis’ar dibunuh oleh Jin Muslim yang bernama Samhaj karena telah melecehkan yang haq dan menistakan Rasulullah SAW. Samhaj pun dipuji oleh Nabi SAW dan diganti namanya menjadi Abdullah. Kisah ini diceritakan langsung oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Nu’aim Al-Ishfahani rhm dalam kitab Ad-Dalail dan Al-Fakihi rhm dalam kitab Akhbar Mekkah yang bersumber dari Abdullah ibnu Abbas RA. Jin Muslim tersebut dikatagorikan Shahabat Nabi SAW oleh Ibnu Hajar dalam kitab Al-Ishobah dan Ibnu Al-Atsir dalam kitab Usud Al-Ghobah.

>>> Ijma' Shabat & I'tibar



Ijma’ Shahabat


Diriwayatkan oleh Al-Qodhi ‘Iyadh rhm dalam kitab Asy-Syifa’ dan Ath-Thabrani rhm dalam Al-Mu’jam Al-Ausath dan Al-Mu’jam Ash-Shoghir, sebuah hadits dengan Silsilah Sanad Emas yang bersumber dari Ali Ar-Ridho dari Musa Al-Kazhim dari Ja’far Ash-Shodiq dari Muhammad Al-Baqir dari Ali Zainal Abidin dari Al-Husain dari Ali ibnu Abi Thalib, rodhiyallahu ‘anhum, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang mencerca Nabi maka bunuhlah ia, dan barangsiapa yang mencerca Shahabatku maka pukullah ia”.

Karenanya, tidak ada perbedaan pendapat di antara para Shahabat, rodhiyallahu ‘anhum, tentang Hukum Mati Penghina Nabi. Sejumlah riwayat menceritakan dengan tegas dan jelas tentang sikap para Shahabat terhadap para penghina Nabi SAW, antara lain : Pertama, Sayyiduna Abu Bakar Ash-Shiddiq RA melarang Abu Barzah RA membunuh penghina beliau, tapi memerintahkannya untuk membunuh penghina Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rhm dalam Sunannya hadits ke-4.363. Dan kisah ini diriwayatkan juga oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ahmad, Al-Baihaqi, Al-Humaidi dan Abu Ya’la, rohimahumullah.

Kedua, Sayyiduna Umar ibnu Al-Khaththab RA yang terkenal sebagai Shahabat Nabi SAW yang tegas dan pemberani, serta sebagai Khalifah yang adil. Beliau pernah mengatakan : “Barangsiapa mencerca Allah atau mencaci salah satu Nabi, maka bunuhlah ia !”. Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Karmani rhm yang bersumber dari Mujahid rhm.

Ketiga, Sayyiduna Abdullah ibnu Umar RA tatkala mendengar kabar tentang seorang kafir dzimmi yang menghina Rasulullah SAW, maka beliau pun berkata dengan lantang : “Jika aku mendengarnya, niscaya aku bunuh dia ! Tidaklah kami berdamai dengan mereka untuk mencerca Nabi kami !”. Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Khollal dalam kitab Jami’nya,

Keempat, Sayyiduna Khalid ibnu Al-Walid RA pernah membunuh Malik ibnu Nuwairoh karena ia menyebut nama Rasulullah SAW dengan ungkapan “Shahabat kalian !” yang mengandung unsur penghinaan, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Qodhi ‘Iyadh rhm dalam kitab Asy-Syifa’. Lalu ketika peristiwa itu dilaporkan ke Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, beliau pun membenarkan tindakan Khalid RA. Bahkan Adh-Shiddiq RA menyatakan bahwasanya jika beliau yang mendengar ungkapan tersebut,
niscaya beliau yang akan membunuhnya.

Kelima, Sayyiduna Abdullah ibnu Abbas RA yang terkenal dengan keluasan ilmu dan kepandaiannya, pernah menyatakan bahwasanya  seorang muslim yang mencerca Rasulullah SAW mesti dituntut bertaubat, jika menolak maka dibunuh, sedang seorang kafir yang mencaci Rasulullah SAW maka ia dibunuh. Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Karmani rhm yang bersumber dari Laits rhm.

 

I’tibar


Dari semua riwayat Hadits mau pun Atsar yang telah dipaparkan di atas, maka kita mendapatkan pelajaran yang amat berharga dalam penyikapan terhadap penghinaan dalam aneka ragam situasi dan kondisi.

Pertama, Sikap Rasulullah SAW terhadap hinaan orang mengandung dua kemungkinan, yaitu : hinaan terhadap beliau sebagai seorang manusia sehingga menjadi “Urusan Pribadi”, atau hinaan terhadap beliau sebagai seorang nabi utusan Allah SWT sehingga menjadi “Urusan Agama”. Jika hinaan tersebut hanya sebatas “Urusan Prinadi”, maka dengan mudah Nabi SAW memaafkan atau tidak mempedulikannya. Namun jika hinaan tersebut menjadi “Urusan Agama”, maka niscaya Nabi SAW menghukumnya, kecuali apabila ada pertimbangan khusus tertentu sebagai Strategi Da’wah untuk meredam fitnah.

Kedua, Sikap Para Shahabat, rodhiyallahu ‘anhum, terhadap para penghina. Jika diri mereka yang dihina, maka mereka menahan diri dan banyak memaklumi karena itu hanya “Urusan Pribadi”, sebagaimana dicontohkan Nabi SAW. Namun jika Rasulullah SAW yang dihina, maka mereka sepakat bahwasanya hinaan terhadap Nabi SAW di hadapan mereka bukan lagi “Urusan Pribadi”, melainkan sudah jadi “Urusan Agama”. Karenanya, para Shahabat Nabi SAW bersikap tegas dan keras terhadap siapa saja yang menghina Rasulullah SAW, baik semasa hidup Nabi SAW mau pun setelah wafatnya.

Ketiga, Sikap Umat Islam terhadap hinaan orang. Jika diri pribadi yang dihina orang, maka harus bisa menahan diri dan banyak memaklumi, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dan para Shahabatnya. Namun jika Rasulullah SAW yang dihina, maka itu bukan lagi “Urusan Pribadi”, tapi sudah jadi “Urusan Agama”, maka wajib disikapi dengan tegas, sebagaimana dicontohkan Nabi SAW dan para Shahabatnya, kecuali ada pertimbangan khusus yang dibenarkan Syariat. Bahkan hinaan terhadap para Shahabat pun, teristimewanya Muhajirin dan Anshor serta yang mengikutinya dengan Ihsan, wajib disikapi dengan tegas, karena hinaan terhadap mereka di hadapan umat Islam bukan lagi “Urusan Pribadi”, melainkan sudah menjadi “Urusan Agama”.

>>> UU Penistaan Agama & Kepanikan Barat



Kepanikan Barat


Di zaman modern sekarang ini, tatkala Islam makin menyebar ke seantero dunia, maka musuh-musuh Islam menjadi “panik” menghadapi kenyataan tersebut. Akibatnya, kebencian musuh-musuh Islam terhadap Islam semakin menjadi-jadi. Penghinaan terhadap Rasulullah SAW pun terjadi hampir setiap hari di seluruh negara Barat. Penghinaan tersebut dilakukan dengan berbagai macam cara melalui penggunaan aneka media modern dan sarana canggih.

Dari kalangan atas sampai bawah, para musuh Islam berlomba-lomba menghujat Rasulullah SAW. Di kalangan cendikiawan dan akademisi mereka, penghinaan terhadap Nabi SAW dilakukan atas nama penelitian dan tesis ilmiah. Di kalangan seniman dan budayawan mereka, penghinaan terhadap Nabi SAW dilakukan atas nama kebebasan berekspresi. Di kalangan politisi dan praktisi hukum mereka, penghinaan terhadap Nabi SAW dilakukan atas nama HAM.

Setiap hari dengan mudah didapatkan penghinaan terhadap Nabi SAW melalui hampir semua jejaring sosial dan jaringan internet, mulai dari hinaan halus terselubung hingga hinaan kasar dan kotor. Dari karikatur hingga komik, dari koran hingga majalah, dari theatrikal hingga film, semuanya menjadi media penghinaan terhadap Nabi SAW.

Selama ini, secara umum negara-negara Barat tidak pernah mengambil tindakan apa pun terhadap para penghina Nabi SAW di negeri mereka. Bahkan para penghina Nabi SAW tersebut dilindungi dan dibela, seperti Salman Rushdi yang selalu dijaga agen rahasia Inggris dan AS serta Israel. Selama ini juga, Umat Islam pun belum terlalu kompak untuk marah dan melakukan perlawanan terhadap kebijakan Barat yang selalu memberi ruang untuk penghinaan terhadap Nabi SAW.

Menariknya, semakin Islam dihujat, maka semakin banyak masyarakat Barat yang ingin mempelajari Islam. Semakin Nabi SAW dihina, maka semakin banyak pula masyarakat Barat yang ingin mengenalnya lebih mendalam. Keadaan ini telah membuat Barat semakin “panik” menghadapi perkembangan Islam di seluruh dunia.

Tatkala negara-negara Islam yang tergabung di dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam) pada tanggal 26 Maret 2009 menyepakati Konvensi PBB di Jeneva - Swiss tentang pengkatagorian penistaan agama sebagai pelanggaran HAM, maka kala itu negara-negara Barat kompak menolaknya.



UU Penistaan Agama


Kini, tatkala bermunculan film-film penghinaan terhadap Nabi SAW secara gencar di laman Youtube, seperti “Muhammad Movie Trailer” dengan durasi 13 menit 51 detik, dan “The Real Life of Muhammad” dengan durasi 13 menit 3 detik, serta yang paling anyar yaitu film “The Innocence of Muslims” yang telah memicu kemarahan umat Islam di berbagai negara. Bahkan di Libia, Duta Besar AS terbunuh bersama tiga stafnya dalam aksi protes terhadap film tersebut. Maka, “kepanikan” negara-negara Barat mulai mencapai puncaknya.

Pemerintah AS untuk meredam kemarahan umat Islam mulai memeriksa dan menahan semua yang terlibat dalam pembuatan film penghinaan terhadap Nabi SAW tersebut. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan AS selama ini. Bahkan pemerintah AS mulai sibuk memasang iklan tentang seruan anti penistaan agama yang menelan biaya puluhan ribu dolar AS. Lain lagi dengan pemerintah Perancis yang terpaksa harus menutup kedutaannya di 20 negara akibat pemuatan gambar penghinaan terhadap Nabi SAW di sebuah majalah Perancis yang bernama Charlie Hebdo.

Kepanikan negara-negara Barat menjadi peluang bagi negara-negara Islam untuk mendorong PBB mengeluarkan putusan Konvensi PBB tentang Pelarangan Penistaan Agama. Di akhir September 2012, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di Majelis Umum PBB menyerukan tentang perlunya Konvensi dan Protokol PBB tentang Pelarangan Penistaan Agama. Seruan SBY tersebut disambut hangat oleh negara-negara OKI. Sementara negara-negara Barat masih kebingungan di tengah persimpangan, apakah tetap mempertahankan kebebasan penistaan agama dengan dalih HAM, ataukah menyetujui pelarangan penistaan agama dengan argumentasi untuk melindungi semua agama dari penistaan, sekaligus untuk menumbuh-suburkan keharmonisan hubungan antar umat beragama.

Sebagai umat Islam Indonesia tentu sangat bangga dengan Presidennya yang secara lantang menyerukan PBB membuat Konvensi dan Protokolnya tentang Pelarangan Penistaan Agama. Namun pada saat yang sama, umat Islam Indonesia sangat kecewa terhadap sang Presiden, karena hingga saat ini tak sudi mengeluarkan Keppres Pelarangan dan Pembubaran Ahmadiyah mau pun Liberal. Padahal Ahmadiyah dan Liberal itu aliran sesat menyesatkan yang telah menodai dan menistakan agama Islam. Ironis, sikap lunak SBY tehadap Ahmadiyah dan Liberal, justru bertolak belakang dengan apa yang diserukannya di Majelis Umum PBB tentang Pelarangan Penistaan Agama.

>>> Kesimpulan



Kesimpulan


Islam melarang keras penistaan dan penodaan terhadap agama apa pun.  Agama mana pun tidak boleh dinistakan dengan cacian dan cercaan, sebagaimana amanat Allah SWT dalam Surat Al-An’am ayat 108. Apalagi penistaan dan penodaan terhadap agama Islam.

Penghinaan terhadap seseorang yang dimuliakan oleh suatu agama berarti menista agama itu sendiri. Dengan demikian, bahwasanya penghinaan terhadap Rasulullah SAW berarti menistakan dan menodai ajaran agama Islam.

Bagi umat Islam sudah jelas bahwasanya siapa saja yang menyakiti Rasulullah SAW  akan mendapat azab yang pedih, dan masuk Neraka serta kekal di dalamnya (QS.9.At-Taubah : 61-63). Para Penghina Nabi SAW dilaknat dunia dan akhirat, serta dapat azab yang menghinakan, lalu jika mereka tidak mau bertobat maka mereka terlaknat dimana saja mereka berada, dan mesti ditangkap serta dibunuh. (QS.9.Al-Ahzab : 57-61).

Karenanya, bagi umat Islam juga sudah jelas bahwa segala bentuk penghinaan terhadap Rasulullah SAW harus disikapi dengan tegas dan jelas sesuai kemampuan masing-masing. Bagi yang mampu melakukan perlawanan diplomatik, maka lawanlah secara diplomatik. Bagi yang mampu melawan dengan pena, maka sebar luaskanlah tulisannya yang membela Nabi SAW.

Bagi yang mampu aksi turun ke jalan berdemonstrasi untuk mengutuk penghinaan terhadap Nabi SAW, maka segera lakukan.

Dan bagi mereka yang mampu mencari, memburu, menangkap dan membunuh para penghina Nabi SAW, maka lakukanlah. Bahkan bagi mereka yang hanya mampu berdoa sekali pun, maka bangunlah di tengah malam bermunajat kepada Allah SWT, mohon pertolongan-Nya untuk menghancurkan para penghina Rasulullah SAW. Yang penting adalah bagaimana pun bentuk perlawanan umat Islam menentang penghinaan terhadap Nabi SAW, maka wajib dilakukan dengan tulus dan ikhlas, serta  ditujukan hanya untuk meninggikan Kalimat Allah SWT demi meraih RidhoNya.

Ditulis oleh Yudi Bachtiar

Kembali <<<

Senin, 15 September 2014

Kajian OnLine: Ma'rifatullah

بسم الله الر حمن الر حيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ان الحمد لله نحمده ونستعينه ونستهديه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل فلن تجد له وليا مرشدا..

ﻭ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ؛ ﻟﻪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻭ ﻟﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ ، ﻳﺤﻴﻰ ﻭ ﻳﻤﻴﺖ ﻭ ﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﺊ ﻗﺪﻳﺮ ﻭ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻤﺮﺟﻊ ﻭ ﺍﻟﻤﺼﻴﺮ ..
ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭ ﺭﺳﻮﻟﻪ ، ﺑﻠﻎ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻭ ﺃﺩﻯ ﺍﻷﻣﺎﻧﺔ ، ﻭ ﻧﺼﺢ ﺍﻷﻣﺔ ﻭ ﻛﺸﻒ ﺍﻟﻐﻤﺔ ، ﻭ ﺟﺎﻫﺪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺭﺑﻪ ﺣﺘﻰ ﺃﺗﺎﻩ ﺍﻟﻴﻘﻴﻦ ..

أما بعد.

Jumat, 05 September 2014

Keindahan Hukum di Zaman Umar

image



Izinkan menceritakan tentang sebuah kisah keagungan dan keindahan hukum. Agar tetap terjaga harap dan sangka baik untuk negeri ini. Umar sedang duduk beralas surban di bebayang pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Sahabat di sekelilingnya bersyura' (rapat) membahas aneka soal. Tiga orang
pemuda datang menghadap, dua
bersaudara berwajah marah yang mengapit pemuda lusuh yang tertunduk dalam belengguan mereka.

"Tegakkan keadilan untuk kami, hai Amirul Mukminin," ujar seorang. "Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatannya!"

Senin, 01 September 2014

image



OASE DAKWAH
~Penyejuk Hati Penggugah Jiwa~
Senin, 1 September 2014

oleh: Rochma Yulika

Berhati-hatilah dengan lisan
tanpa kita sadar akan bawa kesulitan saat diri sudah tinggal di bawah nisan
Berhati-hatilah dengan tutur
tanpa kita tau seberapa berat siksa di dalam kubur
Berhati-hatilah dengan mulut
tanpa terasa ajal sudah datang menjemput
Berhati-hatilah dengan lidah
tanpa kita sadar tiba-tiba kita sudah tertimbun tanah
Berhati-hatilah bersikap tanpa kita sadar sikap yang ada hadirkan azab

Keutamaan Menuntut Ilmu

image



بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillahilladzii anzala 'ala 'abdihil kitaaba wa lam yaj'allahu 'iwaja...
Wa sholAllahu wa salam wa baarok 'ala imaamal muttaqien...
Wa sayyidil mursaliin...
Wa a'lamu ahlal ardhu ajma'iin...
Wa 'ala aalihi wa shohbihit thoohiriin...
Wawarotsatul anbiyaa-i al 'ulamaa-ir robbaniyyiin...
Wa 'ala kulli min saari 'ala nahjihim, wattaba'u sabiilahum ila yaumiddin...

Amma ba'd...

Setiap Muslim wajib membekali diri dengan ilmu. Bekal ilmu yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya. Rasulullah SAW telah memerintahkan agar kita umat beliau untuk menuntut ilmu dari sejak buaian ibu, sampai ke liang Lahat. Hal itu berarti bahwa ilmu memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Islam telah memotivasi kaum Muslim untuk menuntut ilmu sebanyak-banyak mungkin dan memperluasnya seluas-luasnya. Sebab ILMU selain berpengaruh pada prilaku manusia, ILMU juga akan membimbing pemiliknya untuk dapat beramal dan beribadah secara baik dan benar. Artinya bahwa ILMU sangat menentukan kualitas suatu keimanan, amal dan ibadah seseorang Muslim.

Rabu, 12 Juni 2013

Saya Anti-Demokrasi

KALAU ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam – harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya.
Kalau dulu Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau dulu Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.

Rabu, 07 Juli 2010

Islam Mengharamkan Tujuh Perilaku Berikut dalam Bisnis

Pada prinsipnya, setiap pelaku bisnis syariah diberi kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya. Pintu ijtihad sangat terbuka lebar. Hal ini sesuai dengan kaidah fikih yang menyatakan bahwa menurut ketentuan asal, sesuatu itu dibolehkan, selagi belum ada dalil yang mengharamkan. (Imam Suyuti, al-Asybah wa an-Nazhair, 1/33).

Secara umum, ada beberapa unsur dalam fikih muamalah yang menyebabkan suatu perbuatan atau aktivitas bisnis dapat dikategorikan haram.

Pertama, zalim. Syariah melarang terjadinya interaksi bisnis yang merugikan atau membahayakan salah satu pihak. Karena, bila hal itu terjadi, maka unsur kezaliman telah terpenuhi. "Kalian tidak boleh menzalimi orang lain dan tidak pula boleh dizalimi orang lain." (QS Al-Baqarah [2]: 279).

Kedua, riba. Secara tegas syariah mengharamkan segala bentuk riba. "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka,jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu." (QS Al-Baqarah [2]: 278-279).

Bahkan,Rasulullah SAW menyamakan dosa riba dengan zina. "Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan mengetahui bahwa itu adalah uang riba, dosanya lebih besar daripada berzina sebanyak 36 kali." (HR Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah dan dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami', no. 3375).

Ketiga, maysir (perjudian). "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka,jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kamu mendapat keberuntungan." (QS Al-Maidah [5]: 90).

Keempat, gharar (penipuan). "Siapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami." (HR Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hanbal, dan al-Darimi).

Kelima, risywah (suap/sogok). "Rasulullah SAW melaknat orang yang memberi dan menerima suap." (HR Abu Daud dan at-Tirmidzi).

Keenam, haram. Dalam transaksi jual-beli, Islam mengharamkan memperjual-belikan barang-barang yang haram, baik dari sumber barang maupun penggunaan (konsumsi) barang tersebut. "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi,dan patung-patung." Rasulullah pun ditanya, "Wahai Rasulullah, tahukah Anda tentang lemak bangkai, ia dipakai untuk mengecat kapal-kapal, meminyaki kulit-kulit,dan untuk penerangan banyak orang?" Nabi menjawab; "Tidak (jangan), ia adalah (tetap) haram " (Muttafaq 'Alaih).

Ketujuh, maksiat. Apa pun bentuk maksiat yang terdapat dalam proses transaksi (muamalat) merupakan hal yang diharamkan. Abu Mas'ud al-Anshari menuturkan, "Nabi SAW melarang (penggunaan) uang dari penjualan anjing, uang hasil pelacuran, dan uang yang diberikan kepada dukun." (Muttafaq 'Alaih).

Jumat, 28 Mei 2010

New York Provokasi Muslim untuk Murtad









Masya'Allah. Beberapa bus di New York, AS, berlalu lalang membawa iklan yang memprovokasi umat Muslim untuk meninggalkan Islam.

"Fatwa di kepala Anda? Apakah keluarga atau komunitas Anda mengancam? Ada pertanyaan? Temukan Jawabannya! Tinggalkan Islam?" demikian tulisan yang tercetak di badan bus tersebut.

Iklan bus yang disponsori oleh situs RefugeFromIslam.com itu, didalangi aktivis asal Manhattan yang diduga mengajak Muslim untuk meninggalkan agamanya, Pamela Gellar. Perempuan in ijuga berada di balik kelompok yang menyebut diri mereka Stop Islamization on America.

"Ini memang mengenai ideologi Islam. Ini adalah tempat bagi mereka yang ingin meninggalkan Islam. Tapi Saya tak bermaksud menyinggung semua orang, ini hanya isu kebebasan beragama," ujar Gellar, seperti dilansir WCB, Kamis (27/5).

Misi Gellar sangat jelas. Selain situs, ia juga membuat blog dan kini sebuah iklan di bus yang ia sebut sebagai kampanye melawan sebuah ideologi. Gellar juga menentang pembangunan masjid tak jauh dari ground zero, lahan tempat berdirinya WTC yang ambruk karena serangan teroris pada 11 September 2001.

"Saya penganut Yahudi dan menurut saya ini tidak menyinggung. Ini benar-benar mengenai kebebasan beragama. Saya tak punya masalah terhadap Muslim. Namun ada masalah mengenai ideologi Islam," tegasnya.

Gellar telah mengumpulkan US$8.000 melalui situsnya yang digunakan untuk memasang iklan serupa pada 30 bis di New York. Meski kampanye itu tergolong kecil untuk kota the big apple, reaksi yang ia peroleh cukup besar. Sejumlah lembaga Islam di Amerika mulai mengecam aksinya.

Hujatan juga datang dari dunia maya. Faiza Ali dari Konsul Hubungan Amerika-Islam di kota itu, bahkan menyebut Gellar adalah perempuan yang dipenuhi kebencian. Namun Gellar tak pantang mundur. Ia mengaku akan tetap menjalankan kampanyenya.

Kamis, 20 Mei 2010

Menanti Sikap Tegas Atas Grup yang Menghina Muhammad SAW





[caption id="attachment_296" align="alignright" width="209" caption="boycote facebook 20 mey"]boycote facebook 20 mey[/caption]

Meski dikecam muslim dunia, grup Facebook tetap akan menggelar Hari Menggambar Nabi Sedunia atau Everybody Draw Mohammed Day pada 20 Mei.

Di tengah kecaman masyarakat dunia itu, laman grup ini malah seakan menantang. “Laman ini akan terus ada dan tanggalnya tak berubah. Kami tak bermaksud menghujat, ini bukan laman membenci,” demikian kutipan di bagian info, lama grup tersebut.

Yang memuakkan, atas nama kebebasan, mereka malah mengaku tidak takut. “Kami tak takut. Mereka tak bisa mengambil begitu saja kebebasan bersuara, dengan berusaha menakuti kami,” lanjutnya.

Laman yang memiliki 41,425 pengikut itu memicu perdebatan dan keresahan sejak akhir April lalu. Bahkan, Menkominfo Tifatul Sembiring telah mengirim surat langsung kepada pihak Facebook mengenai laman yang menggelar lomba menggambar Nabi pada Kamis (20/5) itu.

Ide Everybody Draw Mohammed Day ini bermula dari kartun Norris, yang katanya untuk dua kartunis pencipta kartun ‘South Park’, Matt Stone dan Troy Parker. Kedua rekannya itu dikecam berbagai kelompok Islam radikal karena bermaksud menayangkan Nabi mengenakan pakaian tak pantas.

Dalam Islam, Nabi tidak pernah digambarkan wajah maupun bentuk fisik tubuhnya. Namun, sejumlah kartunis Eropa melanggar hal ini dan bahkan membuat gambar yang melecehkan nabi.

Rabu, 19 Mei 2010

Merasakan Manisnya Iman


Seseorang akan merasakan manisnya iman bermula manakala di dalam hatinya terdapat rasa cinta yang mendalam kepada Allah dan rasul-Nya. Manisnya akan semakin dirasakan bila seseorang berusaha untuk senantiasa menyempurnakan cintanya kepada Allah, memperbanyak cabang-cabangnya (amalan yang dicintai Allah SWT), dan menangkis hal-hal yang bertentangan dengan kecintaan Allah SWT.

Jumat, 07 Mei 2010

Kebangkitan Pemuda Islam dari Amerika Serikat

CHICAGO--Kampanye pemerintahan Amerika Serikat (AS) untuk menyejajarkan Islam dengan teroris ternyata berbuah manis bagi kaum Muslim. Begitu George W Bush saat menjadi presiden AS memukul genderang perang untuk memojokkan Muslimin, pertumbuhan Islam justru bergerak melesat.

Hasilnya, kini mulai bisa terlihat. Di sebagian wilayah di AS, generasi muda Islam mulai memegang peranan. Mereka juga mulai diperhitungkan dalam kancah politik setempat. Bahkan, sebagian anak muda Islam mulai menjadikan geliat politik di AS sebagai jalan untuk berdakwah.

Seorang pemuda Muslim di Chicago, Dana Jabri, mengaku yakin bahwa satu-satunya cara yang bisa dia tempuh untuk memajukan Muslim di AS adalah terlibat dalam dunia politik. Perempuan berusia 16 tahun keturunan Suriah itu pernah bekerja pada salah satu tokoh partai yang maju pemilu lokal.

Kamis, 06 Mei 2010

Bahkan kepada Orang yang Menangkap Anak Burung pun Rasulullah Benci

Rasulullah saw diutus Allah swt dengan membawa Islam adalah untuk memperbaiki (islah) akhlah/perilaku manusia. Kehadiran beliau sekaligus sebagai rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin), termasuk bagi hidupan liar (wildlife). Dalam sejarah hidupnya, Rasulullah saw telah memberikan banyak contoh tauladan langsung bagi ummatnya terkait hal tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Rasulullah saw memberikan contoh bagaimana hidupan liar, seperti burung dan sumberdaya alam lainnya mempunyai hak dalam Islam.

Hadist Rasulullah yang terjemahannya:
“Ibnu Masíud ra. berkata: Ketika kami bersama Rasulullah s.a.w. dalam berpegian dan Rasulullah sedang pergi berhajat, kami melihat seekor burung yang mempunyai dua anak, maka kami ambil kedua anaknya kemudian datanglah induknya terbang diatas kami, maka datang Nabi saw. dan bersabda: Siapakah yang menyusahkan burung ini dengan mengambil anaknya? Kembalikan kepadanya anaknya (Hadist Riwayat Abu Dawud).