Tampilkan postingan dengan label capres. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label capres. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Mei 2014

Kisah Siti Nurbaya ala Jokowi-JK

sitinurbaya_Jokowi-JKDatuk


SITI Nurbaya adalah anak Baginda Sulaiman, seorang saudagar kaya. Sedangkan Samsul Bahri, adalah anak Penghulu Sutan Mahmud. Keduanya adalah orang Padang yang memang sudah akrab sejak kecil karena tinggal bertetangga.


Ketika dewasa, rasa cinta keduanya pun tumbuh, sehingga sama-sama sepi dan rindu ketika harus berpisah. Terlebih karena Samsul Bahri harus melanjutkan sekolah ke Jakarta.

Analisa Komentar Tes Kejiwaan Jokowi oleh Psikolog @estiningsihdwi


  • Saya sebenarnya sudah tidak sampai hati mau nguliti pak @jokowi_do2

  • Tapi karena beliau adalah calon pemimpin. Saya rakyat, merasa berhak untuk urun suara. Ini tentang test kejiwaan ~> http://t.co/o5LcKsTK2h

  • Ini komentar pak @jokowi_do2 dan pak @Pak_JK 


Rabu, 21 Mei 2014

Hukum Meng-ghibahi (calon) Pemimpin

image



Oleh Ustadz Abduh Z


ulfidar Akaha
Dalam kitab Riyadhush Shalihi , bab ghibah, imam An-Nawawi menyebutkan enam kriteria Ghibah yang dibolehkan. Di antaranya, yang nomor empat yaitu;
ﺗﺤﺬﻳﺮ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮ ﻭﻧﺼﻴﺤﺘﻬﻢ
"Mengingatkan kaum muslimin dari suatu keburukan dan memberikan nasehat kepada mereka (agar tidak terjerumus pada keburukan tersebut)"

Masuk dalam bab ini adalah: boleh menyebutkan kekurangan seorang perawi (periwayat hadits -red) menurut ijma' kaum muslimin. Bahkan imam An-Nawawi mengatakan ini wajib, karena dibutuhkan.
Selain itu, juga boleh menyebutkan kekurangan calon suami atau istri, agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.


Senin, 19 Mei 2014

Dengan Teknologi ELA, Akta Nikah Jokowi Diragukan Keasliannya

[caption id="" align="alignnone" width="680" caption="Akta Nikah Jokowi Palsu"]image[/caption]



Pengecekan Keaslian Foto Digital dengan Teknik ELA (Error Level Analysis)
Sekarang jamannya kampanye parpol, untuk menjelekkan lawan, di forum-forum biasanya menggunakan foto editan, emang ada yang lucu, dan menghibur, ada yang fitnah dan bahkan nggak lucu sama sekali.
Kadang kita bertanya-tanya apakah benar ini file-nya asli? di sebuah file image digital, biasanya disisipkan beberapa informasi, istilahnya "Roy Suryo" sang penganalisa gambar porno dulu, untuk mengecek harus ada metadata, eh di jaman sekarang beda, metadata pun bisa dimanipulasi, jadi gampang dirubah atau dikosongin. (yang dulu pernah ikut milis "Kampung Gajah" atau id-gmail pasti tau tingkah Roy Suryo dengan "karakter asinan-nya")

Kamis, 15 Mei 2014

Kisah Cuti Seorang Jokowi

Sebelum memulai tulisan ini, saya ingin menyatakan bahwa artikel saya ini bukan dibuat oleh tim. In Sya Allah karya ini asli, bukan kebohongan intelektualitas demi popularitas.

Memang, akhir-akhir ini agak sulit memastikan keaslian sebuah artikel opini. Bisa jadi, orang yang mengaku sebagai penulis hanya menyampaikan pokok-pokok pikirannya saja, sedangkan timlah yang merumuskan kata-katanya. Saya ulangi sekali lagi, tulisan ini adalah karya yang ditulis sendiri. Banyak waktu untuk merumuskan tulisan ini, kendati saya belum dalam masa cuti.

Rabu, 14 Mei 2014

Tersandung Korupsi TransJakarta, Jokowi Bisa Batal Nyapres

UdarPristono

Kasus dugaan korupsi pengadaan bus TransJakarta tampaknya sulit untuk dilepaskan dari nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Karena, pada Selasa ini (13/5), mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono membantah keterlibatan Michael Bimo Putranto dalam pengadaan bus tersebut.

"Saya kenal Pak Bimo ketika di Balaikota. Ketika itu, Bimo dan orang Kopaja mau menghadap Pak Jokowi. Tapi, karena Pak Jokowi mau keluar, beliau diarahkan bertemu dengan saya," ujar Udar Pristono, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi bus Transjakarta oleh Kejaksaan Agung. Udar menjelaskan, Bimo waktu itu ingin mendatangkan pelanggan ke Blok G Tanah Abang. Dia ingin kasih karyawannya kupon agar belanja di sana. "Bohong itu kalau ada yang bilang Bimo terlibat, Bimo itu orangnya sopan dan lugu," ujar Udar Pristono di Balaikota.

Senin, 05 Mei 2014

Detikcom Hancurkan Pilar Keempat Demokrasi

[caption id="" align="alignnone" width="540" caption="masawep.wordpress.com"]image[/caption]



Detik.com kembali memantik protes dari pembacanya. Pasalnya, dalam pemberitaan tentang penghargaan dari Bappenas, Rabu (30/4), portal berita terpopuler di Indonesia itu terkesan terlalu tendensius dengan penyebutan Gubernur dari PDIP di judul berita. Padahal ia hanya mendapatkan kategori B (baik) Anugerah Pangripa Nusantara Utama dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN).

“Ganjar, Jokowi dan 5 Gubernur Lain Raih Penghargaan dari Bappenas,” demikian judul berita tersebut.

Jumat, 02 Mei 2014

Mantan & Calon Presiden dari Partai Merah Yang Mengaku Pro Rakyat Malah Jadi Bahan Tertawaan Buruh

image



Nama mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo tak lagi seharum dulu. Dalam aksi unjukrasa buruh di depan Istana Negara, dua nama tokoh PDI Perjuangan itu justru disindir habis-habisan oleh para buruh.

Megawati dianggap sebagai presiden yang bermurah hati menjual aset negara pada bangsa lain. Sindiran-sindiran ini berupa aksi teatrikal yang dilakukan di atas sebuah mobil bak terbuka depan Istana Negara, Jakarta, Kamis, (1/5).

Kamis, 01 Mei 2014

Ngelesnya Jokowi Soal Tipu-tipu Mobil Esemka

image



Jokowi membantah menggunakan mobil nasional Esemka sebagai pencitraan. Dia menerangkan, karena tugasnya saat menjabat sebagai Walikota Solo telah usai saat mobil nasional Esemka menjadi perusahaan.

Jokowi menambahkan, tugas utama Pemerintah Kota (Pemkot) Solo saat itu hanya melakukan penelitian dasar. Sedangkan untuk uji emisi, dia mengungkapkan, mobil nasional Esemka telah berhasil melewatinya.

Kamis, 24 April 2014

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 4 - selesai)

image



Bangkitnya Islam politik tentu saja dianggap sebagai ancaman. Sepanjang Pemilu Orde Baru, perolehan suara partai Islam dalam Pemilu 2014 adalah yang terbesar. Suara PKB, PAN, PKS, PPP dan PBB bila digabungkan mengungguli partai-partai yang lain. Tentu saja yang dianggap yang paling berbahaya adalah PKS. Sebelum Pemilu, PKS sudah dikesankan oleh berbagai lembaga survei [termasuk CSIS] tidak akan lolos ke Senayan. Senyatanya mereka masih memperoleh suara 7 persen—yang bisa jadi jumlah kursinya bisa menduduki peringkat ke empat di Senayan.

Pendukung Jokowi Katolik Fundamentalis? (Bagian 3)

image

Manuver CSIS lewat Jakob ini tentu membuat resah kubu James Riyadi. Pasca pertemuan tersebut media dalam kendali James Riyadi mulai mengungkit-ungkit peranan CSIS sebagai lembaga yang pada era Soeharto ikut mengebiri PDI. Megawati diingatkan tentang fakta itu. Tujuan akhirnya tentu saja agar Mega dan Jokowi menjauh dari CSIS sehingga James Riyadi bisa dominan lagi.
Tapi jangan sampai dilupakan bahwa kubu CSIS/Jusuf Wanandi mempunyai koran The Jakarta Post, sebuah koran berbahasa Inggris yang cukup berwibawa, yang bisa melakukan serangan balik.

Nasib Jokowi Bakal Sama Seperti MH370

jokowi stress


Pemilihan Umum (Pemilu) seolah menjadi gula-gula bagi semut industri survei dan pengamat politik yang kian menjamur. Rakyat sebagai inti demokrasi kebingungan sebab peranan lembaga-lembaga tersebut, meskipun tidak semua, telah melampaui otoritasnya dengan menjelma menjadi “biro jodoh” Capres dan Cawapres, sedangkan pengamatnya menjadi “juru nikah” dengan menyodorkan “nama” cawapres tertentu.


Lembaga survei dan pengamat yang dikritik, pada pemilu 2014 ini, utamanya mereka yang ngeblok pada calon wakil presiden (Cawapres) pengusaha, mempunyai dana besar sebab disokong dan dikerumumi konglomerat kakap. Letupan kalimat seperti melacurkan integritas, menyumbat obyektifitas ilmiyah, merekayasa nilai-nilai empiris metode survei dan menggadaikan gelar Master, Phd dalam dan luar negeri  demi politik dan uang, membrondong juru ramal elektabilitas politik dan kekuasaan tersebut. Ekspresi dongkol bermunculan darai para petinggi partai utamanya yang berbasis massa Islam, setelah dipendam sekian bulan sebab mereka dianggap mati suri menemui ajalnya pada Pemilu 2014 ditelan elektabilitas Jokowi.


Kritik yang betul-betul menyayat nurani pelaku bisnis survei datang dari Drajat Wibowo (PAN), Romahurmuziy (PPP), beberapa petinggi PKS dan partai lainnya termasuk para intellektual, sebab realitas politik berbicara lain. Angka-angka ajaib pra-Pileg kontras dengan fakta politik, menambah intensitas gunjingan atas embaga-lembaga tersebut di ruang publik. Mereka yang dituding survei bayaran menjadi musuh bersama sebab dianggap mengumbar angka-angka magic yang muncul entah dari mana rimbanya.