Selasa, 09 Desember 2014
BOOM...!!! Bohong Bu Susi Terbongkar?
Jumat lalu tepatnya 5 Desember 2014 3 perahu (katanya) milik nelayan Vietnam diledakkan di perairan sekitar Pulau Anambas, Kepulauan Riau. Peledakan perahu kecil tersebut menjadi bombastis karena diliput berbagai media. Dan gaungnya pun seolah-olah meledakkan kapal besar bertonase ratusan ton.
Tak tanggung-tanggung, aksi fenomenal itu melibatkan tiga kapal TNI AL, yaitu KRI Sultan Hasanuddin, KRI Barakuda-633 dan KRI Todak-631. Tak cukup kapal tempur, sejumlah helikopter pun terlihat berputar-putar di atasnya, memantau.
Sang korban tersebut diidentifikasi sebagai KG 90433 TS. ATS 005, KG 94366 TS. ATS 006, dan KG 94266 TS. ATS 012.
(http://news.detik.com/read/2014/12/05/120038/2768666/10/boom-3-kapal-nelayan-vietnam-pencuri-ikan-diledakkan)
Benarkah perahu-perahu tersebut milik Vietnam? Ini datanya:
Ternyata Tuhan masih cinta pada negeri ini. Kebohongan mereka pun dibuka selebar-lebarnya. Salah satu perahu bernomor KG 90433 TS. ATS 005 terbukti bukan milik Vietnam, namun milik Indonesia sejak tahun 2008. Perahu tersebut diketahui sebagai perahu tangkapan TNI AL di perairan Kalimantan Barat karena mencuri ikan dan kemudian dilelang pada Selasa 8 Juli 2008.
Pelelangan tersebut berlangsung di Markas Pangkalan TNI AL Pontianak Jl. Kom Yos Sudarso diperantarai oleh Kantor Lelang Pontianak. Perahu KG 90433 TS. ATS 005 tersebut pun akhirnya terjual dengan harga 96 juta rupiah dari limit harga 92,1 juta rupiah. Sialnya, berita tersebut tertulis dengan gamblang di website Kementerian Kelautan dan Perikanan yg digawangi oleh Ibu Susi.
http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/5345/Enam-Kapal-Ikan-Tangkapan-Dilelang/?category_id=105
Kalau sudah begini, mau percaya apa lagi kita dengan rezim ini?
Kamis, 20 November 2014
[Subsidi BBM] Trisakti Barang Dagangan, Arwah Bung Karno Menangis
Rabu, 03 September 2014
Indonesia, Alangkah Malangnya Negeri Ini
Suatu malam di debat capres.
PRABOWO : "Bikin kartu ini, bikin kartu itu bisa saja Pak Jokowi. Tapi dananya dari manaaa?? Emang uang bisa turun dari langit!? Anggaran kita bocor pak Jokowi, BOCORR...!"
JOKOWI : "Anggarannya ada, dananya ada. Tinggal kita mau kerja atau tidak, hanya itu, mau kerja atau enggak."
Senin, 07 Juli 2014
UNTUK YANG TERHORMAT PAK PRABOWO, PRESIDEN KAMI
Pak Prabowo yang terhormat, ijinkan saya menulis sedikit permintaan dari kami, rakyatmu.
Pak Prabowo,
Terimakasih karena sudah bersedia mengajukan diri sebagai calon pemimpin kami. Kami rakyatmu butuh pemimpin baru yang akan menggantikan presiden kami yang akan berakhir masa jabatannya.
Pemimpin yang kami inginkan bukanlah seorang yang serba bisa, jenius luar biasa. Kami ingin pemimpin yang biasa, seperti kami rakyatmu yang biasa ini. Tapi kami mau dengan kepemimpinannya mampu membawa bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang luar biasa.
Jumat, 23 Mei 2014
The Untold Prabowo: Jenderal Tumbal
Bukti-bukti menunjukkan bahwa kerusuhan Mei 98 itu bukanlah spontanitas kemarahan warga akibat peristiwa Trisakti. Adakah rekayasa pihak tertentu atau setidaknya pembiaran sehingga peristiwa itu bisa terjadi? Mari kita lihat secara jernih bukti-bukti yang ada.
Kamis, 22 Mei 2014
Kisah Siti Nurbaya ala Jokowi-JK
SITI Nurbaya adalah anak Baginda Sulaiman, seorang saudagar kaya. Sedangkan Samsul Bahri, adalah anak Penghulu Sutan Mahmud. Keduanya adalah orang Padang yang memang sudah akrab sejak kecil karena tinggal bertetangga.
Ketika dewasa, rasa cinta keduanya pun tumbuh, sehingga sama-sama sepi dan rindu ketika harus berpisah. Terlebih karena Samsul Bahri harus melanjutkan sekolah ke Jakarta.
Kamis, 08 Mei 2014
Bu Risma, Benarkah Surabaya Menerima Socrates Award?
Dua pekan lalu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan bangga mengirab piala internasional bertitel Socrates Award. Penghargaan itu baru saja diterimanya dari Europe Businness Assembly (EBA), lembaga yang bermarkas di Oxford, Inggris.
Kirab itu disambut meriah warga yang sedang menikmati libur, Minggu 20 April. Iring-iringan jip terbuka yang ditumpangi Risma menjadi pusat perhatian saat melintasi Jalan Raya Darmo yang pagi itu menjadi arena car free day.
Warga pun berebut mendekat, ingin melihat benda berkilau yang digenggam Risma pagi itu. Piala berwarna emas itu tergenggam di tangan kanannya. Beberapa kali Risma mengacungkan piala berbentuk sosok perempuan dengan tangan kanan mengangkat bola dan tangan kiri memegang buku. Sekilas, piala ini seperti gabungan Piala Oscar dan Patung Liberty.
Jumat, 02 Mei 2014
Mantan & Calon Presiden dari Partai Merah Yang Mengaku Pro Rakyat Malah Jadi Bahan Tertawaan Buruh
Nama mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo tak lagi seharum dulu. Dalam aksi unjukrasa buruh di depan Istana Negara, dua nama tokoh PDI Perjuangan itu justru disindir habis-habisan oleh para buruh.
Megawati dianggap sebagai presiden yang bermurah hati menjual aset negara pada bangsa lain. Sindiran-sindiran ini berupa aksi teatrikal yang dilakukan di atas sebuah mobil bak terbuka depan Istana Negara, Jakarta, Kamis, (1/5).
Sabtu, 26 April 2014
Surat Terbuka Seorang Pelajar kepada Menteri Pendidikan Nasional
Pertama, tentang kesamarataan bobot pertanyaan-pertanyaan UNAS, yang tahun ini Alhamdulillah ada dua puluh paket.
Bapak Menteri Pendidikan yang terhormat... pernah tidak terpikir oleh Bapak bagaimana caranya seorang guru Bahasa Indonesia bisa membuat 20 soal yang berbeda, dengan tingkat kesulitan yang sama, untuk satu SKL saja? Pernah tidak terpikir oleh Bapak bagaimana caranya seorang guru Biologi membuat 20 soal yang berbeda, dengan taraf kesulitan yang sama, hanya untuk satu indikator 'menjelaskan fungsi organel sel pada tumbuhan dan hewan'?
Menurut otak sempit saya, sejujurnya, itu mustahil. Mau tidak mau akan ada satu tipe soal yang memuat pertanyaan dengan bobot lebih susah dari tipe lain. Hal ini jelas tidak adil untuk siswa yang kebetulan apes, kebetulan mendapatkan tipe dengan soal susah sedemikian itu. Sebab orang tidak akan pernah peduli apakah soal yang saya terima lebih susah dari si A atau tidak. Manusia itu makhluk yang seringkali terpaku pada niai akhir, Pak. Orang tidak akan pernah bertanya, 'tipe soalmu ada berapa nomor yang susah?' melainkan akan langsung bertanya, 'nilai UNASmu berapa?'.
Gila! Pria Bercinta dengan Pria Meningkat di Indonesia
Dari survey Kementerian Kesehatan di 13 kota di Indonesia yang dilakukan sejak 2009 hingga 2013, tercatat pengguna narkoba suntik dan pria yang bercinta dengan sesama jenis meningkat drastis.
Seperti disampaikan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi bahwa dalam perkembangan epidemi HIV ada dua hal yang meningkat yaitu pengguna narkoba suntik dan laki-laki seks dengan laki-laki yang juga bercinta dengan perempuan.
Cukong Katolik & Kristen Berebut Jokowi, Indonesia Bakal Jadi Anjing Peliharaan Singapore
Pertikaian di antara cukong-cukong pendukung Jokowi, antara faksi James Riyadi [Kristen] dengan faksi Jacob/CSIS/Kasebul [Katolik] mulai membesar. Kedua pihak melihat Jokowi akan menang dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang, sehingga masing-masing perlu menanamkan pengaruh atas kemenangan Jokowi nanti.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki hubungan sangat dekat dengan kelompok Sofyan Wanandi dkk. Di samping kedua keluarga, Jusuf Kalla dan Wanandi memiliki hubungan kedaerahan, yakni Minangkabau (Sumatera Barat, dari istri Jusuf Kalla), keluarga besar Wanandi sejak dulu dikenal sebagai pendukung utama Jusuf Kalla, termasuk pada pemilihan presiden 2014.
Kamis, 24 April 2014
Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 4 - selesai)
Bangkitnya Islam politik tentu saja dianggap sebagai ancaman. Sepanjang Pemilu Orde Baru, perolehan suara partai Islam dalam Pemilu 2014 adalah yang terbesar. Suara PKB, PAN, PKS, PPP dan PBB bila digabungkan mengungguli partai-partai yang lain. Tentu saja yang dianggap yang paling berbahaya adalah PKS. Sebelum Pemilu, PKS sudah dikesankan oleh berbagai lembaga survei [termasuk CSIS] tidak akan lolos ke Senayan. Senyatanya mereka masih memperoleh suara 7 persen—yang bisa jadi jumlah kursinya bisa menduduki peringkat ke empat di Senayan.
Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 3)
Manuver CSIS lewat Jakob ini tentu membuat resah kubu James Riyadi. Pasca pertemuan tersebut media dalam kendali James Riyadi mulai mengungkit-ungkit peranan CSIS sebagai lembaga yang pada era Soeharto ikut mengebiri PDI. Megawati diingatkan tentang fakta itu. Tujuan akhirnya tentu saja agar Mega dan Jokowi menjauh dari CSIS sehingga James Riyadi bisa dominan lagi.
Tapi jangan sampai dilupakan bahwa kubu CSIS/Jusuf Wanandi mempunyai koran The Jakarta Post, sebuah koran berbahasa Inggris yang cukup berwibawa, yang bisa melakukan serangan balik.
Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 2)
Setelah CSIS berhasil dibentuk oleh Ali Moertopo, tugas pelaksa harian diserahkan pada 3 kader Kasebul: Jusuf dan Sofian Wanandi serta Harry Tjan Silalahi. Menurut Mujiburrahman, Jusuf dan Sofian Wanandi merupakan kader utama Kasebul yang dididik Pater Beek. Sewaktu mahasiswa dan pergolakan politik tahun 1965, keduanya menjadi bagian penting dari PMKRI [Pergerakan Mahasiswa Katolik Indonesia]. Sedangkan Harry Tjan Silalahi kader Kasebul yang ditempatkan di Partai Katolik sebagai sekretaris jenderal. Tiga orang inilah yang hingga sekarang menahkodai CSIS. Lewat lembaga inilah kebijakan anti Islam dijalankan.
Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 1)
Tentu banyak yang terperangah ketika Jacob Soetoyo bisa mempertemukan beberapa duta besar negara-negara ‘hiu’ dengan Jokowi dan Megawati. Siapa sebenarnya Jacob Soetoyo?
Jacob memang lebih dikenal sebagai pengusaha. Tapi, dalam konteks menjadi fasilitator pertemuan Jokowi-Mega dengan para duta besar tersebut, tentu kapasitasnya sebagai bagian dari CSIS [Centre for Strategic and International Studies]. Sudah banyak yang tahu bahwa CSIS merupakan lembaga pemikir Orde Baru yang memberikan masukan strategi ekonomi dan politik pada Soeharto. Tapi, yang belum banyak diketahaui adalah hubungan CSIS dengan organisasi fundamentalis Katolik bernama Kasebul [kaderisasi sebulan] yang didirikan oleh Pater Beek, SJ.
Nasib Jokowi Bakal Sama Seperti MH370
Pemilihan Umum (Pemilu) seolah menjadi gula-gula bagi semut industri survei dan pengamat politik yang kian menjamur. Rakyat sebagai inti demokrasi kebingungan sebab peranan lembaga-lembaga tersebut, meskipun tidak semua, telah melampaui otoritasnya dengan menjelma menjadi “biro jodoh” Capres dan Cawapres, sedangkan pengamatnya menjadi “juru nikah” dengan menyodorkan “nama” cawapres tertentu.
Lembaga survei dan pengamat yang dikritik, pada pemilu 2014 ini, utamanya mereka yang ngeblok pada calon wakil presiden (Cawapres) pengusaha, mempunyai dana besar sebab disokong dan dikerumumi konglomerat kakap. Letupan kalimat seperti melacurkan integritas, menyumbat obyektifitas ilmiyah, merekayasa nilai-nilai empiris metode survei dan menggadaikan gelar Master, Phd dalam dan luar negeri demi politik dan uang, membrondong juru ramal elektabilitas politik dan kekuasaan tersebut. Ekspresi dongkol bermunculan darai para petinggi partai utamanya yang berbasis massa Islam, setelah dipendam sekian bulan sebab mereka dianggap mati suri menemui ajalnya pada Pemilu 2014 ditelan elektabilitas Jokowi.
Kritik yang betul-betul menyayat nurani pelaku bisnis survei datang dari Drajat Wibowo (PAN), Romahurmuziy (PPP), beberapa petinggi PKS dan partai lainnya termasuk para intellektual, sebab realitas politik berbicara lain. Angka-angka ajaib pra-Pileg kontras dengan fakta politik, menambah intensitas gunjingan atas embaga-lembaga tersebut di ruang publik. Mereka yang dituding survei bayaran menjadi musuh bersama sebab dianggap mengumbar angka-angka magic yang muncul entah dari mana rimbanya.
MASIH PERCAYA DENGAN DAGELAN LEMBAGA SURVEY?
Beberapa hari setelah Pemilu legislatif dilaksanakan, tepatnya tanggal 11 April 2014 kompas.com menayangkan berita dan tulisan yang menarik. Berita atau artikel tersebut terkait pelaksanaan survey oleh beberapa lembaga survey terkait pilihan masyarakat untuk mencoblos partai tertentu. Survey sendiri dilaksanakan beberapa hari sebelum pemilu tanggal 9 April 2014 itu dilaksanakan.
Pada artikel itu ada empat lembaga survey yang dikutip kompas.com dari rekannya sesama portal online yaitu tribunnews.com. Adapun lembaga survey tersebut Lembaga Survei Jakarta (LSJ), Indonesia Research Centre (IRC), Lembaga Klimatologi Politik (LKP) dan Indonesia Network Elections Survei (INES).
Adapun hasil dari survei itu diperoleh hasil sebagai berikut :
Sabtu, 08 Februari 2014
INTERVIEW KERJA
Boss: Kamu sudah punya rumah atau belum?
Pelamar: Belum
Boss: Kamu gak bisa diterima di sini
Pelamar: Lho kok begitu..?
Boss: Nanti kamu pasti ngajuin utang ke perusahaan..
Pelamar: Ah.. gak kok, sebenarnya orang tua saya sudah kaya raya..
Boss: Ooo.. malah lebih gak diterima..
Pelamar: Lho kok..?
Boss: Nanti kamu kerja cuma buat hiburan, cuma buat habisin suntuk aja!
Kamis, 30 Januari 2014
5 Tahun Lalu, Ini yang Dilakukan para Caleg Gagal
SELANG dua bulan ke depan, Indonesia akan menggelar pemilu 2014. Seperti kita ketahui, untuk jadi wakil (sebagian) rakyat butuh modal besar. Harapannya, tentu saja, setelah terpilih, modal itu bisa balik lagi.
Nah, lima tahun silam, ada banyak caleg stress gara-gara gagal tak terpilih pada pemilu legislatif di bulan April tahun 2009 itu. Berikut adalah sebagian data tentang caleg tak terpilih dan kemudian jadi stres. Daftar nama dan info diambil dari berbagai sumber media cetak maupun online.
- Caleg SK di Dapil I Kabupaten Sumbawa menarik kembali bantuan sebuah mesin genset yang disumbangkannya ke mesjid. Selain itu, ia juga menarik bantuan dana sebesar Rp 1 juta yang disumbangkannya ke dua mushallah.
Jumat, 24 Januari 2014
8 Kesalahan Penyebab Banjir Versi Jokowi Ahok
Jokowi tidak mungkin bersalah dalam banjir Jakarta. Berikut adalah deretan beritanya :
1. Jakarta Utara Banjir, Salah Penjaga Pintu Air
http://jakarta.okezone.com/read/2014/01/17/500/927758/jakarta-utara-banjir-ahok-salahkan-penjaga-pintu-air