Senin, 02 Desember 2013

DOKTER, KEMBALILAH SEBAGAI MANUSIA

[caption id="attachment_972" align="alignleft" width="520"]Ilustrasi Ilustrasi[/caption]

Di awal, saya termasuk org yg mendukung gerakan kawan2 dokter memperjuangkan 'persamaan hak' di depan hukum. Mengharap agar hukum bijak dalam menghukum. Namun beberapa jam kemudian, berbagai status, twit, komen berseliweran di sosmed saya. Bukan cuman satu, tapi banyak sekali yg menulis dgn nada menyerang. Rekan2 dokter mulai menulis betapa 'mulia'nya profesi mereka bagi kemanusiaan, dan mulai pula memaki2 profesi2 lain. Teman2 mulai merapatkan barisan, "With us, or with them".

Rekan2 wartawan tersinggung, rekan2 polisi tersinggung, nyaris semua profesi dihajar. Pdhl semua tau, ketidakadilan ini memuakkan, tp menyikapinya dgn berlebihan jadi malah menjijikkan. Lihatlah, berapa banyak jurnalis yg dituntut, disidang, dan dihukum karena lalai dlm menjalankan profesinya. Pun begitu polisi, pengacara, jaksa, bahkan hakim agung sendiripun bisa dituntut, disidang, dan dihukum bila terbukti lalai dalam menjalankan profesinya. Jika memang merasa tidak bersalah, berbantahanlah di ranah hukum. Anda disediakan panggung bernama pengadilan.

Kawan2 dokter pun tiba2 menjadi lebay, melankolis, menganggap dunia ini tak adil bagi mereka sehingga penghuni dunia tiba2 menjadi musuh mereka.

Ramai berita ttg terlantarnya pasien di daerah2. Ibu yang melahirkan di toilet puskesmas krn sang dokter pimpinan puskesmas mengajak para stafnya mogok, Belum lagi pasian kanker yg marah2 karena tdk mendapat pelayanan, sambil menahan sakit dia malah mendapat 'huuu....' dari para dokter yg nongkrong2 ngeliatin dia yang sedang berjuang untuk memperpanjang hidupnya. Para dokter, tidak ada dosa rakyat miskin. Dia tak tau apa2 dgn yg sedang terjadi.

Fitnah pun berseliweran, saat seorang teman memaki salah seorang wakil rakyat dgn sebutan DONGOK sambil menshare tulisan ttg malpraktik yg dikomentari sang wakil rakyat. Ternyata begitu dibaca, beliau tdk mengkomentari secara detil kasus dr Ayu. Ia hanya menjelaskan proses hukum bisa diambil oleh para dokter. Sang anggota Komisi III itu pun rame dibully oleh para rekan dokter. Saat saya coba menjelaskan, saya malah diajak debat. Akhirnya saya pun diblokir. Hmmm.... begitulah.

Saya hanya minta para dokter, kembalilah menjadi dokter --dan manusia. Sebagai manusia, anda yakin bahwa salah & silaf adalah lumrah.

Anda bkn malaikat, dan yang tdk bersama Anda bukanlah setan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar