Kamis, 24 April 2014

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 1)

image



Tentu banyak yang terperangah ketika Jacob Soetoyo bisa mempertemukan beberapa duta besar negara-negara ‘hiu’ dengan Jokowi dan Megawati. Siapa sebenarnya Jacob Soetoyo?
Jacob memang lebih dikenal sebagai pengusaha. Tapi, dalam konteks menjadi fasilitator pertemuan Jokowi-Mega dengan para duta besar tersebut, tentu kapasitasnya sebagai bagian dari CSIS [Centre for Strategic and International Studies]. Sudah banyak yang tahu bahwa CSIS merupakan lembaga pemikir Orde Baru yang memberikan masukan strategi ekonomi dan politik pada Soeharto. Tapi, yang belum banyak diketahaui adalah hubungan CSIS dengan organisasi fundamentalis Katolik bernama Kasebul [kaderisasi sebulan] yang didirikan oleh Pater Beek, SJ.



Pada awalnya, Kasebul didirikan untuk memerangi komunisme. Setelah komunisme [PKI] dihancurkan oleh Soeharto, tujuan Kasebul beralih melawan dominasi Islam. Pater Beek, seorang rohoniawan Jesuit kelahiran Belanda, melihat bahwa setelah komunis tumpas ada lesser evil [setan kecil], yaitu: Islam. Untuk menghancurkan setan kecil tersebut, Pater Beek menganjurkan kaum fundamentalis Katolik dalam Kasebul bekersama sama dengan Angkatan Darat.
Selain itu, guna menghadapi ancaman Islam perlu dibentuk lembaga pemikir yang bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah. Maka kemudian dibentuklah CSIS. Pater Beek mempunyai pemikiran sebagaimana diungkapkan Ricard Tanter:
“Visi [Pater] Beek pibadi atas peran Gereja, Gereja harus berperan dalam mengatur negara kemudian mengalokasikan orang-orang yang tepat untuk bekerja di dalam dan melalui negara.”
Atas visi tersebut maka tugas dibebankan pada CSIS. Lembaga ini menurut Daniel Dhakidae merupakan penggabungan antara politisi dan cendekiawan Katolik dengan Angkatan Darat. Lembaga inilah yang kemudian memasok dan menjaga agar Orde Baru menerapkan negara organik versi gereja pra konsili Vatikan II.
Siapa sosok yang berperan dalam pendirian CSIS? Sosok tersebut adalah Ali Moertopo. Selama ini dikenal sebagai kepercayaan Soeharto, tapi kedekatannya dengan Pater Beek belum banyak terungkap Ali pertamakali bekerjasama dengan Pater Beek dalam operasi pembebasan Irian Barat. Berdasarkan catatan Ken Comboy, saat itu tugas Ali sebagai perwira intelijen. Pada saat yang bersamaan, Pater Beek juga berada di Irian Barat. Ia menyamar sebagai guru. Tugas sebenarnya dari Pater Beek adalah menjaga agar proses pembebasan Irian Barat tetap menguntungkan kepentingan Amerika. Tugas ini berhasil. Sebagaimana kita ketahui, sampai saat ini Freeport masih menguasai tambang emas di Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar