Tampilkan postingan dengan label palestina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label palestina. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Juni 2010

Brigade Izzudin Al Qassam, Sejarah dan Profilnya

"Brigade Izzudin Al Qassam" adalah cabang bersenjata Gerakan Perlawanan Islam (Hamas). Bahasa, dalam bahasa Arab "Iz" berarti dukungan, kepatuhan, atau kebanggaan, dan "Din" berarti agama. Al-Qassam dapat diterjemahkan ke sebagai pembagi. Secara historis, Izzudin Al Qassam adalah nama pelopor seorang mujahid yang mati syahid pada tahun 1935 di dekat Jenin. Al-Qassam dilahirkan di Suriah dan diusir ke Palestina untuk melawan pendudukan Perancis di Suriah dan Lebanon. Di Palestina, ia melanjutkan perjuangannya melawan pendudukan Inggris yang telah berjanji untuk membuat negara untuk orang Yahudi sebuah tanah air dengan mengorbankan penduduk.

Latar Belakang:

Pada tahun 1984 Syekh Ahmad Yassin, Dr Ibrahim Al-Maqadema, Sheikh Salah Shehada dan ikhwah lain mulai mempersiapkan pembentukan organisasi bersenjata untuk melawan pendudukan. Berkonsentrasi pada usaha mereka mendapatkan senjata untuk aktivitas perlawanan di masa depan. Namun, anggota kelompok itu ditangkap dan senjata disita. Pada saat itu, kelompok ini tidak beroperasi atas nama Hamas atau Al-Qassam Brigade.

Pada tahun 1986 Sheikh Salah Shehada membentuk jaringan sel-sel perlawanan yang disebut "Al Mujahidin Al Filistin" (para pejuang Palestina). Jaringan ditargetkan pendudukan tentara Zionis dan pengkhianat. Jaringan ini terus bekerja sampai 1989; dan operasi mereka yang paling terkenal adalah penculikan dua tentara pendudukan: Ilan Sadoon dan Avi Sasbortas. Selain itu, Hamas (resmi didirikan pada tanggal 14 Desember 1987) dibentuk jaringan serupa lainnya, seperti "Brigade Abdullah Azzam" dan "Majd," menjadi yang terakhir cabang keamanan terhadap pengkhianat.

Pada pertengahan 1991, Brigade Izzudin Al Qassam dikenal sebagai cabang bersenjata Hamas.

Misi:

Brigade Izzudin Al Qassam didirikan di tengah-tengah Intifadah Palestina (1987-1994) melawan pendudukan Zionis. Didirikan pada puncak pendudukan dan penindasan terhadap perlawanan bersenjata populer, EQB menganggap usahanya sebagai bagian dari gerakan perlawanan terhadap pendudukan Zionis di tanah Palestina, yang telah berlangsung sejak pendudukan Inggris. Dalam terang pemahaman ini, EQB bertujuan: "Untuk memberikan kontribusi dalam upaya membebaskan Palestina dan mengembalikan hak-hak rakyat Palestina di bawah ajaran Islam suci Al-Qur'an, Sunnah Nabi Muhammad SAW dan perihidup para penguasa Muslim dan ulama terkenal karena kesalehan dan dedikasi."

Untuk itu terjadi, Brigade Izzudin Al Qassam bekerja untuk:

· Menimbulkan semangat Jihad (perlawanan) di antara orang Palestina, Arab dan Muslim;

· Mempertahankan Palestina dan tanah mereka melawan pendudukan Zionis dan agresinya;

· Memerdekakan Palestina dan tanah dirampas oleh pasukan pendudukan dan pemukim Zionis.

Anggota dan organisasi:

Jumlah Brigade Izzudin Al Qassam anggota hanya diketahui pimpinan Brigade, yang mengadopsi prinsip kerahasiaan dalam organisasi dan rekrutmen.

Organisasi Brigade Izzudin Al Qassam adalah jaringan sel-sel khusus operasi di seluruh Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sel-sel bekerja secara independen satu sama lain di bawah petunjuk dari kepemimpinan Brigade. Merekrut diwajibkan untuk memenuhi persyaratan kesalehan moral, integritas, dan keteguhan serta persyaratan fisik dan pendidikan untuk tugas yang akan diberikan kepada mereka.

Sejak Brigade Izzudin Al Qassam bergerak dalam jangka panjang, pertempuran tanpa henti melawan pendudukan tentara dan cabang keamanan, menghadapi berbagai tindakan tegas dan berkesinambungan dengan keamanan pekerjaan dan mesin militer. Ratusan anggota Brigade Izzudin Al Qassam telah terbunuh atau dipenjara. Selain itu, Otorita Palestina retak di atas Brigade from 1995-2000 dan menangkap ratusan anggota dan komandan.

Lebih dari delapan ratus anggota telah mati syahid sejak meletusnya Intifadah Al-Aqsa pada September 2000.

Hambatan & Prestasi:

Palestina menghadapi banyak kesulitan dan hambatan dalam perjuangan mereka menuju kebebasan.pendudukan Keamanan dan mesin militer adalah contoh utama terorisme yang disponsori negara terhadap rakyat Palestina. Untuk mencapai kebijakan ilegal mereka, pasukan pendudukan menggunakan konsep hukuman kilektif,  penyiksaan, blokade, pembunuhan, dan penggunaan kekuatan yang tidak terkendali.Selain itu, mereka menggunakan tekanan, intimidasi dan intimidasi sebagai taktik untuk merekrut dan membujuk para pengkhianat dari kalangan rakyat Palestina, sebagai mata-mata bagi mereka terhadap pejuang. Kendala lain adalah kebutuhan yang dibutuhkan untuk melakukan perlawanan dan melawan pendudukan serta membela rakyat dan negara.

Brigade Izzudin Al Qassam telah bekerja sangat keras selama beberapa tahun terakhir untuk counter teroris kebijakan pendudukan. Dan di banyak kasus, Brigade Izzudin Al Qassam mencatat kemenangan mengejutkan terhadap sasaran-sasaran militer yang sangat tertutup dan terlindungi.

Dihadapkan dengan mesin militer dan keamanan negara adikuasa regional, Brigade Izzudin Al Qassam mengandalkan dukungan Allah SWT selama perjuangan. Setelah itu, kekuatan Brigade berasal dari keyakinan yang kuat dalam menuntut keadilan bagi Palestina, dan keyakinan bahwa pengorbanan akan mengalahkan arogansi agresor.

Melalui tekad, dedikasi, dan kecerdasan dalam memanfaatkan kelemahan pendudukan, komando tentara pendudukan memutuskan untuk menarik diri dari dalam Jalur Gaza, dan untuk mempertahankan pendudukan melalui kontrol perbatasan dan wilayah udara dan batas maritim.

Demikianlah, Brigade Izzudin Al Qassam yakin bahwa selesainya pembebasan Gaza akan terpenuhi, dan bahwa pembebasan tanah Palestina akan terwujud.

Profil HAMAS

Hamas, akronim dari Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah (bahasa Arab: حركة المقاومة الاسلامية, secara  harfiah berarti "Gerakan Pertahanan Islam" dan kata Arab untuk 'ketekunan'), adalah sebuah gerakan dan partai politik Palestina berhaluan Islamis yang dibentuk pada tahun 1987 untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina. Pada tahun 2006, partai ini memenangkan pemilu parlemen Palestina. Sejak awal Februari 2007, kelompok ini terlibat konflik dengan kelompok Fatah akibat kekalahan kelompok Fatah di pemilu parlemen 2006.

Selain sebagai partai politik, Hamas juga merupakan lembaga sosial (firqah ijtima'iyyah).

Syekh Ahmad Yassin, salah satu pendiri Hamas, yang dibunuh Israel pada tanggal 22 Maret 2004, adalah seorang guru kelahiran 1 Januari 1929, yang mencatatkan organisasi Mujama al-Islami Hamas ini secara legal di Israel pada 1978. Ia berpijak ke Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hasan al-Banna pada 1928 di Mesir. Pemerintah Israel kala itu justru menyokong Hamas, yang hanya berkutat di bidang sosial, moral, dan pendidikan. Tel Aviv juga memanfaatkan Hamas untuk menyaingi kepopuleran Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin Yasser Arafat.

Matthew Levitt dalam bukunya, Hamas: Politics, Charity, and Terrorism in the Service of Jihad, menulis, Hamas yang akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam didirikan pada 14 Desember 1987. Organisasi ini merupakan pengembangan dari Ikhwanul Muslimun—yang berpusat di Mesir—cabang Palestina.

Berkembang sebagai organisasi karitas, Hamas diam-diam juga berkembang sebagai organisasi bersenjata. Hal ini baru terkuak di akhir 1987. Yassin, alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir, meluncurkan Harakat Muqawama al-Islamiya — disingkat Hamas — yang berarti Gerakan Perlawanan Islam.

Tujuan pendirian Hamas dicantumkan di aktanya: "mengibarkan panji-panji Allah di setiap inci bumi Palestina". Dengan kata lain: melenyapkan bangsa Israel dari Palestina dan menggantinya dengan negara Islam. Hamas baru ini dibidani Yassin dan tujuh orang berpendidikan tinggi: Abdul Aziz al-Rantissi (dokter spesialis anak), Abdul Fatah Dukhan dan Muhammad Shamaa (keduanya guru), Isa Nashar dan Abu Marzuq (insinyur mesin), Syekh Salah Silada (dosen), dan Ibrahim al-Yazuri (farmakolog).

Hamas didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi perlawanan Palestina yang lebih dahulu dalam menghadapi Israel. Mereka dinilai lembek dan cenderung kompromistis. Fatah, misalnya, membuka dialog dengan Israel.

Peluncuran Hamas menemukan momentumnya dengan kebangkitan Intifadah I, yang bergolak di sepanjang Jalur Gaza. Anak-anak Palestina tak gentar melawan tentara Israel dengan batu-batu sekepalan tangan. Sejak itu, sayap-sayap militer Hamas beroperasi secara terbuka. Mereka meluncurkan sejumlah serangan balasan—termasuk bom bunuh diri—ke kubu Israel.

Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Deklarasi Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai". Hamas tidak menyetujui perjanjian ini.

Pada Januari 2006, Hamas melangkah ke arena politik formal. Secara mengejutkan, mendulang kemenangan—meraih 76 dari 132 kursi dalam pemilihan anggota parlemen Palestina. Hamas mengalahkan Fatah, partai berkuasa sebelum pemilu saat itu. Kabinet yang didominasi orang Hamas terbentuk.

Turki Sebut Hamas Pejuang Kemerdekaan, bukan Organisasi Teroris

[caption id="attachment_471" align="alignright" width="420" caption="Pasukan Hamas"][/caption]

Perdana Menteri Turki, Jumat malam, memperpanas krisis yang sudah mendidih dengan Israel, setelah membela Hamas sebagai para pejuang perlawanan, saat warga Turki menguburkan rekan-rekannya yang meninggal akibat serangan maut Israel ke kapal pembantu bantuan ke Gaza.

Sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Israeli dan mengibarkan bendera Palestina, ribuan orang menggelar demonstrasi di seluruh penjuru negeri usai salat Jumat dan pemakaman sembilan orang Turki yang meninggal setelah pasukan komando Israel menyerbu Freedom Flotilla Senin.

Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mempertinggi ketegangan dengan menandaskan bahwa Hamas bukanlah organisasi teroris.

"Hamas adalah pejuang perlawanan yang berjuang mempertahankan tanah air mereka. Mereka telah memenangkan pemilu," kata Erdogan di Konya, yang kerap kali berhenti berbicara karena sorak sorai pendukunganya dari partai berbasis Islam.

"Saya telah mengatakan ini kepada para pejabat AS... Saya tidak menerima Hamas disebut organisasi teroris. Saya kira kini pun mereka bukan. Mereka mempertahankan tanah airnya," katanya dalam pidato televisi.

"Biarkan mereka menjalankan perjuangan demokratisnya," katanya.

Duta Besar Turki untuk  Washington, Namik Tan, menyuaakan kekecewaannya karena AS gagal mengutuk Israel.

"Kami menghargai intervensi AS," kata Tan kepada wartawan, merujuk upaya diplomatik AS, termasuk menekan Israel untuk memulangkan para aktivis Turki.

"Tapi tidak ada kata kutukan sekali pun," tambahnya seraya menandaskan "AS seharusnya pihak pertama yang mengutuk Israel."

Meski begitu dia menjamin bahwa Turki dan AD tetap bersahabat dan bersekutu.

Tapi secara implisit dia mengkritik AS karena mendukung investigasi Israel untuk penyerangan itu.

"Bisa tidak Anda bayangkan seorang kriminal menyelidiki kejahatannya sendiri?," tanyanya, seraya menilai kelompok independenlah yang pantas menyelidikinya.

Di Istanbul, sekitar 10.000 orang berdoa di Masjid Beyazit yang bersejarah, untuk seorang wartawan yang tewas akibat serangan Mavi Marmara lalu.

Di Talas, imam masjib menyebut pemuda 19 athun bernama Furkan Dogan, yang adalah korban termuda serangan Israel itu, sebagai martir.

Ankara sudah berulangkali mengatakan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak bisa dicapai jika Hamas dikecualikan dari proses itu.

Menyusul kemenangan Hamas dalam Pemilu 2006, Ankara membuat marah Israel karena bersedia meneria pemimpin Hamas supremo Khaled Meshaal.

Juga di hari Jumat, deputi PM Bulent Arinc mengatakan akan mengurangi kerjasama ekonomi dan pertahanan dengan Israel, namun mengesampingkan pemutusan hubungan diplomatik.

Jumat, 04 Juni 2010

Haneen Za'bi Diancam Bunuh dan Dinista oleh Rekan-rekannya sesama Knesset

[caption id="" align="alignleft" width="360" caption="Anggota Knesset pun Diancam Bunuh di Israel"][/caption]

Parlemen Israel atau biasa disebut Knesset memutuskan untuk mengawal dan menjaga ketat anggotanya Haneen Za’bi (dari fraksi Nasional Demokrat) setelah mendapatkan ancaman pembunuhan. Dia juga menghadapi tekanan dari anggota Knesset ekstrem kanan dan ekstremis yahudi. Ini mereka lakukan setelah Haneen Za’bi ikut serta dalam Armada Kebebasan untuk Gaza.

Pejabat kantor Za’bi menegaskan, pihaknya menerima puluhan telepon dan email yang mengancam akan membunuh atau menyakiti Haneen. Bahkan sebagian lainnya berharap anggota parlemen Israel ini mati segera atau kehilangan anggota keluarganya dengan cara yang sama seperti yang dialami oleh relawan Gaza di Armada Kebebasan.

Za’bi sebelumnya mengalami kecaman dan protes keras dari barisan anggota Knesset dari sayap kanan ekstrem. Upaya kekerasan fisik pun dialami selama ia menyampaikan pidatonya Rabu (2/6)sore waktu setempat di depan Knesset. Akibatnya, terjadi keributan dalam sidang anggota parlemen Israel.

Pemandangan seperti ini belum pernah terjadi beberapa tahun terakhir di Knesset. Keributan memuncak setelah Za’bi menyebut serangan tentara Israel pada Senin lalu dan pembunuhan terhadap para relawan sebagai tindak kejahatan.

Za’bi menegaskan bahwa semua provokasi dan ancaman terhadap dirinya tidak akan menggentarkannya untuk menegakkan kewajiban nasionalismenya dan kemanusiaan. “Saya akan ikut dalam Armada Kebebasan dalam kesempatan lain meski ditekan oleh kelompok rasis Israel,” tegasnya menantang.

Za’bi (41) adalah satu dari 12 anggota parlemen Knesset Israel dari perwakilan Arab (Palestina) yang ikut dalam salah satu kapal bantuan kemanusiaan yang tergabung dalam Armada Kebebasan. Sebelumnya sempat ditahan, namun kemudian dibebaskan karena ia anggota parlemen Israel.

Sejumlah anggota Knesset yang mengkritik dan menyerangnya berasal dari fraksi Partai Kadema, Partai Buruh Israel, dan Likud. Mereka menyebut Za’bi sebagai teroris, penghianat, dan kuda binal. Mereka menyerukannya agar Za’bi diusir dari Knesset. Sebagian anggota lainnya berusaha berbuat kekerasan kepadanya.

Saat Za’bi berpidato, tiba-tiba anggota parlemen Israel dari partai Israel Betena yang masuk kelompok ekstrem kanan, Anastasia Mikhaeli, merebut mikrofon yang digunakan oleh Za’bi. Kemudian dia katakan, “Kenapa perempuan ini diperbolehkan bicara?” Sementara itu para pengawal keamanan berusaha menjauhkannya setelah sejumlah lainnya berusaha berbuat kekerasan kepadanya.

Rachel Corrie, Siap Tembus Blokade Israel

[caption id="" align="alignright" width="360" caption="Sang Martir dari Amerika Serikat untuk Rakyat Palestina"][/caption]

Selain Mavi Marmara, ada satu lagi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang namanya cukup terkenal. Kapal itu bernama Rachel Corrie. Saat ini, Kapal Rachel Corrie sedang berlayar menuju Gaza, setelah bertolak dari Malta pekan lalu. Siapakah Rachel Corrie?

Dia adalah aktivis muda yang berjuang keras untuk membebaskan Gaza dari cengkeraman rezim zionis Israel. Corrie meninggal pada usia 23 tahun pada 16 Maret 2003 karena dilindas buldozer Israel. Saat itu, dia berupaya menghentikan penggusuran paksa rumah milik warga Gaza oleh Israel.

Untuk menghindari penggusuran, perempuan asal Washington itu pun pasang badan. Langkah ini pun harus dibayar mahal. Buldozer Israel kemudian menabrak dan melindasnya berkali-kali. Tubuh Corrie pun hancur. Dia menjadi martir bagi perjuangan membela Gaza.

Setelah menamatkan SMA, Corrie kemudian melanjutkan studinya ke The Evergreen State College. Di sinilah dia kemudian bergabung dengan gerakan kemanusiaan bernama Olympia Movement for Justice and Peace. Dari situ, dia lantas masuk International Solidarity Movement (ISM).

ISM didirikan tahun 2001, dan menjaring manusia dari berbagai penjuru dunia untuk menjalankan aksi damai melawan kekejaman zionis Israel. Gerakan ini berupaya untuk menekan Israel dan tentaranya supaya menghentikan penjajahan terhadap Palestina.

Untuk melancarkan aksinya, Corrie, kemudian berangkat ke Rafah di Jalur Gaza pada tahun 2003 dan mengikuti pelatihan selama dua hari untuk menjalankan aksi damai. Begitu menyaksikan banyaknya rumah warga Palestina yang dihancurkan Israel, dia sangat geram. Dia juga menyaksikan betapa setiap hari warga Palestina dibunuh oleh Israel.

Corrie merekam semua kejadian ini dalam email yang dikirimkan kepada keluarganya di Washington. "Wahai kawan dan keluarga, saya sudah dua pekan satu jam di Palestina. Saya masih kesulitan berkata-kata untuk bisa menggambarkan kondisi yang saya lihat di sini. Sungguh ini kondisi paling sulit buat saya untuk memikirkannya sambil duduk dan menuliskan kembali setelah berada di Amerika," begitu bunyi salah satu email Corrie yang dikirim 7 Februari 2003.

Kamis, 03 Juni 2010

Aktifis Gaza Mendapat Kewarganegaraan Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menghadiahi para aktivis Gaza yang ikut dalam misi Freedom Flotilla dengan kewarganegaraan Palestina.

Keputusan itu disampaikan Abbas ketika berbicara di Palestina Investment Conference di Bethlehem. Ia bahkan mengganti nama konferensinya menjadi Conference of Freedom untuk menghormati konvoi yang diserang Israel pada awal pekan itu.

"Kami takkan menerima situasi di mana proses perdamaian digunakan untuk menghindari kewajiban. Kami akan bertanya pada dunia, kapan penjajahan ini berakhir? Kapan pertumpatahan darah usai dan perdamaian terwujud?" kata Abbas, Kamis (3/6).

Ia menuding Israel melakukan tindakan terorisme, serta meminta Dewan Keamanan PBB untuk membuat perlindungan berskala internasional bagi rakyat Palestina. Serta bekerjasama mengakhiri blokade Jalur Gaza.

Di sisi lain, Abbas berharap insiden tersebut juga membuat faksi Fatah miliknya yang menguasai Tepi Barat akhirnya bersatu dengan faksi Hamas yang menguasai Jalur Gaza sejak pertengahan 2007. Hamas adalah alasan yang membuat Israel dan Mesir melakukan blokade.

"Jerusalem dikelilingi dinding isolasi. Gaza selalu tegang, Kota Hebron terpecah belah, Bethlehem terisolasi dan tanahnya dicuri," tutur Abbas. Ia sendiri kini juga mendapat tekanan internasional untuk segera mempersatukan negaranya.

Rabu, 02 Juni 2010

12 Pahlawan RI Kembali melalui Jordania

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pernyatannya, Selasa (2/6), mengatakan kabar terbaru dari Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia untuk Yordania menginformasikan, saat ini terdapat empat bus yang mengangkut 128 relawan termasuk 12 relawan asal Indonesia di perbatasan Israel dan Yordania.

"Insya Allah kita akan segera bertemu dengan mereka. Kemudian, mereka akan kita tampung di hoten Sheraton dan segera dilakukan tindakan medis dan apapun yang bisa dilakukan hingga mereka selamat sampai di Indonesia," ujar Presiden.

Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Yordania, Zaenul Bahar terus berkomunikasi dengan pihak Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) serta terus mencari akses untuk berkomunikasi dengan pihak Palestina untuk mencaritahu nasib relawan asal Indonesia.

Pada hari Senin (1/6), Dubes berhasil bertemu langsung dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan memperoleh informasi bahwa seluruh WNI selamat.

"Kedubes dan pemerintah Yordania mengusahakan pembebasan para relawan. Tadi malam pihak Kedubes juga terus berkomunikasi dengan Kemenlu tentang pembebasan. Sangat aktif, saya bilang kalau perlu dibentuk Satgas dengan tugas pokok menyelamatkan WNI di Israel," tutur Presiden.

Selain itu, ada juga info mengenai dua orang relawan asal Indonesia yang terluka yang baru akan dibebaskan dalam konvoi terpisah pada, Kamis (3/6).   "Saya instruksikan untuk penyelamatan dan perawatan yang tepat," ujar Presiden.

Indonesia Mengutuk Israel dan Siap Aktif untuk Kemerdekaan Palestina

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (2/6) memberikan pernyataan yang menegaskan Indonesia mengutuk tindakan Israel menyerang kapal misi kemanusiaan Mavi Marmara sekaligsus mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bertindak segera dan pasti.

Langkah selanjutnya, Indonesia mendesak PBB untuk meminta Israel menghentikan pembangungan pemukiman baru yang membuat masalah baru.

Presiden juga menyatakan, Indonesia siap untuk terlibat aktif dalam berbagai diplomasi kemerdekaan Palestina. Hal itu sempat disampaikan oleh Presiden ketika menerima kunjungan dari Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Sabtu (29/5).

"Indonesia siap mengirim kontingen di bawah bendera PBB. Bukah hanya memberikan statement,membebaskan WNI tapi juga Indonesia siap bertindak aktif untuk kemerdekaan palestina," ujar Presiden.

Sebagai salah satu pemimpin negara, Presiden menyerukan pada seluruh pemimpin negara-negara lain termasuk PBB untuk mengusahakan kemerdekaan di negara Palestina. "Indonesia punya pendapat, perdamaian keamanan dunia juga tergantung di negara-negara Timur Tengah termasuk kemerdekaan Palestina," tegasnya.

Israel Brutal karena Syair 'Haibar... Haibar ya... Yahud'?

Israel mengklaim bahwa salah satu hal yang membuat mereka "gelap mata" menembaki armada Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza adalah karena dari armada tersebut terdengar nyanyian "rasis."

Nyanyian rasis? Ya, yang menurut Israel berbunyi seperti, "Khaybar Khaybar Ya Yahuud, Jaisyu Muhammad Saufa Ya'uud!"

Itulah yang menurut Direktur Eksekutif AJC (American Jewish Committee) David Harris membuat Israel naik pitam. "Tragedi di laut lepas ini seharusnya bisa dihindari, dan kami menyesal akan matinya sebagian orang. Fakta armada Flotilla menolak untuk bekerja sama dengan Israel untuk membongkar muatan kemanusiaan mereka di Asdod membuktikan bahwa bentrokan ini persis seperti yang para pendukung Hamas dalam skala internasional telah rencanakan."

Menurut AJC, Israel, di bawah hukum internasional, memiliki hak untuk mencegat kapal, dan telah memperingatkan armada untuk tidak mencoba tanah di Gaza, yang dikendalikan sejak 2007 oleh teroris Hamas, kelompok yang secara terbuka berusaha menghancurkan Israel, dan merebut kekuasaan Gaza dalam kudeta kekerasan mengusir Otorita Palestina yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas.

"Gerakan Free Gaza itu ironisnya yang ada hanya untuk memperkuat rezim Hamas. Armada ini tidak memberikan bantuan kemanusiaan, tapi untuk mendorong sebuah dimensi internasional dalam kampanye tanpa henti dari Hamas terhadap eksistensi Israel," tambah Harris.

Dalam rekaman televisi Al Jazeera, ketika memulai pelayaran para aktivis pro-Hamas memang tanpa henti menyanyikan kata-kata terkenal, "Khaybar Khaybar Ya Yahuud, Jaisyu Muhammad Saufa Ya'uud!" yang artinya "Khaibar, Khaibar, wahai Yahudi, tentara Muhammad akan kembali." yang tanpa diduga ternyata sangat menggentarkan Israel.

Palestina adalah Satu-satunya Peserta KAA yang Masih Terjajah

Presiden Majelis Parlemen Asia (Asian Parliamentary Assembly/APA), Marzuki Alie, mengatakan sebagian besar negara yang mengikuti Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, enam dekade lalu, telah merdeka. Satu-satunya yang belum merdeka, kata dia, adalah Palestina. Demikian wartawan Republika Harun Husein melaporkan dari Teheran.

Marzuki mengatakan komitmen Indonesia terhadap perjuangan Palestina sudah sangat lama. Pada penyelenggaran KAA, misalnya, Indonesia hanya mengundang delegasi Palestina, dan tidak mengundang delegasi Israel yang telah menduduki wilayah Palestina sejak tahun 1948.

Indonesia, kata Marzuki, telah berulangkali berupaya agar isu Palestina selalu mendapat perhatian komunitas internasional. Pada tahun 2005, misalnya, Indonesia berhasil memasukkan isu Palestina dalam the New Asian-African Strategic Partnership (NAASP). Di bawah skema NAASP itulah, muncul agenda pemberian bantuan konkret kepada Palestina, yaitu pembangunan kapasitas (capacity building).

Pada NAASP Ministerial Meeting on Capacity Building for Palestine, yang digelar di Jakarta, medio Juli 2008 silam, digagas tiga sektor utama pembangunan kapasitas di Palestina, yaitu pemerintahan, infrastruktur, dan sosial budaya. Dengan bantuan kapasitas tersebut, diharapkan, setelah Palestina merdeka, langsung bisa menjalankan pemerintahannya. Pertemuan tersebut dihadiri oleh 281 peserta dari 56 negara.

Harus bersatu
Menurut Marzuki, bantuan dan dukungan dari luar untuk kemerdekaan Palestina merupakan sesuatu yang penting. Namun, bersatunya faksi-faksi pejuang kemerdekaan Palestina, jauh lebih penting.

“Bercermin dari periode kritis dalam perjuangan Indonesia untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan, sumber sesungguhnya dari kekuatan bangsa terletak pada persatuan bangsa,” kata Marzuki saat berpidato dalam Pertemuan Troika Plus APA, di Tehran, Iran, Selasa (1/6).

Pertemuan tersebut dihadiri Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani; Ketua Parlemen Suriah, Mahmud Ai Abrash; Wakil Ketua Parlemen Nasional Palestina; dan Sekretaris Jenderal APA, Nejad Hosseinian.

Persatuan antarfaksi di Palestina, kata Marzuki, merupakan sesuatu yang sangat penting. Indonesia, kata dia, sangat mendukung setiap inisiatif untuk menyelenggarakan pembicaraan rekonsiliatif antar-berbagai faksi di Palestina, terutama antara Fatah dan Hamas.

“Setiap upaya untuk membebaskan bangsa Palestina dari penindasan, harus dimulai dengan persatuan nasional mereka. Tanpa itu, Palestina hanya akan menjadi dua wilayah yang terpisah, dikelompokkan, diisolasi, dan bertentangan satu sama lain,” kata Marzuki.

Sebelumnya, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR-RI, Hidayat Nur Wahid, mengatakan serangan kepada konvoi bantuan kemanusiaan ke Gaza, telah membuat Fatah dan Hamas bersatu. Dia mengatakan momentum itu harus dikelola secara maksimal, terutama oleh negara-negara yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina.

Konvoi Kapal Pembebasan Gaza Berlanjut

Aktivis pro-Palestina mengaku telah mengirim kapal lain untuk menantang blokade Israel atas Gaza, Selasa 1 Juni 2010. Greta Berlin, salah satu pemimpin Gerakan Pembebasan Gaza mengatakan, kapal kargo lain telah bertolak dari Italia menuju Gaza. Kapal kedua yang mengangkut sekitar tiga puluh penumpang diperkirakan akan bergabung.

Berlin mengatakan, dua kapal tersebut akan tiba di Gaza akhir pekan ini atau awal pekan depan. "Inisiatif ini tidak akan berhenti," kata Berlin di kamp organisasi di Siprus.

"Pada akhirnya kami kira Israel akan mendapat semacam akal sehat. Mereka akan menghentikan blokade atas Gaza, dan salah satu caranya, bagi kami, adalah dengan terus mengirimkan kapal ke sana," lanjut Berlin.

Serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan Senin lalu menimbulkan kecaman terhadap Israel. Kemungkinan, tekanan pada Israel untuk mengakhiri blokade atas Gaza akan terus meningkat. Blokade tersebut menyebabkan 1,5 juta warga Palestina di Jalur Gaza terpuruk dalam kemiskinan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk tindakan yang menyebabkan korban tewas dan akan membentuk penyelidikan imparsial.

Aksi protes terjadi di sejumlah negara musli, termasuk Turki yang secara tak resmi mendukung armada dengan kapal induk Mavi Marmara tersebut.

Aksi untuk memprotes tindakan Israel juga terjadi di Indonesia dan Malaysia di mana seorang pria Palestina menyayat dirinya sendiri di luar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kuala Lumpur.

Selasa, 01 Juni 2010

Siapa Saja Penumpang Mavi Marmara?



Kampanye kemanusiaan terbesar menembus blokade Israel ke Palestina di Gaza, "Flotilla Perdamaian Gaza", dilancarkan sekitar 600 aktivis pro-Palestina seluruh dunia, yang 27 diantaranya adalah orang-orang terkemuka dari Inggris.

Beberapa diantaranya adalah nama terkenal di dunia. Mereka adalah sastrawan, sutradara film, politisi, dan wartawan dari Eropa, Timur Tengah, Amerika Serikat dan Kanada.

[caption id="" align="alignleft" width="250" caption="Henning Mankell"][/caption]

Di antara yang paling beken adalah Henning Mankell, pengarang serial novel kriminal laris, Wallander. Mankell berencana berbicara pada Festival Hay, Sabtu malam lalu, dan akan disiarkan langsung, tetapi tidak jadi karena koneksi satelit tiba-tiba hilang.

Orang terkenal lainnya yang turut dalam flotilla itu adalah

[caption id="" align="alignright" width="150" caption="Huwaida Arraf"][/caption]

, warga AS beribu Palestina dan berbapak Arab Israel.

Arraf adalah pendiri International Solidarity Movement (ISM) pada 2001, yang mengampanyekan penentangan terhadap aksi Israel di Tepi Barat dan Gaza.  Dia ada di kapal flotilla perdamaian lainnya, "Challenger."

Orang kesohor lainnya yang serta dalam kampanye perdamaian itu adalah peraih Hadiah Nobel Perdamaian bidang sastra Maired Corrigan-Maguire.

[caption id="" align="alignleft" width="400" caption="Mairead Corrigan-Maguire"][/caption]

Maired adalah pendiri LSM Peace People di Irlandia Utara dan veteran dari kampanye-kampanye flotilla ke Gaza sebelumnya. Tahun lalu dia dipenjarakan oleh Israel setelah sebuah flotilla (armada damai) dihentikan dan diseret Israel.

Wartawan asal Glasgow, Skotlandia, yang juga pembuat film dokumenter Hassan Ghani (24), ikut menumpangi Mavi Marmara, kapal laut Turki yang diserang tentara Israel itu.

Dialah yang menyiarkan penyerangan pasukan komando Israel ke kapal itu, untuk PressTV. Dalam satu cuplikan tayangan video di YouTube, Ghani melaporkan:

"Ini MC Marmara, Hassan Ghani melaporkan untuk PressTV. Di depan kami sejumlah orang terluka, salah seorang diantaranya kritis. Dia terluka di kepalanya dan kami perkirakan dia bakal meninggal jika tidak secepatnya mendapatkan perawatan.  Korban lain di depan saya berdiri ini terluka parah.  Kami dilempari gas air mata dan granat kejut. Kami dikelilingi kapal-kapal perang (Israel). Kami diserang dari segala penjuru. Ini (tempat kami berada) perairan internasional, bukan perairan Israel, tidak masuk zona terlarang 68 mil. Kami telah diserang dengan amat ilegal di perairan internasional."

Ayahnya, Haq Ghani, adalah pengusaha yang menjalankan bisnis jasa informasi yang islami bernama Noah's Ark (Bahtera Nuh)

Kepada BBC, dia mengaku telah menanyai Departemen Luar Negeri Inggris mengenai nasib anaknya, tapi Deplu Inggris itu tidak menjawab sepatah pun kata.

Sandra Law, ibu dari Alex Harrison, perempuan Inggris berusia 31 tahun yang menumpang Challenger, mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri Inggris telah menolak mentah-mentah untuk memberikan informasi atau bantuan untuk anaknya itu.

"Mereka mempersulit kami. Kami menelepon mereka malam lalu untuk mengatakaan bahwa flotilla telah diancam oleh Angkatan Laut Israel. Mereka benar-benar menolak membantu kami. Saya sungguh mencemaskan nasib Alex. Kami tidak tahu apa yang telah menimpanya.  Namun dia memang pembela hak asasi manusia yang berpengalaman dan sangat tepa salira."

Orang-orang Inggris lainnya yang diyakini ikut Marmara adalah wartawan, produser televisi berusia 25 tahun, Jamal Elshayyal dari Al-Jazeera seksi Bahasa Inggris.  Dengan berani dia menyiarkan momen dramatis saat kapal perang Israel mengepung Marmara.

Selain itu ada Kevin Ovenden, anggota Yayasan Viva Palestina yang juga menumpang Mavi Marmara.

[caption id="" align="alignleft" width="200" caption="Kevin Ovenden"][/caption]

Kemudian Denis Healey, yang menakhodai armada-armada flotila sebelumnya, Theresa McDermot dari Edinburghm dan Sarah Colborne, Direktur Kampanye pada "Palestine Solidarity Campaign."

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="Denis Healey"][/caption]

International Solidarity London mengirimkan Fatima Mohammed.  Dia juga menumpang Mavi Marmara. Masih ada lagi Alexander Evangelou, Hasan Nowarah, dan Gehad Sukker – manajer restoran cepat saji pizza dari Altrincham di Cheshire yang asli orang Gaza.

Juru bicara Deplu Inggris menolak mengonfirmasi keberadaan mereka, bahkan untuk sekedar memastikan berapa orang warga Inggris yang ikut flottila perdamaian ke Gaza itu.

[caption id="" align="alignleft" width="200" caption="Annette Groth"][/caption]

Dari Jerman, tiga orang pemimpin parlemen, masing-masing Annette Groth, juru bicara kebijakan HAM, Inge Höger yang adalah anggota komisi pertahanan dan kesehatan, dan Norman Paech yang juga profesor hukum pidana di Hamburg, juga ada di Marmara.

Mereka kabarnya, menumpang kapal itu bersama dua anggota parlemen Israel Knesset dari Arab Israel, yang salah satunya adalah Haneen Zoubi, warga negara Israel.

Penumpang kapal perdamaian lainnya adalah Giorgos Klontzas, pelaut profesional asal Yunani, dan aktivis Palestina Lubna Masarwa.

[caption id="" align="alignleft" width="203" caption="Ewa Jasiewicz"][/caption]

Ewa Jasiewicz, aktivis Polandia dan wartawan lepas, yang tahun lalu ikut menyumbang koran The Guardian untuk testimoni grafikal mengenai pengalamannya di Gaza saat dibombardemen Israel, juga ada di Marmara.

Media asing lainnya yang turut dalam kapal itu adalah termasuk wartawan terkenal Pakistan, Syed Talat Hussain dari Televisi Aaj, yang pergi bersama wartawan Pakistan lainnya, Raza Mahmood Agha.

Indonesia sendiri ikut dalam kampanye damai yang dituduh Israel hendak mendelegitimasi sanksi terhadap Gaza itu.  Mereka adalah para aktivis kemanusiaan dari MER-C dan sejumlah wartawan.

Dengan berbagai latar pendidikan dan pengalaman dari para penumpang kapal tersebut, mungkinkah mereka berniat menyerang pasukan Israel yang bersenjata lengkap?

Parlemen Israel Ejek dengan Ucapan Selamat

Kecaman tindakan brutal dan tidak berprikemanusiaan menuai berbagai kecaman. Dunia hari ini bergerak menyuarakan kecaman, mulai dari massa yang berunjukrasa di jalanan hingga Dewan Keamanan PBB yang menggelar sidang darurat. Kecaman juga datang dari dalam negeri negeri zionis ini.

Anggota parlemen mengecam penyerangan Kapal Mari Marmara dengan cara mengejek menteri pertahanan dalam bentuk ucapan selamat.

Tindakan barbar marinir Israel yang merangsek masuk ke kapal Mavi Marmara dan menewaskan sedikitnya sepuluh orang diatas kapal itu dihujat parlemen di negara itu. Mereka menyebut tindakan itu sebagai "agak memalukan". Bahkan salah satu anggota Knesset, sebutan untuk parlemen Israel, Mohammed Barakeh menyindir dengan mengucapkan selamat kepada Menteri Pertahanan Ehud Barak atas "kemenangan yang menentukan bagi tentara bajak laut di armada itu dan merampas kebebasan sipil".

"Setiap pemerintah yang menempatkan dirinya di luar hukum internasional dan kemanusiaan akan menyerahkan diri untuk tong sampah sejarah," ujarnya, kepada media terkemuka Israel, Haaretz.

Anggota lain,  Taleb al-Sana mengatakan operasi itu "menunjukkan wajah buruk dari Zionisme, kekerasan dan agresi pemerintah Israel". Sana menyebut penangkapan sebagai tindakan teror negara terhadap misi kemanusiaan dan menyerukan para pemimpin Israel untuk diadili atas kejahatan perang. "Kejadian ini membuktikan Anda tidak perlu menjadi seorang Jerman untuk bertindak melebihi apa yang dilakukan Nazi," katanya.

Kemarin, polisi Israel menangkapi sejumlah aktivis yang melakukan unjuk rasa memprotes penyerbuat Israel atas armada bantuan kemanusiaan ke Gaza di dekat pintu gerbang Kota Tua. Sejumlah pengunjuk rasa ditangkap di utara kota Umm al-Fahm sebagai demonstrasi berubah menjadi kerusuhan.

Protes juga diadakan selama sore hari di kota-kota Arab Israel Acre, Sakhnin, Arabe dan Shfaram. Tidak ada kata kekerasan atau gangguan di daerah tersebut.

Sebuah demonstrasi spontan meletus di Nazaret. Protes di kota berpenduduk Arab di Israel utara merupakan respons massa pertama terhadap berita komando Israel telah menembaki armada bantuan saat mereka mendekati zona maritim.

Laporan di media berbahasa Arab pada hari Senin bahwa Raed Salah, kepala cabang utara Gerakan Islam Arab Israel, telah luka parah memicu kemarahan meluas di kalangan minoritas Arab di negara itu - sekitar 20 persen dari populasi. Pejabat Israel, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Haaretz bahwa Salah masih hidup - tetapi tidak memberikan rincian lainnya pada kondisinya.

Menteri Keamanan Internal, Yitzhak Aharonovitch, juga mengadakan pertemuan darurat dengan polisi, mengatakan bahwa saat ini prioritasnya adalah mempertahankan ketenangan.

The Arab Higher Monitoring Committee, yang merupakan minoritas Arab Israel, meminta pasukan Israel untuk tetap berada di luar kawasan Arab agar tidak memancing kekerasan. "Pemerintah Israel dan polisi membawa tanggung jawab atas keselamatan warga negara Arab yang akan menuntut hak untuk protes terhadap polisi pemerintah dan kementerian pertahanan yang membawa pesan perdamaian ke Gaza."

Umat Kristiani Semarang Kutuk Serangan Israel

Umat Kristiani di Semarang, Jawa Tengah, berdoa mengutuk keras penyerangan kapal relawan oleh Israel. Demi menunjukkan keseriusan, seorang jemaat mengaku siap berangkat ke Jalur Gaza.

Doa digelar di Gereja Hati Kudus, Jl. Krokosono, Tanah Mas, Semarang, Selasa (1/6/2010). Puluhan umat itu tergabung dalam Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang.

Pemimpin jemaat Romo Aloysius Budi Purnomo, mengatakan, serangan Israel terhadap kapal relawan merupakan tindakan tak beradab dan berlawanan dengan prinsip kemanusian, keadilan, dan perdamaian.

"Kami berharap dunia internasional bergerak," katanya usai doa bersama.

"Agar tak menimbulkan ekses lebih jauh, tindakan itu seyogyanya tak dibalas dengan kekerasan. Kekerasan jika dilawan dengan kekerasan, hanya jadi lingkaran kekerasan," imbuhnya.

Ketika sebagian besar jemaat sudah membubarkan diri, seorang jemaat mengacungkan tangan. "Saya siap berangkat ke Jalur Gaza," katanya.

Nelwan, demikian nama jemaat itu, menambahkan, kesiapannya itu atas dasar kemanusiaan. Palestina sudah terlalu menderita.

"Saya siap berangkat dan mendarmabaktikan keahlian saya. Bisa leat Mer-C atau organisasi lain," pungkas ahli hidrologi Undip Semarang ini.

DK-PBB Didesak Beri Sanksi ke Israel

[caption id="" align="alignright" width="360" caption="Sidang Dewan Keamanan PBB"]Sidang Dewan Keamanan PBB[/caption]

Anggota Dewan Keamanan PBB mendesak Israel untuk mencabut blokade di Jalur Gaza. Desakan itu mengemuka dalam sidang darurat DK PBB yang digelar Senin (31/5) waktu setempat untuk membahas serangan Israel terhadap kapal relawan kemanusiaan untuk Gaza, Mavi Marmara.

Blokade itu dinilai telah terbukti kontraproduktif dan tidak dapat diterima. DK PBB pun didesak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel yang telah bertindak brutal. Asisten Sekretaris-Jenderal, Oscar Fernandez-Taranco, mengatakan pertumpahan darah harusnya bisa dihindari jika seruan agar Israel mengakhiri blokade Gaza didengarkan.

Dalam sesi sidang darurat itu, Palestina dan bangsa Arab mendesak agar Israel mendapatkan hukuman dan penyelidikan independen atas insiden yang menewaskan setidaknya 16 rekawan internasional itu. Keinginan investigasi itu sejalan dengan mayoritas anggota badan PBB yang paling kuat itu.

Negara-negara anggota DK PBB menyuarakan aspirasi negara-negara lainnya yang tidak duduk dalam kursi Dewan Keamanan dan mengatakan sudah waktunya untuk Israel mengakhiri tiga tahun blokade. Blokade atas Gaza harus sepenuhnya dihapus.

Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, menyebut serangan Israel sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh negara dan menuntut permintaan maaf Israel segera, penyelidikan yang mendesak, serta tindakan hukum internasional terhadap otoritas dan pelaku yang bertanggung jawab, dan mengakhiri blokade Gaza.

Setelah pertemuan terbuka selama 90 menit, dewan masuk ke konsultasi tertutup. Beberapa diplomat yang mengikuti rapat tertutup tersebut mengatakan anggota sidang menegosiasikan teks pernyataan yang diusulkan oleh dewan.

DK-PBB Respon Kekejaman Israel

Para Dewan Keamanan PBB akan bertemu pada Senin sore (selasa dini hari WIB) untuk sidang darurat guna membahas penyerbuan Israel terhadap sebuah armada bantuan ke Jalur Gaza. Menurut seorang diplomat mengatakan pada Reuters, pertemuan itu akan mulai dari 1:00, New York waktu tetapi mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

PBB Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan penyelidikan penuh atas insiden itu.
"Sangat penting bahwa ada penyelidikan penuh untuk menentukan dengan tepat bagaimana sampai terjadi pertumpahan darah. Israel harus segera memberikan penjelasan lengkap," katanya dalam konferensi pers di ibukota Uganda, Kampala.

Gedung Putih pada hari Senin mengatakan "sangat menyesal" dengan hilangnya nyawa dan korban cidera dalam bentrokan setelah pasukan Israel menyerbu sebuah konvoi aktivis internasional yang membawa bantuan ke Jalur Gaza. Sebanyak 19 orang dikabarkan meninggal dalam insiden itu.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera membatalkan perjalanan ke Washington, di mana dia telah diundang untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama, setelah kejadian. Swedia memanggil Duta Besar Israel untuk menjelaskan keadaan kejadian. Dua warga negara Swedia berada di atas kapal yang diserang, sebelum kemudian disita.

Uni Eropa menuntut penyelidikan atas insiden ini. Jerman, salah satu sekutu paling setia Israel, menyatakan terkejut atas insiden itu dan mempertanyakan apakah tindakan oleh pasukan komando Israel proporsional. Dua anggota Bundestag majelis rendah parlemen termasuk di antara lima warga Jerman di atas kapal itu.

"Pemerintah Jerman terkejut oleh peristiwa di perairan internasional dengan Gaza," kata juru bicara pemerintah Ulrich Wilhelm konferensi pers reguler, menambahkan pemerintah sedang mencari klarifikasi lebih lanjut mengenai insiden itu.

"Selama ini pemerintah Jerman mendukung tanpa syarat hak Israel untuk membela diri," ujar Wilhelm. Namun dia menambahkan bahwa tindakan Israel harus menyesuaikan dengan apa yang dia sebut sebagai "prinsip dasar" proporsionalitas. Berlin akan menunggu rincian lebih lanjut sebelum menilai insiden itu, ia menambahkan.

Italia juga mengutuk pembunuhan warga sipil dalam penyerbuan Israel dari armada bantuan sebagai "sangat serius" dan meminta investigasi Uni Eropa untuk mengetahui fakta-fakta sebenarnya. "Saya menyesalkan pembunuhan warga sipil itu. Ini tentu saja merupakan tindakan serius," kata Menteri Luar Negeri Franco Frattini.

Dia juga mengatakan dia telah meminta Duta Besar Israel untuk klarifikasi dan berharap bahwa hal itu tidak akan berimbas pada upaya Israel dan Turki untuk bekerja sama dalam mencari perdamaian Timur Tengah.

Inggris mengatakan pada hari Senin bahwa pada kontak mendesak dengan pemerintah Israel untuk menetapkan fakta-fakta tentang intersepsi dari armada Gaza sementara itu "menyesalkan" hilangnya nyawa dalam insiden ini.

Armada Penembus Blokade Israel Dipersiapkan

Ketua pusat hak kembali Palestina di London, Majid Zer, mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan armada baru untuk menghapuskan blokade Gaza. Armada ini akan berangkat ke Gaza, kira-kira enam pekan dari sekarang, mengingat dukungan dunia internasional sangat besar terhadap Gaza dan dalam menentang kejahatan Zionis.

Pernyataan Zer ini diungkapkanya di tengah aksi rakyat secara besar-besaran bersama ribuan warga Palestina dan minoritas kaum muslimin di Inggris di depan kantor pemerintah Inggris di London, Senin (31/5). Para peserta aksi di depan kantor perdana menteri Inggris ini ingin menunjukan pada dunia bahwa apa yang dilakukan Zionis, tidak sebanding dengan apa yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengirimkan kembali armada kapal terbaru menuju Gaza, dalam enam pekan ke depan. Gerakan rakyat damai untuk solidaritas Palestina akan terus berlanjut. "Kami terus membina hubungan dengan sejumlah pemerintahan di Eropa yang berkaitan dengan warganya yang ikut dalam armada tersebut," ujar dia seperti dilaporkan infopalestina. Ia mengatakan, dirinya adalah bagian dari himpunan dunia internasional yang menentang blokade.

Saat ini, para relawan yang berada di kapal Mavi Marmara dipaksa keluar oleh Israel. Menurut catatan twitter Sahabat Alaqsha, para relawan ini akan dideportasi.

PKS: Seret Israel ke Mahkamah Internasional

Penembakan militer Israel atas kapal pembawa kemanusiaan, Mavi Marmara, yang menuju Jalur Gaza, Palestina, menuai kemarahan masyarakat internasional. Kecaman juga datang dari tanah air, termasuk dari Partai Keadilan Sejahtera, partai Islam terbesar di tanah air.

PKS bahkan mendorong Indonesia menjadi salah satu negara yang memotori dibawanya Israel ke Mahkamah Pidana Internasional. "DPP PKS mengutuk keras tindakan pemerintah Israel yang menyerang secara militer misi kemanusiaan internasional ke Gaza. Ini merupakan bentuk deklarasi perang terbuka dari Israel kepada masyarakat dunia," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Mahfudz Siddiq, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 31 Mei 2010.

Dari enam kapal yang diserang Israel, salah satunya, Kapal Mavi Marmara, mengangkut relawan kemanusiaan dari 50 negara, termasuk Indonesia. Terdapat 12 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut dalam pelayaran misi kemanusiaan 'Flotilla to Gaza' -- Kebebasan untuk Gaza. Penyerangan Israel, termasuk jurnalis tvOne, M. Yasin.

"Negara-negara muslim, termasuk Indonesia, harus membawa kasus ini ke PBB dan Mahkamah Internasional, karena Israel terbukti bukan hanya menyerang Palestina, tapi juga masyarakat Internasional," ujar Mahfudz. Ia mengingatkan, kapal bermisi kemanusiaan itu bukan hanya berisi unsur relawan dari satu negara, melainkan dari banyak negara. Dengan kata lain, Israel telah menegasikan hak dari seluruh negara tersebut.

"Ingat, konvensi internasional tidak melarang bantuan kemanusiaan semacam itu," kata Mahfudz lagi. Oleh karena itu, lanjutnya, Indonesia harus menjadi motor guna membuka mata dunia internasional bahwa kejahatan yang dilakukan Israel bukan sekedar kejahatan atas satu negara, tapi juga kejahatan kemanusiaan atas seluruh umat manusia.

Peran Indonesia untuk membawa Israel ke Mahkamah Internasional, dirasa Mahfudz sangat penting. Terlebih, Presien Palestina Mahmoud Abbas baru saja mengunjungi Presiden SBY di Istana Negara, Sabtu lalu. "Ini kesempatan yang harus diambil Presiden SBY untuk membuktikan ucapannya, bahwa Indonesia tetap mendukung Palestina," kata Mahfudz.

Peristiwa Hari Ini adalah Awal Kehancuran Israel

Mendengar adanya kebrutalan zionis Israel terhadap kapal bantuan untuk Gaza, Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad langsung bereaksi keras. Menurut ini, penyerangan ini merupakan tanda-tanda awal kehancuran Israel.

"Sebagian pihak memandang ini adalah bukti kekuatan entitas Zionis, namun sesungguhnya itu adalah indikator besar bahwa lenyapnya Israel sudah dekat dan awal kesudahannya,” ujar dia seperti dikutip Infopalestina.com. Ahmadinejad pun mengundang seluruh pemimpin dunia Muslim untuk turun tangan mereaksi tindakan Israel tersebut.

Seruan ini pun diungkapkan kembali saat dia menerima kunjungan delegasi DPR RI yang dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie, di Teheran siang ini waktu setempat. Seperti dilaporkan kantor berita Iran, IRNA, dalam pertemuan itu Ahmadinejad menerangkan bahwa saat ini seluruh Muslim di dunia wajib mendukung Palestina. "Ini tugas terpenting umat Islam di seluruh dunia," tutur dia.

Saat ini, kata Ahmadinejad, tekanan terhadap Palestina bukan lagi menjadi isu umat Islam atau Arab semata. Persoalan ini, dinilainya, sudah menjadi isu dunia secara luas. Mendukung perdamaian di Palestina, tutur Ahmadinejad, sama saja dengan mendukung perdamaian dunia.

Sedangkan Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), Hidayat Nur Wahid, yang ikut rombongan delegasi Indonesia mengatakan peristiwa penyerangan konvoi bantuan kemanusiaan di Gaza, telah mempersatukan dua faksi yang selama ini bertikai, yaitu Fatah dan Hamas. Hidayat berharap momentum ini dimaksimalkan, sehingga masalah Palestina bisa diselesaikan.

“Tadi saya sampaikan kepada Ahmadinejad, agar kesamaan sikap Hamas dan Fatah itu, dikembangkan dan dikuatkan oleh negara-negara yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Hidayat usai bertemu dengan Ahmadinejad. Dalam pertemuan itu, delegasi DPR-RI dipimpin Ketua DPR, Marzuki Alie; Hidayat Nur Wahid; dua orang wakil ketua BKSAP, M Najib dan Sidharto Danusubroto; dan dua anggota BKSAP, Azam Azman Natawijaya dan Adi Sukemi.

Hidayat mengatakan, sering ada pandangan bahwa kemerdekaan Palestina hanya akan tercapai jika Fatah dan Hamas bersatu. Karena itu, kata Hidayat, negara-negara seperti Iran, Turki, Suriah, Indonesia, negara-negara Arab, dan lainnya, bisa menjadikan momentum itu sebagai jalan untuk menegakkan HAM dan hukum internasional.

Iran setuju memaksimalkan momentum tersebut. Ahmadinejad maupun Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, kata Hidayat, juga telah setuju memberi perhatian lebih serius terhadap masalah Palestina. Kesediaan yang sama, kata Hidayat, telah disampaikan Presiden Turki, Abdullah Gul, dan Ketua Parlemen Palestina, Mehmet Ali Sahin.