Minggu, 04 Mei 2014

Wong Fei Hung Seorang Muslim Adalah Hoax

image



Belakangan ini muncul berita yang menyebutkan Wong Fei Hung sebagai ulama yang kemudian tersebar ke berbagai blog. Informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ini seperti melakukan proses pembodohan masyarakat.

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.
Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas.

Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.
Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris.
Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi.
Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.
Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea).
Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.
Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri.
Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya. Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun.
Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.
Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya.




Dalam mengkaji suatu versi sejarah ada baiknya mempertimbangkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Salah satu kesalahan saja sudah bisa meruntuhkan keseluruhan tulisan.
1. Kesalahan kronologis
2. Kesalahan geografis
3. Kesalahan sejarah

Kesalahan

Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.



1. Dinasti Qing atau Ch’ing (1644-1912) adalah dinasti yang merubuhkan Dinasti Ming (1368-1644), bukan Dinasti Yuan (1271-1368) seperti yang tercantum dalam tulisan tersebut.
2. Dinasti Yuan adalah bagian dari Kekaisaran Mongol yang luas. Kekaisaran Mongol itu terdiri atau terpecah menjadi beberapa Khanate, contohnya Dinasti Yuan itu sendiri Mongol, Chagatai, Golden Horde. Kekuasaan Mongol meliputi Tiongkok, Russia, Asia Tengah, Timur Tengah dan India.
3. Yang memeluk agama Islam adalah Mongol yang berkuasa di Asia Tengah , Timur Tengah dan India. Bukan Mongol yang berkuasa di Tiongkok (Dinasti Yuan), melainkan Chagatai atau Golden Horde yang banyak memeluk agama Islam. Agama yang dominan di dinasti Yuan adalah Shamanisme, Buddhisme dan juga Kristen Nestorian. Istri Ogudai juga beragama Kristen Nestorian.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea).



4. Sangat jelas bahwa Korea dan Mancuria adalah berbeda. Jepang menguasai Korea dari awal abad 20, dan menguasai Manchuria dengan meletakkan “The Last Emperor Qing” Aisin Gioro Puyi sebagai kaisar boneka Manchukuo. Tulisan diatas ini benar- benar tanpa diiringi pengetahuan sejarah dan geografis yang memadai.
5. Dimasa Hung Hei Kwun itu era keemasan Qing. Masa keemasan Qing sudah menjadi konsensus sejarah sampai tahun 1796 (masa kaisar Qianlong berkuasa) dengan luas wilayah Tiongkok yang besar sepanjang sejarah. Jadi pada masa Hung Hei Kwun tidak membutuhkan bantuan militer dari negara asing manapun untuk mengatasi masalah dalam negri. Sesudah Qianlong, Dinasti Qing mulai memasuki masa suram dan di warnai berbagai pemberontakan.
6. Qing meminta bantuan barat , dalam hal ini Prancis dan Inggris untuk membantu Qing menumpas pemberontakan Taiping(1850-1864). Kebetulan Taiping ini di pimpin oleh Hong Xiu Quan (Hung Hsiu Ch’uan).

Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China



5. Tidak ada pengaruh signifikan antara “jika” Huang Fei Hung “memang” muslim dan
hubungannya dengan supremasi komunis di Tiongkok. Analoginya adalah, jika Pangeran Diponegoro itu seorang katolik, apa hubungannya sama supremasi ideologi di Indonesia. Apakah serta-merta Papua akan bergolak?

Kesimpulan
1. Tulisan “Huang Fei Hung adalah Muslim ” ini adalah hoax yang memanfaatkan sentimen agama untuk membangkitkan kebanggaan semu.
2. Bantahan tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung umat beragama tertentu, tetapi berusaha meluruskan disinformasi yang ada pada tulisan tersebut. Dan juga bermaksud mengingatkan para pembaca di dunia maya agar lebih berhati-hati dalam membaca dan apalagi membantu menyebarluaskan dengan mencomot tulisan yang tidak bertanggung jawab untuk di posting dalam blog sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar