Selasa, 29 April 2014

Ingat, Membentak & Memukul Hanya Melahirkan Anak Yang Bodoh

image



Cara mendidik anak dengan pukulan dan teriakan bisa menjadi salah satu penyebab anak menjadi bodoh. “Otak yang seharusnya dipakai untuk berpikir, hanya dipakai untuk mempertahankan hidup akibat pukulan dan teriakan,” kata Psikolog Ery Soekresno dalam seminar “Mendidik Anak Tanpa Pukulan dan Teriakan”.

Ery menyatakan, mendidik anak dengan cara pukulan dan teriakan memang bisa mempercepat anak untuk mengerti melakukan sesuatu tindakan, namun hal itu bukan suatu penyadaran terhadap anak, karena ada unsur keterpaksaan. Sebab, menegakkan disiplin dan aturan adalah melatih anak untuk dapat mengendalikan dorongan dari dalam dirinya sehingga tercapai tujuan yang mulia.

Sabtu, 26 April 2014

Surat Terbuka Seorang Pelajar kepada Menteri Pendidikan Nasional

image



Pertama, tentang kesamarataan bobot pertanyaan-pertanyaan UNAS, yang tahun ini Alhamdulillah ada dua puluh paket.

Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat... pernah tidak terpikir oleh Bapak bagaimana caranya seorang guru Bahasa Indonesia bisa membuat 20 soal yang berbeda, dengan tingkat kesulitan yang sama, untuk satu SKL saja? Pernah tidak terpikir oleh Bapak bagaimana caranya seorang guru Biologi membuat 20 soal yang berbeda, dengan taraf kesulitan yang sama, hanya untuk satu indikator 'menjelaskan fungsi organel sel pada tumbuhan dan hewan'?

Menurut otak sempit saya, sejujurnya, itu mustahil. Mau tidak mau akan ada satu tipe soal yang memuat pertanyaan dengan bobot lebih susah dari tipe lain. Hal ini jelas tidak adil untuk siswa yang kebetulan apes, kebetulan mendapatkan tipe dengan soal susah sedemikian itu. Sebab orang tidak akan pernah peduli apakah soal yang saya terima lebih susah dari si A atau tidak. Manusia itu makhluk yang seringkali terpaku pada niai akhir, Pak. Orang tidak akan pernah bertanya, 'tipe soalmu ada berapa nomor yang susah?' melainkan akan langsung bertanya, 'nilai UNASmu berapa?'.

Sadis! Caleg Tak Dapat Suara, TS Nasdem Disetrum & Dipukuli

image



Dua tim sukses Caleg Partai NasDem Binjai yang tidak mendapat suara di Binjai Utara ditemukan polisi dengan kondisi bekas luka kena setrum dan lebam di sekujur tubuh. Sunardi, yang juga Kepling Lingkungan 5, Kelurahan Nangka (41), dan Khairul Amin (42), ditemukan di Jl Gunung Sibayak, Kelurahan Binjai Estate, Kecamatan Binjai Selatan, Jumat (18/4) petang sekitar pukul 19.00 WIB.
Tampak jelas sekujur tubuh kedua korban bercak luka bekas setrum dan luka lebam di tubuh dan muka.

Gila! Pria Bercinta dengan Pria Meningkat di Indonesia

image



Dari survey Kementerian Kesehatan di 13 kota di Indonesia yang dilakukan sejak 2009 hingga 2013, tercatat pengguna narkoba suntik dan pria yang bercinta dengan sesama jenis meningkat drastis.

Seperti disampaikan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi bahwa dalam perkembangan epidemi HIV ada dua hal yang meningkat yaitu pengguna narkoba suntik dan laki-laki seks dengan laki-laki yang juga bercinta dengan perempuan.

Cukong Katolik & Kristen Berebut Jokowi, Indonesia Bakal Jadi Anjing Peliharaan Singapore

image



Pertikaian di antara cukong-cukong pendukung Jokowi, antara faksi James Riyadi [Kristen] dengan faksi Jacob/CSIS/Kasebul [Katolik] mulai membesar. Kedua pihak melihat Jokowi akan menang dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang, sehingga masing-masing perlu menanamkan pengaruh atas kemenangan Jokowi nanti.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki hubungan sangat dekat dengan kelompok Sofyan Wanandi dkk. Di samping kedua keluarga, Jusuf Kalla dan Wanandi memiliki hubungan kedaerahan, yakni Minangkabau (Sumatera Barat, dari istri Jusuf Kalla), keluarga besar Wanandi sejak dulu dikenal sebagai pendukung utama Jusuf Kalla, termasuk pada pemilihan presiden 2014.

Keren! Fahri Hamzah Ikut Tandatangan Darah Menolak Bea Keluar Tambang

image



Sejumlah kontraktor, anggota DPR RI, tokoh masyarakat hingga tukang ojek membubuhkan tanda tangan darah di kain putih sepanjang 300 meter sebagai sikap protes terhadap pengenaan bea keluar progresif sebesar 25% hingga 60% terhadap perusahaan tambang PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Sekongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Jabir Sanela (35), subkontraktor dan merupakan warga Desa Benete, Sumbawa Barat, mengiris tangannya menggunakan pisau kemudian membubuhkan cap tangan darahnya di atas kain tersebut.

Jumat, 25 April 2014

Gawat! Google Boleh Membaca Semua Email di Gmail

image



Google belum lama ini memperbarui aturan untuk para pemakai Gmail. Salah satu poin dari aturan baru tersebut adalah bahwa mereka berhak membaca email para penggunanya.
Aturan baru yang mulai berlaku sejak beberapa hari lalu ini memang melegalkan Google untuk membaca isi Gmail. Baik yang berada di kotak masuk, email yang terkirim, dan seluruh email yang tersimpan di dalam akun.

Kamis, 24 April 2014

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 4 - selesai)

image



Bangkitnya Islam politik tentu saja dianggap sebagai ancaman. Sepanjang Pemilu Orde Baru, perolehan suara partai Islam dalam Pemilu 2014 adalah yang terbesar. Suara PKB, PAN, PKS, PPP dan PBB bila digabungkan mengungguli partai-partai yang lain. Tentu saja yang dianggap yang paling berbahaya adalah PKS. Sebelum Pemilu, PKS sudah dikesankan oleh berbagai lembaga survei [termasuk CSIS] tidak akan lolos ke Senayan. Senyatanya mereka masih memperoleh suara 7 persen—yang bisa jadi jumlah kursinya bisa menduduki peringkat ke empat di Senayan.

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 3)

image

Manuver CSIS lewat Jakob ini tentu membuat resah kubu James Riyadi. Pasca pertemuan tersebut media dalam kendali James Riyadi mulai mengungkit-ungkit peranan CSIS sebagai lembaga yang pada era Soeharto ikut mengebiri PDI. Megawati diingatkan tentang fakta itu. Tujuan akhirnya tentu saja agar Mega dan Jokowi menjauh dari CSIS sehingga James Riyadi bisa dominan lagi.
Tapi jangan sampai dilupakan bahwa kubu CSIS/Jusuf Wanandi mempunyai koran The Jakarta Post, sebuah koran berbahasa Inggris yang cukup berwibawa, yang bisa melakukan serangan balik.

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 2)

image



Setelah CSIS berhasil dibentuk oleh Ali Moertopo, tugas pelaksa harian diserahkan pada 3 kader Kasebul: Jusuf dan Sofian Wanandi serta Harry Tjan Silalahi. Menurut Mujiburrahman, Jusuf dan Sofian Wanandi merupakan kader utama Kasebul yang dididik Pater Beek. Sewaktu mahasiswa dan pergolakan politik tahun 1965, keduanya menjadi bagian penting dari PMKRI [Pergerakan Mahasiswa Katolik Indonesia]. Sedangkan Harry Tjan Silalahi kader Kasebul yang ditempatkan di Partai Katolik sebagai sekretaris jenderal. Tiga orang inilah yang hingga sekarang menahkodai CSIS. Lewat lembaga inilah kebijakan anti Islam dijalankan.